Sabtu, 06 Mei 2017

MAKALAH FISIKA: PEMANASAN GLOBAL TERHADAP LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MANUSIA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Global warming atau yang sering dikenal dengan istilah pemanasan global, merupakan suatu masalah yang banyak menjadi pemberitaan hangat melalui media massa, baik cetak maupun elektronik tentang peristiwa alam yang sering terjadi. Peristiwa tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah NKRI, bahkan di belahan dunia.
Pemanasan global adalah peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di permukaan bumi sebagai dampak dari efek rumah kaca. Pada tahun 1966, IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) atau Panel Antarpemerintah mengenai Perubahan Iklim menyatakan bahwa suhu rata-rata Bumi telah meningkat 0,3 hingga 0,6°C, dan permukaan laut naik 10 hingga 25 cm selama beberapa tahun terakhir. Peningkatan suhu inilah yang disebut dengan pemanasan global.
Salah satu penyebab pemanasan global adalah banyaknya perindustrian yang berdiri di berbagai negara. Di mana, pada zaman modern dengan teknologi yang canggih, banyak dijumpai industri-industri yang bergerak di berbagai bidang. Industri yang bergerak dalam skala besar maupun kecil tersebut dijadikan sebagai penyangga ekonomi terbesar bagi rakyatnya. Pada dasarnya, industry memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perekonomian dunia yang selalu mengalami perubahan.
Contohnya adalah Indonesia, dengan adanya perindustrian skala kecil maupun besar, kiranya dapat menjadi penopang ekonomi bagi rakyat, serta dapat mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. Selain hal itu, juga terdapat dampak negative dari banyaknya perindustrian yang berdiri hampir di seluruh dunia, yaitu terjadinya pencemaran air, udara, tanah, ataupun suara.
Seperti keadaansekarang, kegiatan industri yang didominasi oleh pabrik-pabrik besar yang berproduksi setiap hari dengan sisa hasil pembakaran bahan bakar fosil berupa gas-gas seperti CO2, dan NO2 yang menimbulkan dampak yang besar terhadap perubahan iklim dunia.
Gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil misalnya minyak bumi, menjadi penyumbang terbesar terjadinya pencemaran udara. Sekitar 50% gas CO2 yang dilepaskan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dapat menyebabkan perubahan iklim dunia yang ekstrim.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), yaitu sebuah kelompok peneliti yang mengamati tentang hal yang berkaitan dengan perubahan iklim menyatakan bahwa manusia merupakan ‘penyebab dominan’ pemanasan global yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini akan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi makhluk hidup di muka bumi.
Sesuai dengan yang telah dipaparkan di atas, makalah ini akan membahas mengenai pemanasan global. Mulai dari mekanisme efek rumah kaca, hingga dampak dan solusi pencegahan yang dapat dilakukan.
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini adalah:
1.      Bagaimana pengaruh berkembangnya sektor industri terhadap pemanasan global?
2.      Bagaimana dampak adanya pemanasan global terhadap lingkungan dan kesehatan manusia?
3.      Bagaimana solusi untuk meminimalkan pemanasan global?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengaruh sektor industri terhadap pemanasan global.
2.      Untuk mengetahui dampak pemanasan global terhadap lingkungan dan kesehatanmanusia.
3.      Untuk mengetahui solusi untuk meminimalisir pemanasan global.

1.4  Manfaat Penulisan
Kiranya penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan pemanasan global, dapat dijadikan sebagai himbauan, masukan, dan kesadaran kepada masyarakat modern akan pentingnya menjaga bumi dan lingkungannya dari berbagai dampak yang ditimbulkan oleh adanya pemanasan global. Serta, dapat menerapkan solusi-solusi yang diberikan di dalam kehidupan sehari-hari.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Sektor Industri dan Pemanasan Global
Dewasa ini dunia sedang marak membicarakan isu perubahan iklim yang terjadi di bumi.  Perubahan iklim di dunia sejalan dengan pemanasan global yang terjadi akibat adanya aktivitas  manusia di seluruh dunia.  Aktivitas manusia yang paling dominan adalah kegiatan industri. Kegiatan industri merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global, karena kegiatan industri merupakan salah satu pemasok gas karbon dioksida sisa hasil pembakaran bahan bakar fosil ke udara yang terbesar dan lambat laun akan berdampak dan akan merusak lapisan ozon yang merupakan lapisan pelindung bumi dari paparan sinar ultraviolet.
Perkembangan sektor industri di berbagai dunia seperti banyaknya program prioritas yang dilakukan pemerintah untuk lebih mengembangkan dunia industri. Secara ekonomi, dengan adanya perkembangan di dunia industri, dapat terbukanya lapangan pekerjaan, sehingga terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Lambat laun tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran akan berkurang.
Namun, dibalik itu, dapat membahayakan kondisi bumi akibat perubahan iklim yang drastis. Banyaknya pencemaran udara, air, tanah ataupun suara sebagai akses negatif dari proses produksi. Lahan pertanian atau hutan-hutan semakin berkurang untuk pembangunan pabrik.  Hal ini akan mengurangi persediaan oksigen dan semakin banyaknya gas karbon dioksida yang  terkumpul di atmosfer. Sehingga memicu perubahan iklim dan cuaca yang pada akhirnya akan merujuk pada pemanasan global.
Selain itu, hujan asam yang timbul akibat adanya pencemaran dari gas-gas beracun yang tersebar di udara oleh pabrik-pabrik tersebut dapat merusak tanaman dan tanah, sehingga hasil yang didapat kurang baik bahkan sangat tidak bagus jika dikonsumsi oleh manusia.
Pemanasan global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyelimuti bumi dan memerangkap panas. Kenaikan suhu ini dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan an kelangsungan makhluk hidup di bumi. 

2.2  Mekanisme Pemanasan Global oleh Gas Rumah Kaca
Dalam laporan oleh panel iklim PBB, meyakini bahwa manusia adalah ‘penyebab dominan’ pemanasan global yang terjadi sejak tahun 1950an. Hal ini dibuktikan dengan bukti-bukti fisik di balik perubahan iklim. Pemanasan global terjadi sebagai dampak dari efek rumah kaca (greenhouse effect).
Pada awalnya, matahari memancarkan gelombang pendek seperti sinar ultraviolet (Sinar UV) dan cahaya tampak, sedangkan sumber dingin memancarkan gelombang panjang, yaitu sinar inframerah (sinar IM).
Kaca merupakan benda transparan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak, tetapi tidak dapat ditembus oleh ultraviolet dan inframerah. Kaca bertindak seperti katup satu arah. Kaca meloloskan cahaya tampak untuk masuk,  tetapi menahan sinar inframerah, sehingga sinar inframerah tidak dapat keluar.  Di dalam rumah kaca, sinar ultraviolet masuk melalui atap kaca dan diserap oleh tanah dan tumbuhan di dalamnya. Ketika tanah dan tumbuhan memancarkan sinar inframerah, energy sinar inframerah tersebut tidak dapat keluar melalui kaca. Akibatnya, sinar inframerah terperangkap di dalam rumah kaca, sehingga rumah kaca tetap hangat dan tumbuhan dapat hidup di dalamnya. Proses pemanasan inilah yang disebut dengan efek rumah kaca.
Atmosfer bumi memiliki gas-gas yang bekerja seperti rumah kaca, misalnya karbondioksida (CO2), klorofluorokarbon (CFC), metana (CH4), dan nitrogen oksida (NO2). Gas-gas tersebut disebut gas rumah kaca, karena meloloskan sinar matahari untuk masuk ke atmosfer tetapi menahan energi inframerah yang dilepaskan kembali oleh permukaan bumi.
Jadi, gas rumah kaca tersebut akan menyerap dan memancarkan sebagian besar sinar inframerah kembali ke permukaan bumi. Hal ini yang menyebabkan radiasi inframerah tidak dapat meninggalkan bumi, sehingga menghangatkan Bumi. Efek rumah kaca ini menguntungkan, karena tanpa efek rumah kaca ini, suhu rata-rata bumi adalah -18°C. Jika suhu bumi serendah ini, bumi tidak dapat didiami oleh makhluk hidup. Sehingga dengan adanya efek rumah kaca bumi menjadi lebih hangat, dan dapat didiami oleh makhluk hidup.
Akan tetapi, akibat jumlah gas rumah kaca yang berlebih di atmosfer, gas-gas tersebut akan menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi secara berulang-ulang, akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal ini dapat menyebabkan suhu rata-rata di Bumi terus meningkat, sehingga menimbulkan perubahan iklim yang memicu pemanasan global.

2.3  Dampak Pemanasan Global
A.    Terhadap Lingkungan
Pemanasan global memiliki dampak yang nyata terhadap lingkungan. Selain dapat menyebabkan suhu bumi meningkat, pemanasan global juga dapat mengubah iklim dunia, yang selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di bumi. Beberapa dampak pemanasan global terhadap lingkungan adalah sebagai berikut.
·         Es di Kutub Utara (Artik) dan di Kutub Selatan (Antartika) mencair sehingga menyebabkan permukaan laut naik. Keanikan ini akan menyebabkan daerah-daerah pantai dan daerah dataran rendah akan tergenang.
·         Kenaikan suhu akan mengubah curah hujan dan aliran air. Perubahan ini akan mempengaruhi distribusi sumber air dunia sehingga mempengaruhi sistem pertanian yang bergantung pada sungai. Contohnya, kenaikan suhu bumi sebesar 2°C akan mengurangi curah hujan sebesar 10% di daerah pertanian dapat mengurangi aliran sungai sampai 50% atau lebih. Kurangnya hujan akan menyebabkan sawah mengering. Sementara itu, di tempat yang memiliki curah hujan yang sangat tinggi akan meningkatkan aliran sungai yang dapat menyebabkan banjir.
·         Naiknya suhu akibat efek rumah kaca yang berlebih dapat menyebabkan beberapa hewan dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup. Sehingga ditakutkan akan mengancam ekosistem laut.
·         Perubahan pola iklim dan cuaca, antara lain:
1)      Angin topan terjadi lebih sering dan lebih kuat karena suhu lautan lebih tinggi.
2)      Pergeseran pada jalur badai siklon dalam skala besar, yang akan membawa dampak distribusi hujan dan terjadi badai-badai yang hebat, termasuk tornado.
3)      Meningkatnya gelombang panas dan musim kemarau. Sehingga banyak terjadinya kebakaran. Maraknya kebakaran hutan akan menimbulkan kekeringan dan juga kabut asap.
B.     Terhadap Kesehatan Manusia
Selain berdampak terhadap lingkungan, pemanasan global juga berdampak terhadap kesehatan manusia. Berikut ini merupakan beberapa contoh yang menunjukkan bahwa suhu bumi yang semakin meningkat dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
·         Suhu yang lebih panas akan meningkatkan angka kematian. Contohnya, semakin banyak orang yang terkena serangan jantung. Hal ini dikarenakan karena jantung harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan suhu tubuh tetap dingin pada cuaca yang panas.
·         Keletihan dan beberapa masalah pernapasan meningkat. Contohnya, pada bulan Juli 1995 lebih dari 700 orang meninggal di Chicago, Amerika Serikat, karena gelombang panas yang suhunya lebih dari 32°C pada siang dan malam hari. Kasus lainnya terjadi pada musim panas Eropa pada tahun 2003, dimana tercatat sekitar 35.000 orang meninggal dunia.
·         Suhu udara yang tinggi meningkatkan konsentrasi ozon pada level tanah, yang dapat melukai jaringan paru-paru. Meningkatnya suhu bumi akan semakin meningkatkan insidensi penyakit alergi (hipersensitivitas) karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, sporamoid, dan serbuk sari tanaman. Selain alergi juga memungkinkan banyaknya penyakit pernapasan, seperti asma.
·         Wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah tropis semakin meluas dan kemungkinan dapat berpindah tempat ke daerah yang dulunya dingin dan subtropis. Membuat meratanya penyakit tertentu di seluruh dunia, misalnya penyakit malaria, demam berdarah (DBD), dan ensefalitis.
·         Meningkatnya suhu bumi akan meningkatkan risiko terjadinya kematian akibat stress panas (heatstroke) pada manusia. Seperti pada kasus musim haji di Saudi Arabia yang kebetulan bersamaan dengan terjadinya musim panas di wilayah benua Afrika.
·         Munculnya berbagai penyakit baru yag tidak diketahui sebelumnya dan belum ada obatnya, seperti SARS, aviant influenza (flu burung), aviant malaria, berbagai macam flu yang mematikan, atau bahkan Ebola. Jika berbagai wabah penyakit ini muncul secara mendadak seperti yang terjadi pada tahun 1918 saat influenza muncul di dunia, sekitar 40 juta orang meninggal. Dengan demikian populasi penduduk dunia terancam punah, apalagi di era globalisasi dimana orang dapat berpindah atau bermigrasi dari satu negara ke negara lainnya tanpa mengenal ruang dan waktu, maka penyebaran berbagai wabah penyakit akan semakin sulit untuk dikendalikan.
Selain paparan di atas, National Institues of Health (NIH) telah menguraikan kategori konsekuensi dari perubahan iklim bagi kesehatan manusia. Beberapa penyakit yang ditimbulkan dari efek pemanasan global ini adalah asma, penyakit pernapasan, kanker, penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit bawaan makanan dan gizi, penyakit saraf, penyakit zoonosis (infeksi yang ditularkan antara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya), penyakit yang ditularkan melalui air, dan pernyataan tentang suatu penyakit terkait cuaca.

2.4  Solusi dalam Meminimalkan Pemanasan Global
Pemanasan global sangat berdampak bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak dampak yang ditimbulkan akibat pemanasan global. Pemanasan global dapat diminimalkan dari manusia itu sendiri sebagai pelestari alam. Keberhasilan solusi pemanasan global tidak terlepas dari peraturan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam mengurangi dampak pemanasan global. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi dampak pemanasan global.
2.3.1        Konservasi atau Pelestarian Lingkungan
Konservasi atau pelestarian lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon kembali (reboisasi) dan penghijauan di lahan-lahan kritis. Tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis, dalam proses ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Sehingga akumulasi gas-gas karbon dioksida di atmosfer dapat dikurangi.
2.3.2        Mengurangi Penggunaan Energi Bahan Bakar Fosil
Penggunaan energi bahan bakar fosil menghasilkan gas emisi yang dapat meningkatkan efek rumah kaca, seperti CO2. Jika hal ini terus-menerus dilakukan dalam jangka panjang akan berdampak pada atmosfer bumi dan juga kesehatan manusia. Penggunaan ini dapat dikurangi dengan mengganti sumber energi dengan sumber energi alternatif yang lebih aman dari emisi gas-gas rumah kaca. Misalnya energi matahari, air, angin, bioenergi, dan energi geothermal. Di harapkan, pada daerah tropis yang kaya akan energi matahari muncul teknologi yang mampu menerapkan energi ini. Misalnya dengan mobil tenaga surya, atau listrik tenaga surya.
2.3.3        Hemat Listrik
Eenergi listrik yang digunakan sebagian besar adalah hasil pembakaran dari minyak bumi dan batu bara, dimana hasil pembakaran tersebut akan menghasilkan gas-gas rumah kaca. Apabila terjadinya pemborosan listrik, penggunaan pembangkit listrik akan selalu meningkat. Penggunaan pembangkit listrik bahan bakar fosil membuat semakin banyaknya pelepasan gas-gas rumah kaca yang akan meningkatkan peningkatan suhu dunia. Oleh karena itu, perlu lebih diterapkan konsep hemat listrik. Karena masih banyak pemborosan listrik. Misalnyamenyalanya lampu-lampu jalan pada siang hari, air yang dibiarkan menyala walaupun sudah penuh, lampu rumah yang menyala walaupun tidak ada penghuninya, dan lain-lain.
2.3.4        Cerdas dalam Berkendara
Penggunaan bahan bakar dapat menyebabkan polusi atau pencemaran udara. Hasil dari penggunaan bahan bakar seperti gas karbon dioksida dan  gas karbon monoksida dapat membahayakan kesehatan, serta dapat meningkatkan gejala pemanasan global akibat efek rumah kaca. Hal ini juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang tidak dibarengi dengan infrastrukur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak kepada pemanasan global, kemacetan juga terjadi. Oleh karena itu, sebagai pengguna jalan harus bisa menjadi pengendara yang cerdas. Jika, Anda memiliki kantor atau sekolah yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau bersepeda, maka itu lebih baik dilakukan dengan jalan kaki atau bersepeda. Hal itu dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara. Dianjurkan juga untuk bepergian dengan transportasi massal atau angkutan umum. Selain dapat mengurangi kemacetan serta polusi udara, juga dapat menunjang perekonomian.
2.3.5        Peran Pendidikan dalam Memberikan Pemahaman dan Penerapan Prinsip-Prinsip.
a.      Peran manusia
Manusia dapat berperan sebagai pengguna, perusak dan juga pelestari alam. Manusia harus diberi kesadaran akan pentingnya alam bagi kehidupannya. Alam memiliki keterbatasan dibanding kemampuan manusia dalam mengeksploatasi alam. Manusia memanfaatkan alam guna memperoleh sumber makanan dan kebutuhan sosial lainnya. Akan tetapi, disadari atau tidak, tindakannya dapat  berakibat fatal bagi kerusakan faktor-faktor ekologis. Oleh karena itu, manusia harus menyadari bahwa ia dan perilakunya adalah bagian dari alam yang saling mempengaruhi.
b.      Penegakan hukum
Pelanggaran atas tindakan manusia yang merusak lingkungan harus mendapat ganjaran yang setimpal. Penegakan hukum lingkungan menjadi bagian yang penting guna menjaga kelestarian lingkungan, dan memberi efek jera bagi yang melanggar. Penegakan hukum juga diharuskan tidak memandang strata sosial masyarakat yang bersangkutan. Bagi yang memiliki pemahanan yang lebih baik terhadap lingkungan hidup (berpendidikan) hendaknya dapat memberi contoh dan sikap yang baik kepada masyarakat. Misalnya, kasus aparat pemerintah dibalik kerusakan hutan dengan memberikan modal maupun perlindungan bagi perusak hutan. Oleh karena itu, hukum harus ditegakkan tanpa adanya ‘pandang bulu’.
c.       Keterpaduan
Seluruh elemen masyarakat harus mendukung upaya pelestarian lingkungan dan sumber daya alam. Upaya ini harus dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor. Misalnya, untuk mengatasi emisi gas-gas rumah kaca akibat peningkatan jumlah kendaraan di Kota Jakarta, harus diatasi secara bersama dengan daerah sekitarnya, seperti Kota Bogor, Depok, Bekasi, dan Tanggerang. Karena pekerja yang menggunakan kendaraan bermotor setiap harinya masuk ke Kota Jakarta bermukim di kota tersebut. Kasus lain seperti, kasus mengatasi banjir di Gorontalo. Hal tersebut tidak dapat diatasi dengan perbaikan fasilitas lingkungan dan membinma kesadaran penduduk kota saja, tetapi secara menyeluruh dengan masyarakat di wilayah lain seperti di daerah hulu dan daerah aliran air (DAS) yang memberi kontribusi besar terhadap bencana banjir. Masyarakat dan pemerintah daerah terdekat seperti Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten  Gorontalo juga turut bertanggung jawab dalam upaya penanggulangan banjir di Kota Gorontalo.
d.      Mengubah pola pikir dan sikap
Sikap dan perilaku manusia terhadap alam cepat atau lambat dapat memberi dampak terhadap lingkungannya. Peduli terhadap lingkungan pada dasarnya merupakan sikap dan perilaku bawaan manusia. Akan tetapi munculnya ketidakpedulian terhadap lingkungan merupakan pikiran atau persepsi yang berbeda-beda ketika manusia berhadapan dengan masalah lingkungan. Sehingga, sikap itulah yang seharusnya diubah. Manusia harus memandang bahwa dirinya adalah bagian dari unsur ekosistem dan lingkungannya. Naluri untuk mempertahankan hidup akan memberi motivasi bagi manusia untuk melestarikan ekosistem dan lingkungannya.
e.       Etika lingkungan
Apapun pemahaman kita tentang lingkungan hidup dan sumber daya, kita harus bersikap dan berperilaku bijaksana dalam kehidupan. Dalam wujud budaya tradisional, kearifan lokal melahrikan etika dan norma kehidupan masyarakat dalam memanfaatkan budaya  yang memiliki etika dan nilai moral terhadap lingkungan alamnya. Maka, konservasi sumber daya alam dan lingkungan menjadi hal yang mutlak. Dalam kehidupan masyarakat yang demikian, hal tersebut akan menjadi pola hidup dan budaya yang dipelihara oleh setiap generasi.







BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:
a.       Pemanasan global adalah peningkatan suhu atau temperatur rata-rata di permukaan bumi sebagai dampak dari efek rumah kaca. efek rumah kaca adalah peristiwa terperangkapnya radiasi inframerah dari permukaan Bumi oleh gas rumah kaca (CO2, CFC, CH4, NO2) sehingga suhu bumi memanas. Efek rumah kaca memiliki manfaat bagi makhluk hidup di Bumi, namun jika terjadi secara berlebihan dapat menaikkan suhu udara secara global sehingga dapat mengubah pola iklim dunia.
b.      Sekitar 50% gas CO2 yang dilepaskan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dapat menyebabkan perubahan iklim dunia yang ekstrim.
c.       Pemanasan global sangat berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Contoh: adanya perubahan pola iklim dan cuaca menyebabkan meningkatnya gelombang panas dan musim kemarau sehingga banyak terjadinya kebakaran yang akan akan menimbulkan kekeringan dan juga kabut asap. Dampak dari kabut asap tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti penyakit pernapasan, asma, hingga meninggal dunia.
d.      Akibat dari sangat berdampaknya pemanasan global terhadap kehidupan bumi dan makhluk hidup, solusi-solusi diberikan untuk meminimalisir dampak pemanasan global.
3.2 Saran
Dari kesimpulan tersebut, maka penulis mencoba mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:
a.       Kiranya sebagai manusia yang memiliki pemahaman yang lebih baik (berpendidikan) dapat memberi contoh atau pendoman yang baik kepada yang masyarakat lainnya. Bukan malah sebaliknya.
b.      Sebagai aparat penegakan hukum, dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tidak pandang bulu terhadap siapapun. Dapat memberikan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya.
c.       Sebagai makhluk sosial yang notebenenya tinggal satu negara, satu kota, satu daerah, seharusnya sama-sama membangun daerah tersebut menjadi lebih baik dan lebih maju agar tercipta kesejahteraan sosial antar rakyatnya.
d.      Kiranya, guru dapat menjadi fasililator yang baik untuk mengenalkan tentang pemanasan global, menyadarkan bahwa pemanasan global sangat berdampak bagi kehidupan dan juga menjadi pedoman atau contoh yang baik bagi siswanya. Untuk siswa, diharapkan dapat lebih aktif dalam mengenal dan menggali tentang pemanasan global serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.













DAFTAR PUSTAKA

Ani Rufaida, S. S. 2013. Fisika Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam untuk
SMA/MA XI. Surakarta : Mediatama

Anonim. 2013. Anomali Bumi Terus Terjadi

Anonim. 2012. Dekade Kritis Aksi Perubahan Iklim.

Anonim. 2013. Laporan IPCC Mengenai Perubahan Iklim.
http://www.hijauku.com/2013/09/28/laporan-ipcc-kini-saatnya-beraksi/, diakses pada 9 April 2017

Anonim. 2017. 2016 Pecahkan Rekor Tahun Terpanas.

Anonim. 2015. Pengertian Pemanasan Global.

Arini, dkk. 2011. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 12, Nomor 2.
http://journals.ums.ac.id, diakses pada 11 April 2017

Bambang. 2008. Seribu Pena Biologi SMP Kelas VII Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga

Elvina. 2012. Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Iklim di Sektor

Magfira. 2011. Dampak Perubahan Iklim Bagi Pertumbuhan

Rafaida, Anis Dyah. 2011. Mengenal Cuaca dan Iklim. Klaten: Cempaka Putih

Rahmi. 2013. Iklim Merupakan Pembatas Utama dalam Pertumbuhan
dan Produksi Tumbuhan. http://02061967.blogspot.co.id/, diakses pada 10 April 2017

Risky. 2012. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pertumbuhan

Suktiyono. 2009. IPA Biologi SMP dan MTs Jilid. Jakarta : Esis.

Sri Hayati, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP
dan MTs Kelas VII. Jakarta : Esis

Sri Hayati, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP
dan MTs Kelas VIII. Jakarta : Esis

Sri Sulasti. 2012. Bilingual Science: Physics for Junior High School Grade IX.
Jakarta: Penerbit Erlangga

Waidatin. 2016. Makalah Pemanasan Global.
           





Tidak ada komentar:

Posting Komentar