Rabu, 11 Desember 2019

Keresahan Hati

Halo semua. 
Selamat pagi. 
Selamat beraktivitas untuk hari ini. 

Menjelang memasuki tahun 2020, hati aku seperti ketar-ketir tidak jelas. Entah memikirkan apa. Tiba-tiba aku bisa yang merasa sedih, galau dan kehilangan. Tiba-tiba aku bisa merasa bahagia dan fine-fine saja. Tiba-tiba aku bisa merasa panik dan ragu akan sesuatu. 

Aku tidak tau, tidak paham bagaimana itu bisa terjadi. Apakah ini salah satu menjadi pendeeasaan diri? Halah, entahlah. Setelah kejadian musma, pikiranku hanya berpatok akan itu. Aku menjadi takut untuk melakukan sesuatu hal. Menjadi ragu untuk bertindak dan berbicara. 

Semua berubah menjadi keraguan semata. 
Semua berubah menjadi ketakutan. 
Semua berubah menjadi kekhawatiran. 

Apakah hal ini wajar? 
Apakah hal ini dapat dikatakan sebagai pendewasaan diri? 
Atau hanya sebagai kekhawatiran dan ketakutan belaka? 

Aku sedih, ingin sekali bercerita dengan seseorang yang percaya penuh terhadap aku. Menyayangi aku. 

Cuman berpikir hal itu. Emang ada? 

Hahaha. Sedih ketika memikirkan hal itu. Aku sadar, bahwa aku di sini, kembali lagi, tidak ada yang benar-benar ada. Tidak ada yang benar-benar sayang. 

Ketika ku memposisikan diriku dengan diri orang lain. Apakah posisi mereka juga memikirkan hal seperti itu? Tentu saja. I never know. Apakah ya atau tidak. 

Aku hanya berdoa yang terbaik untuk kedepannya. Karena aku percaya, bahwa semua akan indah pada waktunya. 

Okay. Sekian curhatan ku di pagi hari ini. Semoga kedepannya akan lebih baik lagi. 
Karena, sepertinya aku merasakan yang namanya sindrom mengantuk 😂. Selamat beraktivitas sayang-sayangku. ❤️

Senin, 09 Desember 2019

Change to be better?

Hai! Apa kabar semuanya? Setelah melalui berbagai rintangan, kesulitan, tantangan, kebencian dan lain halnya, pada akhirnya aku merasakan kesepian lagi. Hidup ini seakan sendiri saja, tanpa adanya orang yang benar-benar menemani. Benarkah seperti itu? Atau hanya sekedar pemikiranku yang pendek ini? We never know. 

Terkadang, memang apa yang kita kerjakan mungkin saja terbilang sia-sia, benarkah? Atau hanya suatu pemikiran negatif saja? Entahlah, memikirkan apa yang orang lain pikirkan tidak pernah akan membuahkan suatu hasil. 

Mendengarkan orang lain terkadang sah-sah saja. Tapi ketika kita berbicara, apakah sah-sah saja ketika kita tidak didengarkan? Melelahkan, pada akhirnya. 

Aku tidak tau, apa inti dari pembahasan ini, yang mana, hari ini situasi hati aku naik dan turun. Sedih, kemudian bahagia, kemudian turun lagi jadi galau, dan terkesan bahagia lagi. Pura-pura kah? Atau mencoba memahami bahwa kita seharusnya bahagia saja. 

Oh, Tuhan.
Ajarkan aku untuk selalu bersyukur. 
Aku juga terkadang bisa capek dengan semua ini.
Terkadang, aku juga ingin menyerah dengan semua ini. 

Memikirkan feedback jangka pendek yang akan didapat, mungkin tidak berakhir sampai disini. Entahlah.. apakah aku akan mendapatkannya nanti di beberapa tahun mendatang? 

Ah, jadi mendapat inspirasi tentang postingan selanjutnya, kayaknya seru kalau ngebahas, "nambah relasi = nambah musuh?" We will try next time. 

Anyway, besok katanya bakalan UAS. Tapi dengan santainya aku belajar cuman segitu saja. Hm, menjadi tanda untuk aku yang jadi malas-malasan lagi. Butuh kembali ke dasarnya, dimana harus konsisten dan berkomitmen untuk mempertahankan nilai, dapat beasiswa, dan organisasi pun jalan.

Oh ya. Diet pun juga harus jalan. Jam tidur dan jam bangun yang kembali konsisten. Olahraga yang teratur, mengurangi minum kopi yang sepertinya perlahan menjadi candu untuk aku juga. 

Pikiran, hati, dan keinginan tidak pernah sinkron emang. 

Ah, membahas permasalahan hidup tidak akan pernah selesai. Tidak cukup hanya dengan postingan belaka. Tapi, setidaknya, dengan adanya ini, aku bisa lebih lega, setidak-tidaknya aku bisa menyalurkan sedikit keluh-kesahku di sini. 

Apapun rintangan, tantangan dan lain halnya di masa mendatang, aku harus bisa. Aku harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Yang bisa menjadi pribadi yang kuat mental, fisik dan batin. Menjadi pribadi yang lebih pembawa sustu aura positif, bukan negatif. Serta menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sekitarku. 

Semoga, semoga dan semoga. 
Segala sesuatunya hanya harapan dan doa.
Realisasinya, sebagaimana usaha itu terjalani. 
Tetap, lakukan yang terbaik. 
I believe that everything will be alright,  will be better really soon. 

Cepatlah sembuh dan pulih, hatiku, perasaanku, dan mentalku. Kita harus bekerja sama untuk keberlangsungan hidup ini. 🌝


Palangkaraya, 9 Desember 2019
24:00 WIB 

Rabu, 04 Desember 2019

Motivasi Kehidupan

Selamat pagi, dunia.
Selamat beraktivitas untuk kita semua. 

Ketika aku membaca postingan blog aku yang sebelumnya, tepat ketika aku menyelesaikan tugasku sebagai pengurus HMJ Periode 2018/2019, aku merasa sedih kembali. Postingan itu biarlah menjadi saksi, dimana aku sangat bersedih, sangat kecewa, dan sangat merasa bersalah akan apa yang telah aku lakukan dan perbuat. 

Hari ini adalah, hari Rabu, 4 Desember 2019. Selamat datang bulan terakhir di 2019. Banyak hal yang aku pelajari selama di tahun 2019 ini. Terimakasih, hingga saat ini aku masih diberikan kekuatan dan kesabaran untuk sampai di titik ini. 

Ada masa dimana aku merasa sangat jenuh, sangat kecewa, sangat sedih, sangat senang, dan perasaan-perasaan lainnya. Semua telah dilalui... Terimakasih. 

Hari ini adalah empat hari setelah kejadian itu. Hal ini menjadi refleksi untuk aku sendiri, untuk menjadi lebih pribadi yang lebih baik lagi. Aku banyak berpikir untuk kedepannya. Aku juga banyak mendapat saran-saran dari teman-teman online ku ataupun teman real lifeku. Kakak-kakak tingkat yang sepemikiran terhadap aku, yang perhatian dengan aku, teman-teman yang masih mendukung aku, terimakasih banyak. 

Aku tidak menyangka, aku masih mempunyai banyak teman dekat yang peduli dengan aku. Semoga kedepannya juga akan seperti itu. 

Untuk teman-teman onlineku, terimakasih banyak juga. Kalian mau mendengarkan keluh kesahku yang sebenarnya tidaklah penting bagi kalian. Aku terharu. Aku merasa disayangi, aku merasa diperhatikan. 

Bukan berarti, aku harus melakukannya kembali, aku harus tetap merubah diri aku sendiri untuk menjadi lebih baik. I can do it. Still. Do the best ❤️. 

Rabu, 4 Desember 2019
8:16 

Sabtu, 30 November 2019

2018/2019

Hari ini adalah hari terakhir aku menjadi pengurus HMJ Akuntansi periode 2018/2019. Aku telah menyelesaikan tanggung jawabku selama ada dalam HMJ. Banyak hal yang dapat aku pelajari di dalamnya dan banyak hal yang membuatku cukup terkejut. 

Di hari terakhir di bulan November ini, benar-benar membuatku seperti orang yang dihilangkan motivasi hidupnya.

Jujur saja, hal ini sangat melelahkan. Sangat menyakitkan hati. Sangat membuatku berpikir segala sesuatunya adalah aku salah. Apa yang aku kerjakan itu adalah sia-sia. Aku gagal. Aku jelek. Aku buruk. Aku tidak bisa menjadi pribadi yang dapat diandalkan. 

Aku sangat lelah. Lelah sekali... Berpikir bahwa untuk apa aku hidup di dunia ini? Ketika dunia saja tidak menerimaku? Kerja kerasku seakan-akan sia-sia. Entah di dunia organisasi ataupun di rumah.

...
...
...

Melelahkan. Apakah ini sudah menjadi jalannya Tuhan? Yang membuatku menjadi seseorang yang kuat dan berlapang dada dengan hal itu? 

...

Jujur saja, aku tidak tau harus berkata apa. Bertindak apa. Karna, aku merasa bahwa semua yang aku lakukan itu salah. 

🙂

Tuhan, tolong saya.

Kamis, 26 September 2019

New Chance

New chance, new life?

Haai! Selamat malam semuanya! Para pembaca yang hm, sok-sokan kayak ada yang baca aja gitu ya wkwk. Anggap aja ada deh! Apa kabar? Aku harap kalian semua dalam keadaan yang baik-baik aja yah!

Hari ini, hari Kamis, 26 September 2019. Tepat pada hari ini, aku mengadakan rapat untuk memperingati kegiatan hari tani Sabtu nanti, dan juga pengumuman penerimaan anggota baru KSPM GIBEI UPR. Wow! How grate i am. Bener-bener diminta Tuhan untuk selalu berkembang ini namanya. Semoga memang benar ini adalah rencana Tuhan dan aku percaya bahwa rencana Tuhan selalu indah pada waktunya 😇.

Firasatku mengatakan bahwa aku akan gagal, karena jujur saja dari wawancara aku sudah banyak blank nya, banyak kacaunya, dan seakan-akan kayak "gak niat". Ga lama dari itu juga, aku dapat kabar dari temenku kalau nilai wawancara ku rendah dibanding temanku yang lain. Sudah makin menciut ini untuk masuk, dan sudah berkecil hati juga. Tapi ternyata, aku bisa diterima sebagai pengurus KSPM GIBEI UPR.

Senang? Ya jelas, senang. Karena, ini adalah organisasi kedua aku setelah masuk HMJ Akuntansi. Sekarang, di semester 3, aku memulai dengan organisasi baru yang mana itu merupakan hal dan akan jadi keluarga baru juga buat aku nantinya. Pasti bakal sibuk dan lebih sibuk dari semester-semester sebelumnya. Dan itulah tantangannya untuk aku, gimana caranya bisa membagi waktu sedemikian rupa untuk bisa menghandle semuanya. Iya! Harus seperti itu supaya kedepannya bisa lebih bijak dalam memanajemen waktu. Terimakasih Tuhan. Sekali lagi, Engkau memberikan aku kesempatan baru dengan orang-orang baru untuk aku yang mau memiliki pemikiran dan wawasan yang baru dan lebih bijak lagi.

Semoga, aku akan selalu konsisten dan bertanggung jawab dalam kedepannya nanti untuk KSPM GIBEI UPR. Ini adalah new challenge buat aku, pembelajaran baru, dan juga keluarga baru. It will be not easy journey. Tapi bukanlah suatu hal yang mustahil untuk tetap bisa maju. I can do it! Do it by love and do the best! 💫

Anyway, next time mau cerita tentang hari yang mendekati ultah aku, dan aku bener-bener bete sama orangtua aku sendiri. But next time ya, itu pun juga kalau niat 😅. Oke deh, besok aku ada kelas pagi dan aku adalah ketua kelasnya, sooo! Lets sleep! 💃 Semoga hari-hari esok dan selamanya adalah hari yang diberkati Tuhan. Have a nice day!

Kamis, 26 September 2019
23:00

Kamis, 19 September 2019

Keluar Dari Zona Nyaman

Setelah selesai makrab, merasakan bagaimana aktifnya dalam kepanitiaan dan lebih mengakrabkan diri juga dengan para anggota organisasi, merupakan suatu hal yang luar biasa bagi aku pribadi. Dan hal tersebut merupakan suatu hal yang baru dalam kehidupan aku. Dan hal tersebut bukanlah suatu hal yang mudah, bergabung, bersosialisasi, dan beradaptasi di dalamnya yang penuh dengan banyak pemikiran, sifat dan pandangan yang berbeda-beda.

Semuanya tentu butuh proses. Butuh perjuangan dan butuh pengorbanan. Semuanya juga telah aku lakukan dengan seikhlas dan sebaik mungkin sebagaimana aku bisa melakukannya. Hal ini merupakan suatu momentum dimana aku bisa keluar dari zona nyaman aku. Membagi waktu antara kuliah dan organisasi merupakan suatu hal yang sulit dan baru untuk aku.

Dan di semester 3 ini, aku benar-benar tidak habis pikir untuk ikut lagi 1 organisasi internal kampus. Iya, i know it'll never be easy for me. Tapi ini lah saatnya untuk aku berusaha bagaimana memanajemen waktu aku. Sekali lagi, aku keluar dari zona nyaman aku sendiri. Disatu sisi, aku cukup mengkhawatirkan segala studi aku. Tapi disisi lain, its my time to do my organization. Jiwa-jiwa bersosialisasi aku, jiwa-jiwa untuk aku memiliki pemikiran yang lebih maju, yang lebih terbuka dengan dunia yang keras, untuk lebih mengerti dan paham mengenai watak dan sifat orang lain. Bagaimana cara menghadapinya. Bagaimana cara mengkontrolnya. Dan lain-lain.

Dan, semua itu merupakan hal yang diluar zona nyaman aku. Dan aku berusaha untuk melakukannya. Walau ini sedikit sulit, tapi kita tidak akan pernah tahu, jika tidak dicoba 🙂.

Besok-besok, mungkin akan ada uploadan mengenai hal yang lain. Dikarenakan yang menulis sudah mengantuk, saatnya saya tidur~

Terimakasih semuanya. Selamat tidur 💘

Kamis, 19 September 2019
23:42

Minggu, 15 September 2019

Perasaan Itu Kembali Hadir

Again, i never thought that my feelings is back again. I tried with my best to forget and dont over thinking about him anymore. Tapi ternyata.. ketika Tuhan telah merencanakan sesuatu yang lain, telah menyediakan rencana yang lain diluar dugaan aku, akhirnya aku merasakan ini lagi.

Bedanya.. ini di dunia nyata. Bukan di dunia game lagi. Sejujurnya, aku nggak tau harus gimana. Karena, tetap saja hal itu tidak memungkinkan.

Aku juga tidak tahu pasti apakah ini benar-benar perasaan suka atau hanya sekedar rasa bersalah? Karena, aku ingat betul sebelum hari H, aku mengacaukan sesuatu yang membuatku sangat merasa bersalah. Sampai aku begitu memikirkan hal tersebut, selalu merasa bersalah dam selalu menatapnya. Mungkin, perasaan itu berawal dari itu. Tapi apakah mungkin? Serasa tidak memungkinkan hal itu terjadi, aku harus ngapain? Tolong, perasaan ini sangatlah tidak karu-karuan, mau cerita tapi bingung banget mau cerita kesiapa. Benar-benar buta dengan hal ini, dan mesti gimana.

Sekali lagi, aku bingung. Dan aku tidak tau harus gimana. :) Mohon hatii, cepatlah pulih, cepatlah seperti semula. Jangan begini, please. 🙂🙂

Minggu, 15 September 2019
Palangkaraya, 0:17

Rabu, 27 Februari 2019

Akhir dari Pejuangan Semester 1

Haai. Apa kabar semuanya? Ku harap kalian dalam keadaan yang baik-baik saja, ya.
Sebenarnya, semester 1 sudah diakhiri pada saat pengumuman nilai UAS. Namun, bagi aku, pengakhiran dari semester 1 itu sendiri adalah sampai masuk aktif lagi di dunia perkuliahan.

Selama kurang lebih 6 bulan menjadi mahasiswa, rasanya tidak semudah yang dipikirkan, dan tidak sesulit yang dipikirkan. Semua bisa jika ingin dan mau untuk belajar dan melakukanya. Menjadi mahasiswa tidak juga sekeren yang di tipi-tipi. Gampang-gampang susah sebenarnya untuk menjadi mahasiswa. Tapi yasudahlah, dijalani dengan sepenuh hati saja. Lakukan yang terbaik. Yakinlah, pasti akan mendapat yang terbaik pula.

Selama disemester 1, aku merasakan kuliah memang benar-benar berbeda dengan sekolah. Kalau kalian sekolah, dari pukul 7 pagi sampai 3 sore berdiam di sekolah, belajar terus-menerus, dan sebagainya. Tapi, kalau kuliah? Hanya di waktu-waktu tertentu. Apalagi kalau dosen tidak masuk. Seakan-akan seperti tidak kuliah deh, karena saking free-nya!

Tapi, memang ada beberapa waktu dimana benar-benar sibuk banget dengan tugas-tugas, UTS, UAS. Beda tipis lah sama sekolah kalau urusan itu. Beda tipisnya ini, tugas kuliah lebih di upgrade. Tugas kuliah sih, biasanya membuat laporan, membuat makalah, resume, tugas-tugas seperti biasa, namun dalam hal jumlah tentunya sangat buanyaakk!

Tanggal 6 Januari kemarin, dilakukan UAS Semester 1. Dan di awal Februari, nilai telah keluar. Tapi... ada suatu permasalahan disaat nilai keluar, yaitu, nilai Pengantar Manajemen belum keluar. (Fyi: aku jurusan akuntansi).

Karena aku tahu sedikit permasalahannya si ketua kelas dengan si dosen pengampu PM, akhirnya, aku mendesak si komti (ketlas) untuk menanyakan nilai dan mempertanyakan kenapa nilai belum juga keluar?

Tidak ada respon yang berarti dari si komti, dan ketika muncul si komti malah ngomong yang ngga-ngga. Dan bilangnya, akan keluar pada tanggal 11 Februari. Pada hari H, nilai belum juga keluar, dan beberapa hari kemudian, terdapat kabar bahwa nilai 1 kelas untuk mata kuliah itu adalah D!

What the hell?

Secara logika, tugas, absen, uts, dan uas telah dijalankan sedemikian rupa, tapi yang didapat adalah D? Are you sure?? Are you kidding me?! Itulah yang patut dipertanyakan. Nilai bisa dibeli dengan uang? Hooo.

beberapa hari kemudian terkuak masalah kenapa nilai bisa D sekelasan. Secara logika mana ada sejarahnya dapat D sekelasan? Gila kali. Taunya karena masalah ketlas sama dosen pengampu. Akhirnya, si dosen bilang ke salah satu temanku untuk menginfokan jika mau merugi dulu uang 4,8jt maka nilai bisa kembali.

Dengan secara cara, akhirnya langkah yang diambil adalah ke rumah orangtuanya yang ada di kampung. Temanku yang tahu rumahnya langsung menuju ke sana. Si dosen dan mamah ketlas berbicara. Dan diputuskan 4,8jt akan dibayarkan. Pada hari itu juga uang dibayarkan dan nilai dikembalikan seperti semula.

Tapi, yang namanya mengubah nilai itu tidak semudah yang dipikirkan. Ada beberapa prosedur yang harus dilalui. Berbagai perbincangan dengan sekjur, kajur, wadek 1, dan sebagainya sudah dibicarakan, namun hasilnya adalah nihil. Nilai tidak bisa diganti semudah itu.

Akhirnya, tanggal 19 Februari, kembali lagi ke rumah dosen pengampu dan meminta penjelasan bagaimana kelanjutannya. Si dosen dengan mudahnya berkata 'ya ditunggu dulu bagaimana keputusan dari jurusan kalian. Wadek 1 sudah memberikan surat secara resmi untuk perubahan nilai, tapi belum ditanggapi secara resmi oleh jurusan. Ya mana bisa, jadi ditunggu dulu tanggapannya secara resmi. Jika memang tidak bisa di ubah, ya kalian ngulang saja di semester ganjil. Toh juga, tadi ada rapat dan katanya semester pendek akan diadakan lagi, juga ada kompensasi nilai yang sejalur. Kalau emang tidak bisa diubah ya kalian berbesar hati saja."

LAAAAHH?

Enak buanget si ibuk dosen ngomongnya.

"Masih 3 sks kok, 3 sks mah dikit aja itu. Toh kan, juga nggak begitu mengaruh ke IP kan?"

.....

Sudah nggak mau bantuin ngurus, menghadap wadek, kajur, sekjur pun mahasiswanya yang menghadap. Bukan dosennya. Pada hari itu, menyerah begitu saja, merelakan dengan nilai D.

Sampai akhirnya ada temanku yang konsul dengan dosen pembimbingnya, dan dosennya berkata "Kalian sudah mengikuti prosedur perkuliahan, kalian punya hak, ini bukan nilai kalian, kenapa kalian diam saja?"

Niatnya si bapak dosen sih bagus ya.... Tapi si bapak dosen nggak mau ngebantuin mahasiswanya maju...

Mengajukan pelaporan ke BEM Fakultas, HIMA Jurusan, BEM Univ.. tapi hasilnya juga nihil. Nggak ada hasil!

Sampai hari Selasa, 26 Februari 2019 kemarin, NILAI BERUBAAAAH!

Ku nggak tahu pasti apa penyebab dari nilai yang berubah itu, entah karena temanku yang katanya melapor ke wartawan dan rektorat, atau hasil dari perjuangan kami ini? Kutidak tahu.

Intinya, melapor ke sana ke mari benar-benar melelahkan. Bukan hal yang sepele untuk hal merubah nilai seperti ini. Baru semester 1 sudah berat begini... Semoga di kedepannya dipermudah.. Amiiinnn.




Rabu, 27 Februari 2019
9:22 PM, Palangkaraya

Minggu, 24 Februari 2019

Menuju Kebaikan atau Keburukan?

Sebenarnya, apa yang aku lakukan saat ini berbuah kebaikan atau keburukan?

Sebenarnya pertanyaan yang salah jika ditujukan untuk para pembacaku. Cuman, kita sebagai manusia selalu berharap yang terbaik atas apa yang kita mau, kan?

Nah seperti itu lah kehidupan.

Ada pasang dan surutnya.
Ada bahagia dan ada sedihnya.
Ada resah dan ada paniknya.
Ada marah dan jengkelnya.
Ada rasa cinta tumbuh, atau bahkan asa rasa benci tertanam.

Tergantung bagaimana kita menjalaninya saja.

Menuju akhir Februari, hidupku sangat dipenuhi dengan dilema-dilema yang membuat aku serasa semua berjalan tidak sesuai dengan rencana.

Dimulai dari nilai Pengantar Manajamen yang lama banget keluar, ditambah dengan nilai manajemen yang keluar 1 kelas jadi D semua akibat ulah ketua kelas yang tidak bertanggungjawab. Lalu hiruk-pikuk pembuatan KRS di hima. Kemudian ditambah dengan mengurus jadwal yang tertabrak.

Haduh! Hidupku memang dipenuhi dengan beberapa hal yang sebenarnya perlu dipertanyakan. Sebenarnya ini menuju kebaikan? Atau malah sebaliknya, menuju keburukan? Ntahlah.

Masalah nilai, awalnya sudah diperjuangkan, namun apalah daya, jurusan tidak menahu urusan itu, sehingga penarikan nilai ditolak.

Sempat menyerah, tapi baru kemarin temanku konsultasi ke dosen pembimbing nya, dan dosen pembimbing tidak menyetujui adanya nilai D, apalagi karena urusan nilai yang tidak "asli" ini.

Akhirnya, hari Senin nanti adalah hari penentuan apakah nilai di acc untuk dirubah atau malah sebaliknya? Aku tidak tahu pasti tentunya. Hanya berusaha yang terbaik.

Masalahnya, ketika nilai ini benar-benar diperjuangkan, berarti harus ada perlawanan. Perlawanan ya tentu saja akan menghasilkan dampak tertentu. ya mending kalau dampaknya baik. Lah kalau buruk?

Mungkin bakal dibenci dosen bagaimana? Kan bahaya. Karena dosen selalu benar. Dan semua nilai ada di tangan dosen.

--

Berhubungan dengan itu, aku beberapa hari yang lalu nyusulin dia, dan sempat mabar beberapa kali lagu sebelum aku brb dan sebelum dia off.

Dengan sok-sokan aku nge-chat dia via line dan dengan PD nya nanya "udah off?" Bego kan! Wkwkwk.

Dari situlah kami mulai chatan lagi dan aku nggak tau sekarang perasaan ku bagaimana. Antara senang, sedih, marah juga ada. Senang bisa chat-an lagi. Sedih karena chat-an nya nggak kayak dulu lagi yang cepet responnya, dan marah juga karena sekarang 'sepertinya' aku bukan jadi prioritas dia lagi.

Simpel nya sih gitu.

Tapi kalau dipikir-pikir, aku nih siapa sih? Bukan siapa-siapa dia. Apa hak aku untuk marah? Apa hak aku untuk jengkel? Apa hak aku buat sedih? Toh udah dibales dia. Hehe.

Sedih yaa! Tapi begitulah faktanya. Kadang fakta tidak seindah dengan ekspektasi.

Kalau sudah seperti ini, aku bertanya-tanya lagi. Apa yang aku lakukan ini, akan kah menuju kebaikan? Atau keburukan?

Niatnya mau cerita tentang si ketua kelas. Tapi gimana ini, aku nggak punya kebebasan untuk telepon dia. Jadi aku juga nggak bisa yang macam-macam. Mau hari Senin, dianya nggak bisa, dan di hari Senin juga, aku mengurus segala hal tentang nilai dan jadwal.

Pusing kan! Wkwkwk.

Aku sebenarnya rindu cerita-cerita dengan dia. Sekalian lah melepas rindu #ehh wkwk. Emang boleh ya? Ngga kan yaa :((

*Halu*

Jadi ntah lah bakal kapan dan gimana cara neleponnya. Yang pasti intinya gitu. Kapan dan dimana bakal nelepon? Hehe.

Aku sudah sakit kepala mikirin nilai dan jadwal. Ditambah dengan dia yang lama balesnya. Hadeh... Yasudah lah, nasibnya seperti ini. Yakin deh selanjutnya ngga bakal gini lagi. Semangaatt!!!

Aku tidur dulu ya. Semoga bertemu di alam mimpi.

Minggu, 24 Februari 2019
Palangkaraya, 0:57

Senin, 18 Februari 2019

Tidak Sengaja Bertemu

Halooo~

Sebenarnya sih, kemarin ya mau updatenya. Tapi, karena mengingat hari ini adalah tanggal 18, dan itu ulangtahun teman sebangku ku dulu waktu SMA, jadi akhirnya aku putuskan untuk mengucapkan ulangtahun dulu dong.

Eh pas upload foto dari arsip Instagram, ada chat yang menarik gitu. Dan ya, jelas aja dong menarik. Chat dari dia wkwk. Dan itu 3 hari baru kenal sama dia, yaitu tanggal 15 April 2018.

Belum nyampe setahun lamanya, udah main hilang aja dong. Tapi jujur aja, sekarang sih udah lumayan membaik. Walaupun membicarkannya, aku nggak yang ketar-ketir banget kayak dulu, nggak sampe mellow banget, nggak sampe uring-uringan. Take it slow aja gitu maksudnya.

--

Berhubung dengan itu, kemarin aku mabar sama anak Palangkaraya si Lucky. Main biasa aja kan, terus sempat beberapa kali DC juga, dan patah-patah. Nggak lama si Farhan anak Rd datang ngajakin beatup. Ya, aku sih oke-oke aja. Pas view, dan mau out, nggak sengaja dong aku ngelihatin orang yang masuk dan itu clubnya dia, CIMERIAN! Lol. Ngakak.

Tapi aku udah out. Nah, karena my sist lagi main di room yang sama, yaudah ku lihatin siapa yang masuk tadi. Dan ofcourse gue nggak salah liat shay! Itu memang club dia. Dan bahkan itu emang dianya! Watdepak hahahahaha.

Aku out dan dia masuk. Nice timing kan. Untung nggak mabar. Mati kutu kalau diajak mabar sama dia. Oficially! Nggak tau mau ngobrol apa kalau sudah ada problem kayak gini.

Akhirnya si Lily doang tuh yang sempet mabar sama dia. Aku waktu main beatup juga DC dan masuk lagi diajakin play normalan sama Farhan Rd. Yowes, aku iyain aja untuk 2x play. Setelahnya si Lucky ngajakin back ke room 5 (yang room tadi dia main). Hmmmm.

Pas aku balik ke room 5 dianya juga out. Wkwk. Sama kayak tadi. Padahal niatnya mau bilangin dia. Tapi telat deh. Tapi ya gapapa. Daripada krik-krik di dalam room yakan. Mending kayak gitu hehe.

Emmm, ngobrolin dia, Lily sempat bilang sama dia kalau aku pengen ngechat dia. Tapi malu, harus di chat duluan katanya. Buduh banget kan? Yaudah deh, aku nggak gimana gitu dengan hal-hal kayak begitu.

Eh ternyata benar di chatnya dong. Dia bilang, "udah di chat li, tapi kok belum dibales?"

Hmmm!

Mau dibales, eh? Hahahaa.

Tapi sayangnya sebelum aku ngelihat apa isi chatnya, si Lily udah ngehapus chatnya dia. Jahat banget kan. Katanya sih cuman stiker. Tapi belum di read sudah di endchat.

Entah harus bersyukur apa nggak. Yang pasti sih gue udah nggak gimana-gimana. Walau masih ada perasaan. Tapi udah nggak selebar yang dulu. Mungkin aku udah tutup hati lagi wkwk.

Masalah tentang Edo juga, sering mabar sekarang. But, i dont feel the same thing anymore. Seriously. Nggak ngerasa yang gimana-gimana lagi. Mungkin karena udah lelah dengan semuanya dan masalah tentang itu. Jadi aku ngerasa kalau kayak gitu lagi bakal wasting time.

Intinya sih, dijalanin aja. Selama proses penyembuhan ini, tentu saja ada orang-orang yang benar-benar menjadi tempat untuk ku bertanya pendapatnya. Termasuk si kating dan ko Vardery.

Mereka yang kayaknya 'care' gitu. Care dalam artian temen yaa. Bukan yang macem-macem. Yah gitu deh intinya yaa.

Ini dibuat disaat aku lagi menabung lho. Wakakakaka. Kebetulan ide mengalir aja. Yaudah, mau cus ke kampus buat menjalankan tugas organisasi. Aku mandi cantik dulu yaa!

Kalian semua yang baca ini,
Jangan lupa bahagiaaaaa~

Bahagia itu suatu keharusan.
Bahagia itu suatu pilihan.
Bisa mensyukuri itu juga membuat kita bahagia.

Bersyukur bahwa ini terjadi.
Kalau nggak, aku nggak bakal back audi lagi.

It's just God's timing.
Waktunya Tuhan.
Rencananya Tuhan.

Jadi, biar Tuhan yang bekerja di hidup kita.

Hoho.

Ingat, tersenyumlah.
Berbahagialah!
Sebab bahagia itu menjadi pilihanmu.
Mau bahagia, atau berdiam meratapi kesedihan?

18 Februari 2019
Palangkaraya, 9:55

Jumat, 15 Februari 2019

Tetangga Masa Gitu?

Haaaaiii! Kalau kemarin aku cerita tentang keresahan nilaiku yang sampai dapat D, kali ini bakal ngebahas sesuatu yang lain nih. Tapi sebelumnya, dibahas sedikit deh ya tentang nilai.

Temenku udah lapor ke ketua jurusan, dan kajur bilang bahwa itu bukan suatu urusannya. Nilai nggak semudah itu untuk diubah. Katanya sih gitu. Akhirnya temanku ke dosen pengampu dan katanya langsung ke wakil dekan aja. Yasudahlah, katanya sih besok nilainya bakalan keluar. Semoga ya, benar-benar besok dan hasilnya semoga sih bagus. Berharap dapat A sih, soalnya C aku udah 1. Jadi biarlah ya, matkul ini dapat A. Amiin deh. Hehe.

Jadi tinggal tunggu waktu besok!

**

Back to topic, aku kemarin mempertemukan Aji sama tetangganya Galih. Sebenarnya aku nggak begitu kenal sama yang namanya Galih ini. Galih ini temannya, temenku. Simpelnya sih, aku punya temen namanya Edo. Dan Edo ini punya teman, dan temannya itu ya Galih.

Aku kenal sama Edo udah dari kelas 3 SMP. Itu sekitar tahun 2015 kayaknya. Eh 2015 ya? Berarti tahun dimana dia masuk kuliah dan aku masuk SMA. Eh, jadi ngebicarain dia lagi kan...

Intinya aku kenal Edo udah cukup lama, dan pada saat itu sering ngestalk mediasosialnya. Ketika aku stalk mediasosialnya, tentu saja aku juga ngestalk-in punya temannya. Dan disitulah aku tau ada temannya yang namanya Galih ini.

Oke, sampai saat itu sih nggak ada yang spesial. Sampai aku kenal sama Aji. Aku kenal sama dia waktu aku kelas 3 SMA. Yes, itu baru-baru aja. Bahkan belum sampai 1 tahun. Uniknya sih, dia itu Surabaya juga, cuman kuliah di Malang.

Akhirnya, aku cukup kepo tentang Surabaya. Sempat meragukan kalau-kalau si Aji tetangganya si dia lagi. Sampai kami ngebahas tentang seluk-beluk Surabaya, terbilanglah bahwa aku waktu di Surabaya kemarin, nggak gitu ngelihatin jalanan. Karena fokus nyari sekolahnya si Edo.

Eh. Pas itu aku lupa tuh sama nama sekolahnya Edo. Lalu aku carilah lewat mediasosialnya. Pas aku cek diprofile dia nggak ada, aku ingat kalau di profilenya Galih itu ada nama sekolahnya. Yasudah lah, aku buka profile Galih, dan ternyata, sangat mengejutkan bahwa Aji itu ngefollow si Galih.

Sempat bertanya-tanya ya, kok bisa follow-followan? Hmm, jangan-jangan satu kampus nih?

Iseng, kutanyalah si Ajinya. Terus jawabannya begitu mengejutkan dong. "Loh itu Galih tetanggaku."

Hah?
Hah?
Hah?

Iya, Galih tetanggaku.

Hmm, aku langsung berkata kasar. Ternyata setelah kejadian yang dulu, terulang kembali. Seakan mengulang kisah lama.

Ternyata mereka tetanggaan?

Yasudahlah ya, nggak ada kepikiran apa-apa. Dan kemarin, aku iseng buka char alienku. Disitu aku diundang untuk main CD di room barengan sama si Edo. Eh pas itu nggak sengaja lihat plat temannya, si Galih. Ada nama Galih disitu. Curiga si Galih temennya emang. Terus sorenya, aku mabar sama Edo. Cerita-cerita kan. Sampai aku nanya, "Member Neworder yang namanya Galih anak mana?"

"Loh itu teman SMAku." Kata Edo.

Berarti benar dugaanku.

Waktu aku nanya sih dianya nggak online. Sampai beberapa saat.. si Edo bilang "tuh Galih nya udah online."

Kaget dong ya. Yaudah kebetulan juga si Aji juga online. Ku ajaklah "kating, ini ada tetanggamu."

"Hah? Masa?"

"Iya. Sini aja."

Walaupun diawalnya nggak bilang gitu sih. Awalnya nanya dimana dan sama siapa. Mabar club nggak. Memastikan nih orang sibuk apa nggak. Baru deh bilang kalau ada tetangganya wkwk.

Si Aji nggak percaya kalau ada si Galih di room ku. "Beneran. Sini aja kalau nggak percaya. Di LG2."

"Masa sih? Emang dia pake char apa?"

"Ya pake charnya sendiri lah."

"Levelnya emang level berapa?"

"Level 23."

"Bentar. Otw."

Dan yaudah pas itu udah play, dan yaudah deh. Kubilang, "kenal Wahid Aji nggak om?"

"Hah siapa emang?" Kata Galih nya kaget kalau aku kenal si Aji.

"Aji anak arip?" Kata Galih yang ku oper pesannya ke Aji.

Membaca itu Aji geram dong, "Anjg."

Wkwkwkwk. Aku ngakak. Dia emosi guys 🤣.

Dan beberapa pesan bahasa jawa yang aku paham-paham gitu aja. Edo juga ikut nimbrung sih.

So, yaaa! Ini dia ceritanya gimana bisa mempertemukan keduanya di ayodance wkwk. Katanya sih amazing ya. Katanya sih keren. Ah masa sih? Hehe.

Percaya nggak, nggak ada yang kebetulan di dunia ini?

Nah kalau gitu, apakah kebetulan?

Kita nggak tahu sih ya.
Kita hanya menjalaninya saja.

Mungkin ini alasannya aku kenal Aji dan kenal Edo. Hahahaa. Yakaliiii!

Oke deh. Sekian dulu ceritanya, besok-besok bakalan cerita tentang Okis sama dia yaa! Okeh? Hehe. Terimakasih untuk harinya kemarin! ❤️ Saatnya untuk tidur! :)

15 Februari 2019
Palangkaraya, 2:19

Kamis, 14 Februari 2019

Koruptor Kecil

Nah. Ini postingan kedua aku setelah yang tadi. I dont know where i just throw my unek-unek. Karena tempat uneg-uneg ku udah hilang, jadi semestinya sih... Aku keluarin di sini aja ya kan.

Blog menjadi tempat paling setia disaat aku senang, galau, sedih, hampa, marah dan sebagainya. Thankyou so much!

Oke, back to topic. Jadi aku punya problem yang cukup bikin sakit kepala. Ya, masalah yang bikin aku stress berkepanjangan untuk beberapa hari ini.

Aku akan cerita dari awal sesingkat-singkatnya ya.

Jadi, di kampusku, dosen menyediakan buku untuk dibeli. Memang pada awalnya adalah dosen tidak memberikan paksaan untuk wajib membeli. 'bagi siapa yang mau, silakan di beli.'

Tapi uniknya, banyak rumor yang bilang, kalau tidak membeli buku nilai pasti tidak memuaskan, walaupun absen, tugas, uts, uas sebagus gimanapun. Sekali lagi, ini adalah "KATANYA". Mungkin beberapa kating bilang itu emang 'FAKTA' untuk beberapa dosen.

Aku kuliah bukan di kota besar yang banyak toko buku macam Gramedia atau toko buku lain yang tersedia menjual berbagai macam buku. Jadi, jika dosen menyediakan buku, tentu saja itu memudahkan mahasiswanya. Daripada mencari-cari lagi yang belum tentu dapat. Itu menurutku lho ya. Jadi dipandanganku, beli buku ya gapapa. Selama buku juga dipakai.

Akhirnya, ku belilah buku seharga 100rb rupiah itu. Si dosen memberikan kebebasan untuk mengambil dulu bukunya baru bayar nanti. Uangnya dibayarkan ke ketua kelas (yang kalau sebutannya di sini adalah komti).

Akhirnya satu kelas setuju dengan hal itu. Beberapa minggu kemudian, aku membayar buku seharga 100rb itu ke komti. Jadi secara tidak langsung, kewajibanku untuk buku itu sudah beres. Sekarang itu adalah tanggungjawab dari komtinya yang telah dipercayakan untuk memegang uang buku dan memberikannya kepada sang dosen.

Hampir satu kelas semua sudah membayar, sampai pada saat UTS, dosen menagih uang buku. Namun sangat dipertanyakan, "kenapa jadi banyak yang belum bayar buku?!"

Protes berdatangan dari beberapa mahasiswa yang mengaku sudah membayar tapi di kertas yang ada tertulis belum membayar. Saksi mata ada yang melihat bahwa dia sudah membayar.

Pintar bersilat lidah. Kata dosenku ke komti tersebut.

Tapi memang benar. Dia baru mahasiswa semester 1 tapi sudah berani mencari masalah dengan dosen. Katanya kakak tingkat angkatan 2017. Kenapa kelakuannya seperti anak SD? Eh. Anak SD pun sepertinya lebih jujur dan bertanggungjawab.

Menjelang UAS, dosen tetap kekeuh dengan haknya dalam mengambil uang buku. Si komti bilang "nanti..nanti..nanti". Dari sepengetahuanku, dia bilang uangnya dipakai untuk keperluan keluarganya. Keuangan keluarganya lagi nggak baik. Tapi kabar yang diterima dari sang dosen adalah untuk biaya pengobatan orangtuanya.

Berbagai alasan keluar dari mulutnya itu, untuk menutup-nutupi bahwa ia telah menggunakan uang buku tersebut.

Akhinya ibu dosen memberikan suatu ancaman. "Suami saya polisi, lho. Jangan berani bohong kamu."

Setelah dibegitukan, si komti akhirnya jujur bahwa ia memang menggunakan uangnya. Padahal awalnya, dia bilang bahwa nggak pernah memakai uangnya sama sekali.

Sampailah setelah UAS, tetap ditagihin sama dosennya. Temanku tanya sama si komti, "gimana urusan buku? Udah beres?"

"Udah beres. Aku kerja ini." Kata komtinya ke temanku.

Aku mendengar itu ya, sudah tenang. Sampai akhirnya semua nilai sudah keluar, nilai yang bersangkutan belum keluar. Akhirnya jadi was-was. Apakah benar gara-gara masalah uang buku yang dipakainya itu? Ngomong-ngomong uang buku yang dipakai sebesar 4.800.000. Ya. 4,8jt. Tentunya bukan uang yang sedikit bukan?

Ternyata oh ternyata, memang benar adanya. Semua karena uang buku. Nilai yang lambat keluar, akhirnya keluar 2 hari yang lalu. Selasa sore. Nilai yang keluarpun isinya D semua. Tidak lulus sekelasan! Apakah mungkin seperti itu??

Logikanya ya nggak mungkin dong. Akhirnya seisi grup emosi habis-habisan. Dan well. Kemarin mencari solusinya. Dan thankyou for my friend, yang sudah rela datangin ke orangtuanya.

Orangtua si komti neleponan sama sang dosen. Beliau menjelaskan apa yang terjadi. Dan ya, orangtuanya nggak tahu menahu dengan kejadian ini. Jadi, alasannya untuk pengobatan itu bohong! Baru mahasiswa udah pintar bohong.

Yah, dia yang berulah, kok satu kelas juga kena? Terus dia katanya juga nggak kerja. Apa yang dibilangnya semua bohong. Hah? Konyol!

Akhirnya orangtua si komti setuju untuk membayar 4,8jt yang dimaksud dan ya sang dosen juga bersedia untuk mengubah nilai all D yang menyebabkan tidak lulus sekelasan.

Tapi ternyata, tidak semudah itu untuk menarik nilai yang sudah terupload. Katanya butuh lapor ke ketua jurusan lagi. Dan aku nggak mau menahu urusan itu. Takut dan ragu berurusan dengan fakultas. Apalagi ke ketua jurusannya. Haduh. Pusing deh.

Semoga cepat beres deh nilainya. Dan mendapatkan nilai yang memuaskan. A kalau perlu, hehe.

Semoga IP nya 3+ ya. Amin......

Kayaknya itu aja deh. Pelajaran untuk kita semua. Next time jangan bikin komti untuk semua matkul. Kan jadinya gini.

Juga, ini lah bibit-bibit koruptor. Dari hal seperti ini saja sudah kelihatan mau korupsinya. Memakan uang orang seenaknya saja! Berani bertanggungjawab nggak. Malah orangtuanya yang kena! Hadeh. Jangan sampai deh terjadi di aku.

Jujur emang paling terbaik. Walaupun jujur kadang menyakitkan ya, haha.

14 Februari 2019
Palangkaraya, 1:27

Selamat Hari Kasih Sayang 2019

Halo halo haii!

Hari ini, tanggal 14 Februari, bertepatan dengan hari kasih sayang alias Valentine. Apakah kalian merayakan? Hehe.

Sebenarnya, hari Valentine nggak mesti dirayakan dengan pacar aja kan? Kasih sayang bisa sama siapa saja kok. Entah pacar, temen, orangtua, sahabat, mantan, atau siapa saja.

Dan juga, kita memberikan kasih sayang kita bukan disaat valentine aja. Sementang hari valentine, jadi perhatian. Besok-besok sok gak peduli. Ya jangan dong ya.

Ngomong-ngomong tadi aku ketemu sama clubnya dia. Bodohnya aku kok kepo ya? Ah, seharusnya aku nggak terlalu mencampuri urusannya lagi. Heum. Salah banget kayaknya jalan-jalan ke server selain LG2. Karena di server itu kan, server padet. Pasti lah ya jarang anak club dia main disitu.

Padahal sebelumnya aku cukup excited ya, sama orang yang punya room nya. Yah setidaknya, aku bertemu sama temen baru. Walaupun pada akhirnya temennya si dia datang. Ah. Setiap liat namanya selalu bikin gimana gitu. Tapi yasudahlah ya. Mau digimanain juga nggak guna ya kan?

Intinya sih ya, gak lama lagi bakalan sibuk dengan dunia nyataku. Jadi siap-siap say goodbye sama yang namanya galau-galauan. Karena itu bakalan buang waktu aja dan bikin nggak fokus!

Oh ya. Ada satu cerita lagi nih yang mau kuceritakan. Mungkin di next post aja kali ya.

Bertepatan dengan hari ini, Minor Fajree juga ulangtahun. Keren ya, ulangtahunnya dirayain banyak orang haha. Yasudah deh. Cukup sekian cerita hari ini.

Happy Valentine Day!

14 Februari 2019
Palangkaraya, 0:53

Minggu, 10 Februari 2019

Meet New Friend

Hari ini, adalah hari kedua dimana aku menghapus pertemanannya dari ayodance. Well. Its going so fine. Aku rasa aku lebih baik daripada aku harus fl-an sama dia. Lebih ngerasa lepas, nggak tertekan dan merasa lebih have fun.

Yah tapi, maaf juga nih ya, karena udah ngehapus fl-nya. Di lubuk hatiku terdalam aku juga berat hati buat ngehapusnya. Aku pikir, kalau aku hapus semua akan benar-benar lepas kontak. Tapi sekali lagi, aku berpikir, dia aja bisa nggak peduli, kenapa aku harus peduli?

Dibawa slow aja, gak usah yang ribet-ribet.
Kalau masih ngeadd dia bikin ribet hati ini, ngapain dipertahankan? Mending hapus! Toh masih banyak lelaki lain di ayodance. Dikira aku nggak bisa gitu juga?

Ups. Maaf. Terbawa emosi. Yah mau gimana lagi ya, udah bener-bener kecewa.

Setelah beberapa hari main ayodance lagi, so happy, akhirnya bisa beradaptasi lagi. Mungkin faktor dari ngehapus fl nya juga. Jadi lebih enjoy mainnya.

Tadi sempat ketemu anak EnjoyMyStyle, club lama di ayodance. Terus juga, tadi ketemu sama member lama QualityTime si BOSS alias si Bagas. Uniknya aku masih ingat dia. Well, kalau aku sih orangnya inget-inget aja sama orang yang udah pernah aku add mediasosialnya. Kalau kalian baru add di ayodance nya aja, jangan harap aku bakal ingat lama ya.

Jadi... Bersyukurlah kalian yang sudah dapat dan sempat dekat dengan aku. Karena aku juga pilih-pilih buat lanjut ke line. Padahal sih, kalau dipikir-pikir gak ada faedahnya ya wkwk. Ya mestinya bangga dong :p *maksa*.

Udah jadi lebih baik. Lebih suka begini. Aku gak tau apa-apa. Sama-sama nggak peduli. Emang harus begini seharusnya.

Terus tadi, mabar lagi sama anak Reunited- si om Farhan. I dont think any special things sih. Cuman, seneng aja, bisa ada partner CD wkwkwk.

Terus mabar sama cece Anisa, cece E-Bek, cece Jenni, yang notabene-nya baru kenal dan aku sksd.

Terus ketemu orang yang lumayan asik tapi dia out dan aku nggak nyusulin. Jadi yah, sampai situ saja wkwk.

Malemnya, main CD lagi, seperti biasa. Kagetnya adalah, aku ketemu 2 anak Palangkaraya yang anak Ayodance juga!  Wow banget kan. Wow lah, sangat jarang terjadi. Namanya.. Lucky sama Dino. Nice too meet you deh. Semoga bisa temu dan mabar asli ya di real life nya.

Terus... Setelah itu, aku main CD lagi. Ketemu sama anak nevermind. Yah lucu sih. Antimenstrim orangnya, dan aku lumayan demen. Namanya Fikri. Cukup aneh. Katanya anak 96, tapi kok bilang umur 21. Gubrak deh. Antara penipu apa gimana. Wkwk.

Nggak lama ada partner CD, om Farhan haha. Dia nanyain kapan cere dong! Gila aja kali ya wkwk. Sayang euy udah mau edel, dan kasian juga sama coupleku yang udah biayain aku segininya. Setidaknya aku hanya bisa setia saja hahaha.

Apalagi ya... Kayaknya sih itu aja. Mataku sudah lumayan mengantuk ingin dipejamkan. Saatnya tidurr~

Minggu, 10 Februari 2019
Palangkaraya, 0:41

Jumat, 08 Februari 2019

New Life

Haiii! Apa kabar? Aku upload lagi nih. Mungkin sih bakalan nulis rutin beberapa bulan ini. Biasa lah ya, kalau udah nulis pasti ada sesuatunya.

Oke, jadi. Hari ini aku mengambil keputusan yang lumayan berani ya menurutku. Aku akhirnya menghapus friendlist ayodanceku dengan dia. I don't think when aku sama dia masih fl-an.

To be honest, ketika dia online, perasaanku rada gimana gitu ya. First of all, biasanya ketika dia online, pasti dia paling gak ngewm untuk nyapa. Tapi gimana.. setelah kejadian itu, itu udah bukan jadi kebiasaannya lagi.

Okayy. It's okay. Aku udah mulai biasa dengan itu. Pada awalnya emang rada kecewa sih. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, buat apa coba aku kecewa? Toh ya, dianya juga udah gitu. Ngapain dipikirin? Yakan?

Itu yang pertama.

Yang kedua, karena aku ada dapat pmp dari event, dengan mudah dong bisa ngestalk dia ada dimana. Aliansi gitu. Kadang kalau aku rajin bisa aku datengin tuh. Eh taunya terciduk main berdua sama cewek HEHE. Walau ceweknya juga udah wedding sih. Tapi tetap aja kan, ada rasa kretek-kretek gitu. </3

Yaudah lah, kalau dipikir-pikir lagi, itu hak dia. Aku pun juga pernah gitu. Walaupun itu hanya sama temen. Dan lagipula, ngapain aku marah? Toh juga bukan suatu yang salah. Suka-suka dia lah intinya. Kok aku yang repot? Iyakan?

Simpelnya sih, aku bukan siapa-siapa dia. Dan dia punya hak mau main sama siapapun.

Aku cukup sadar diri lah ya.

Jadi, karena itu aku memutuskan untuk unfriend dia. Aku berpikir, ketika aku tetap berteman sama dia, aku gak akan bisa moveon. Karena aku orangnya penasaran emang to the max. Jadi suka kepo. Nah, mendingkan nggak usah tau. Nggak usah peduli.

Mungkin bagi beberapa orang, ngerasa ini jalan yang sangat bocah sih. I think so. Aku pun juga berpikir gitu. But sorry, aku emang gini orangnya. Jadi maafkan kalau aku udah gini. Pernah ngeblock, terus gak lama di unblock. Terus mainannya unfriend. Tapi gimana ya. Kalau nggak gini, bakal susah kedepannya. Aku bukan orang yang bisa sok bodoh amat. Bukan orang yang bisa pura-pura nggak peduli. Sama sekali nggak bisa.

Kayak kemarin aja, aku wm dia. Haha. Sedih kan. Kayak gak bisa moveon gitu. Makanya dengan langkah ini aja biar kehidupan berubah wkwkwk.

Seriously.

Itu juga demi kebaikan dia kayaknya.
Kasian digangguin terus.

Jadi pelan-pelan menghilang lagi. Sampai benar-benar lupa everything dan merasa biasa aja lagi. Targetku sih Mei ini ya. Jadi bisa ngucapin ultah dia dengan biasa aja. Nggak yang gimana-gimana.

Pasti bisa kok. Nothing is impossible.
Apalagi bulan itu bulan-bulan sibuk kuliah. Jadi harus fokus juga, hehe.

Semangat deh yaaa. Biasanya nyemangatin orang lain. Sekarang harus bisa nyemangatin diri sendiri. Kalau nggak gitu, kapan majunya?

Jumat, 8 Februari 2019
Palangkaraya, 23:46

Kamis, 07 Februari 2019

Hanya Mimpi

Semua hanya mimpi.
Tapi dari mimpilah terkadang membuat orang brrsemangat.
Mungkin.
Kadang kala, juga membuat orang bersedih.

Lagi-lagi, aku memimpikan tentangnya. Dia tidak ada habisnya hadir ke dalam alam mimpiku dengan seenaknya. Selalu muncul ketika tidak diinginkan. Padahal memang, di dalam lubuk hati terdalam ingin sosoknya hadir menghiasi tidurku.

Hanya saja, semua ini hanyalah mimpi. Mimpi yang mungkin tidak akan pernah terwujudkan. Mungkin. Kita tidak tahu kedepannya memang. Tapi, untuk saat ini kemungkinannya adalah tidak terjadi.

Sedih? Iya.
Galau? Iya.
Senang? Iya juga.

Tapi lebih banyak mananya? Lebih banyak sedihnya. Lebih banyak galaunya.

Sedihnya adalah, kenapa harus mengenal rasa aneh ini lagi padahal aku dan dia tidak akan pernah bersatu?

Senangnya adalah, aku dipertemukan orang yang benar-benar bisa membuatku merasa seperti itu lagi. Orang yang begitu sabar, begitu pengertian.

Mungkin. Dia lakukan ke semua orang.
Mungkin. Dia hanya baik hati.
Mungkin. Dia hanya melakukan itu untuk terlihat baik.

Bukan untuk tujuan tertentu.
Bukan untuk kepentingan apapun.

--

Aku udah mau melanjutkan post ini, tapi sayang sekali, ketika mau dipost, postingannya hilang begitu saja. Dan, ide-ide yang udah dituangkan hilang begitu saja. Alhasil, jadi malas untuk melanjutkannya. Gapapa ya, setengah jadi gini. Sakit hati deh, udah ngetik panjang lebar eh malah ilang. Emang salah aku juga sih, gak di copy dulu. Udah tau kemarinnya sempet ditinggal.

Yaudah lah ya. Kapan-kapan lagi ngeuploadnya! Hehe.

Kamis, 7 Februari 2019
Palangkaraya, 18:49

Minggu, 03 Februari 2019

Mimpi

Sudah hampir beberapa kali aku memimpikan dia. Sejak aku dengan dia memutuskan untuk biasa-biasa saja..

Yang aku tau, orang yang muncul di mimpiku karena mereka memikirkan kita atau bahasa simpelnya, mereka rindu kita.

Tapi, di beberapa situs yang pernah aku baca, kemungkinan juga karena aku yang terlalu merindukannya.

Jadi yang mana yang benar dong?

Mungkin pilihan yang kedua kali ya yang lebih menggambarkan aku saat ini.

Ingin sekali rasanya aku menumpahkan segala kerinduan ini langsung di depannya. Mengatakan aku benar-benar rindu dengan semuanya. Tapi, aku takut, jawaban dia dan harapanku akan jawabannya membuat kecewa. Sebenarnya, yang membuat kecewa adalah harapanku itu. Bukan, dia nya.

Jadi akhirnya, aku mengurungkan niat untuk mengatakan langsung. Lebih baik sepertinya untuk dipendam kan?

Mungkin sejak Januari kemarin, aku sudah memimpikannya 3-4x dalam tidurku. Of course, mungkin karena kehilangan itu. Sama halnya, beberapa hari setelah kehilangan kalkulator, aku juga sempat memimpikannya.

Hmm. Tapi setidaknya aku bersyukur bisa temu-kangen dengannya, walau di dalam mimpi. Untung ketika memimpikannya, mimpi yang indah. Jadi bisa untuk dikenang. Sesenang itu?

Iya, sesenang itu.

Entah kenapa, dia spesial. Di awal aku merasa dia bukanlah apa-apa dibanding sebelumnya. Orangnya kaku, tertutup dan ya beda lah. Seiring berjalannya waktu, aku berpikir, dia spesial dengan caranya sendiri.

Lama-lama, dia punya suatu poin dimana itulah yang membuat aku jatuh hati.

Dia baik. Dia sabar. Dia punya kharismanya di mata aku sendiri. Dia tahu betul bagaimana cara menyayangi keluarganya. Dia pendengar yang baik. Dia pemberi saran yang baik. Dia penghibur yang baik. Dia, dengan suaranya yang menurut aku sangat-sangat khas membust aku rindu.

Aku nulis ini dengan hati yang berdebar-debar, lho! Nggak tahu kenapa.

Kangen.

Mau bilang tapi takut. Takut jawabannya tidak sesuai harapan. Siapa tau dia tidak gitu? Dan berujung dengan kecewa.

Dia spesial di mata aku. Sangat spesial.
Dia pun mempunyai ruang tersendiri di hati aku. Dari awal sampai akhir.

Mungkin hubungan kami pun bisa dibilang sangat sebentar. Tapi, yang sebentar itupun sudah membuatku seperti ini. Bagaimana yang lama? Mungkin bisa lebih sakit hati.

Ah. Hujan kemarin membuatku sangat mellow. Sehingga memikirkannya dalam-dalam. Lalu terbawa sampai alam mimpi. Dan paginya seperti ini. Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa.

Salah aku, yang seperti ini.

Sedih.

Tapi mau digimanain lagi, nggak akan merubah sesuatu. Hubungan kami sudah rusak. Sudah retak. Sudah patah. Tidak akan sempurna jika ingin dikembalikan.

Berharap dan berdoa yang terbaik untuk aku dan kamu. Semoga kita berbahagia dijalannya masing-masing. Kelak, semoga kita bisa bertemu di dunia nyata. Aku punya mimpi untuk bisa bertemu teman-temanku yang dari game di dunia nyata. Semoga ya.

Amiiin.

Biasanya kalau update blog, di malem hari. Ini di siang hari. Hahaha.

Minggu, 3 Februari 2019
Palangkaraya, 12:34

Rabu, 30 Januari 2019

Reunited-

Haaii! Long time no see you. Padahal baru kemarin post ya! Haha.

Akhirnya setelah galau-galauan poll kemarin. Uring-uringan gak jelas. Bimbang antara mau hapus line atau nggak. Bimbang mau menghabiskan waktu untuk apa dan gimana. Mau menghabiskan buat nonton, bukan mood nya untuk nonton. Mau menghabiskan waktu untuk baca novel, bukan moodnya buat baca novel. Mau nulis apalagi! Mikirin idenya itu loh. Susah betul.

Jadi akhirnya, aku main game. Iya, aku balik lagi ke dunia peraudian. Lucu ya, padahal sudah dua kali aku kena baper di game itu. Tetep aja kekeuh mainin itu game. Heran banget kan.

Pas mau main, banyak terjadi kendala. Dari patcher ayodance yang susah banget untuk dibuka. Terus pas udah masuk, gak bisa ready. Kalau ready pasti ujung-ujungnya patah-patah dan mengharuskan untuk di restart pc-nya.

Heu. Untungnya keinginanku untuk back audi bener-bener kepengen banget. Akhirnya, dengan segala kesabaran aku login audi terus menerus. Sampai akhirnya bener-bener bisa.

Pas online, ada beberapa temanku yang emang sudah lama fl-an. Cuman temen audi doang. Deketnya ya di game. Bukan kemana-kemana deketnya. Jadi ya udah tuh, dia ngewm. Nyapa, seperti biasa. Ya, aku bales juga. Ku sapa balik. Dan unexpectedly, itu orang ngajakin join salah satu komunitas dan plat ayodance, yaitu Reunited-.

Feel blessed, bisa diajakin join gitu. For free! Terus tanpa aku pikir panjang, kok kayaknya ini kesempatan emas buat bersosialisasi lagi? Akhirnya, aku oke-in aja untuk join ke com-nya.

Yah sejauh ini, tentunya masih fine-fine aja ya. Karena member baru, kayaknya aku memanfaatkan ini sebagai ajang buat perkenalan deh. Walau masih canggung gimana gitu. Tapi diusahain dideker-deketin. Dengan jurus sksd, haha.

Ya, tapi sksdnya gak yang keterlaluan juga. Perlahan aja dong, hehe.

Nggak tau bakal sampai sejauh mana aku bertahan dengan Rd ini, cuman berharap bakal lebih akrab dan lebih bisa mengenal arti solidaritas dan kekeluargaan sih di dalam com ini. Biar bisa jadi pribadi yang lebih dewasa aja dalam bertutur kata dan bersikap.

Jadi sih, intinya bakalan sibuk dengan komunitas ini. Yes, in game. New experience. Pengalaman baru yang kelihatannya bakal seru habis. Let's see deh ya. Semoga aja bisa keep in touch sama member-membernya.

Yaudah itu aja sih cerita hari ini. Jadi hari ini, ditutup dengan hepi dong ya. Bisa sok-sok akrab sama orang wkwk.

See u di cerita selanjutnya!

Entah, bakal cerita hepi atau cerita galau kayak kemarin. Urusan galau, kayaknya bener-bener harus di ikhlaskan perlahan. Diampuni perlahan. Biar nggak beban di hati. Biar nggak kepikiran lagi. Itu aja sih mungkin intinya. Butuh sesuatu yang bisa bikin aku sibuk dan lupa waktu buat buka hape. Jadi gak bikin kepikiran dia lagi. Intinya gitu aja. Nanti juga pertengahan bulan ini bakal sibuk ngurusin hima jurusan, jadi yah, mungkin bakal lupa sejenak. Dan it's feels good. 🙂

Tuh kan. Jadi ngebahas lagi.

Yaudah, sekian dulu buat hari ini.

30 Januari 2019
0:19, Palangkaraya

Senin, 28 Januari 2019

Lika-liku Januari 2019

Haaii! Hari ini adalah hari Senin, tanggal 28 Januari 2019. Tidak terasa ya, sudah dipenghujung akhir Januari.

Kalau di ulas balik, dibulan ini banyak banget aku mengalami yang namanya kehilangan. Which is itu kehilangan dia, yang dulunya selalu menjadi tempat aku berkeluh-kesah. Tempat menampung segala sesuatunya. Tapi sekarang, di awal Januari kemarin, kami memutuskan untuk melepas ikatan spesial itu. Walaupun memang hubunngan tanpa status. Tapi ada sesuatu spesial di dalamnya.

Dari situ aku sangat galau. Iyalah galau, dimana-mana yang namanya kehilangan orang yang kita sayangi itu nggak pernah bikin senang. Menjelang UAS, aku fokus untuk UAS, dan terjadilah kehilangan kalkulator ilmiahku. Aku pengen marah. Lebih tepatnya sudah marah. Sudah nangis. Dan semua usaha udah aku kerahin. Dari nyari di kelas, dari nanya cleaning service, nanya kakak tingkat yang pakai kelasnya dan minta tolong nanya kating satu organisasi yang kenal dengan kating yang pakai kelasnya. Tapi hasilnya nihil.

Kalkulatornya tidak balik. Rela gak rela harus direlakan. Keduanya. Kalkulator dan dia, si Gemini. Entah, aku seakan tidak punya hak lagi untuk memanggilnya pakai 'ku'. Yasudahlah..

Urusan kalkulator aku lebih marah kediri ku sendiri. Yang tidak bisa menjaga barang. Yang ceroboh dan teledor. Yang pelupa, sampai bikin kalkulator ketinggalan di kelas sehabis UAS.

Untuk yang mengambil kalkulator itu, aku hanya berharap kalkulatornya digunakan dengan baik dan bertanggungjawab. Itu kalkulator pemberian. Makanya aku sangat sedih ketika itu hilang. Walaupun aku tidak mengeluarkan uang sepesar pun. Tetap saja aku menangis ketika kalkulator itu tidak ada di tas atau meja belajarku.

Tapi mau nangis seberapa lamapun, hilang tetaplah hilang.

Sama dengan halnya kehilangan manusia. Tapi sangat bersyukur masih hanya kehilangan statusnya saja. Bukan secara fisik. Amit-amit cabang bayi. Jauhkan bala. Gini-gini, aku juga masih pengen untuk ketemu si Gemini di real life. Kalau ditanya kangen apa gak...

Mungkin udah pada tau jawabannya kali ya?

Ya jelas kangen!

Kangen everything about him! Hehe.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, lebih baik untuk dipendam. Cukup aku saja yang tahu dan merasakan. Aku sudah tidak ingin menganggu kehidupannya lagi. Biarkan dia kembali ke dunia realitanya.

Terkadang apa yang kita pikirkan dan rencanakan tidak melulu terjadi semulus pantat bayi. Pasti ada lika-likunya.

Sudah digalaukan oleh kehilangan dia. Malah ditambah kehilangan kalkulatorku. Yaampun. Sedih dan galaunya double.

Kalau bisa ngulang waktu.. Kepengen banget buat nyadar kalau kalkulatornya ketinggalan. Iya, timbul suatu penyesalan.

Seandainya, gak aku keluarin dari tas..
Seandainya, aku ingat masukin ke tas..
Seandainya, pagi itu aku nyadar kalau ketinggalan..

Seandainya, dulu aku gak suka mikir yang aneh-aneh.
Seandainya, dulu aku gak baper.
Seandainya, dulu aku biasa-biasa saja.
Seandainya, dulu nggak kenalan....

Apakah semuanya akan baik-baik saja?

Selalu pertanyaan-pertanyaan macam itu yang muncul di benak ini. Benar, terlalu pemikir. Memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Yang tidak penting. Dan sudah terjadi. Tentunya pertanyaan yang sebenarnya jawabannya gak bisa dijawab dengan pasti.

Blog ini selalu ramai kalau udah urusan galau. Kalau urusan happy, udah, lupa semua dengan blog-blogan. Disaat galau, tumpah semua jadi tulisan. Yang ketika dibaca, bakal mewek dan merasa mellow lagi. Berulang terus seperti itu.

Entahlah. Dibilang nikmati saja. Ya susah.

Dibilang pergi saja, ya susah.

Disuruh stay saja, apalagi ini. Sangat susah.

Jadi maunya apa?

Mungkin lebih baik untuk maju-mundur. Haha.

Buat yang disana juga. Terimakasih banyak atas segala kenangannya. Kenangan indah dan buruknya. Punya ruang tersendiri di hidup aku. Aku nggak pernah benci dia. Nggak pernah menyesali pertemuannya.

Tapi aku malah benci ke diri aku sendiri yang terlalu egois. Yang terlalu serakah. Kenapa aku harus jatuh hati. Padahal sudah tahu itu akan menjadi sulit..

Sedih memang. Bukan takdirnya. Bukan jalannya. Ya terus? Mau gimana lagi? Tidak bisa dipaksakan. Tidak bisa ditekan. Semua sudah ada jalannya. Semua udah ada rencana yang Tuhan berikan. Mungkin, bertemu dengannya adalah suatu rencana Tuhan menuju pribadi yang lebih baik lagi.

Everything will be alright.

Semoga secepatnya bakal kembali baik.. dan normal. Ya. Secepatnya.

28 Januari 2018
23:54, Palangkaraya

Rabu, 02 Januari 2019

Happy New Year 2019

Haloo~ selamat tahun baru 2019. So happy and excited for the first time to waiting 2019. Tapi udah lewat tanggal 1, eh sorenya malah galau. Sedih banget gak sih haha.

Apa yang ditakutkan sejak awal terjadi. Memang, mungkin dari awal semua ini adalah suatu kesalahan. Mungkin ada beberapa hal yang perlu disesali, ingin serasa di ulang. Tapi apalah, semuanya sudah terjadi. Tapi kenapa? Hal ini terjadi bertepatan dengan hari pertama di tahun 2019?

But, i believe ini bukan suatu hal yang membuat tahun 2019 menjadi buruk. Make it better than before. Mungkin ini juga bisa menjadi jawaban atas segala pertanyaanku sama Tuhan. Jadi, buat apa disesalkan? Toh semuanya sudah terjadi. Ya, begitu saja.

Kalau ditanya perasaanku gimana, i cant tell my feeling. Susah untuk dijelaskan. Hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang pernah merasakan namanya kehilangan.

tepat jam 00.00 aku mengirimkan wish super panjang untuk dia. Tapi apalah, hanya dijawab dengan seadanya. Bukan kah itu sudah menjadi tanda? Seharusnya aku sadar dari awal.

Ah, balik lagi di awal. Untuk apa disesalkan? Toh udah terjadi.

Tapi aku berterimakasih. Mungkin ini udah jalannya. Udah waktunya. Kan dari awal aku juga sudah berkata bahwa kami tidak akan bertahan lama. Pada dasarnya adalah, pertemuan adalah awal dari perpisahan.

Tidak ada perpisahan yang menyenangkan. Apalagi perpisahan dengan orang yang pernah berjasa buat kehidupan kita.
Tidak ada kata enak dalam menunggu. Kalo bertahan, kalo sabar pun juga ada batasnya.

Aku juga hanyalah perempuan biasa. Yang bisa kecewa. Sementang aku orangnya cepat lupa akan masalah, jadi seenaknya menambah masalah? Ah yasudahlah.

Emang seharusnya tidak perlu dilanjutkan dari awal. Itulah penyesalan. Selalu datang terlambat. Selalu datang belakangan. Sekali lagi, dijadikan pengalaman hidup.

Aku harus bertemu dengan yang namanya move on lagi. Setelah hampir 9 bulan kenal, akhirnya semuanya runtuh begitu saja. Tepat di awal tahun baru. Sangat sip sekali untuk dikenang.

Perpisahan kami sepertinya begitu dramatis. Masih banyak pertanyaan yang harus kutanyakan sama dia. Mungkin dalam waktu dekat ini, aku harus menanyakan habis. Aku tadinya tidak berpikir untuk menanyakan. Tapi tiba-tiba terlintas begitu saja. Akan ku habiskan pertanyaan itu sampai aku benar-benar puas. Entah jawaban jujurnya mungkin akan menyakitkan hati. Tapi itu lebih baik. Setidaknya, bisa dibuat untuk lebih dongkol kepadanya. Biar cepat moveon hehe.

Sebentar lagi bakal UAS, dan aku dihadapi oleh hal ini. Begitu baiknya Tuhan membuatku mendapatkan kesempatan yang seperti ini. But i believe everything will be okay. Not now, but eventually.

Mungkin setelah UAS aku akan kembali okay. Semoga berhasil move on kali ini! Jawaban Tuhan memang BIG NO. Itu lah my saviour. Jawaban atas segala pertanyaanku. Thanks God, i'm blessed.

Bless this year.
It'll be a blessed year.
with more happiness.
more love.
more laugh.
more grateful.
more thankful.
more beautiful.
more healthy.

✨✨✨✨

HAPPY NEW YEAR 2019 EVERYONE.
banyak semoga yang terlontarkan di tahun ini dan banyak semoga yang akan terlontar kan lagi. Semoga apa yang disemogakan dapat tercapai secepatnya 🙏❤️

2 Januari 2019
Palangkaraya, 1:26