Minggu, 24 Februari 2019

Menuju Kebaikan atau Keburukan?

Sebenarnya, apa yang aku lakukan saat ini berbuah kebaikan atau keburukan?

Sebenarnya pertanyaan yang salah jika ditujukan untuk para pembacaku. Cuman, kita sebagai manusia selalu berharap yang terbaik atas apa yang kita mau, kan?

Nah seperti itu lah kehidupan.

Ada pasang dan surutnya.
Ada bahagia dan ada sedihnya.
Ada resah dan ada paniknya.
Ada marah dan jengkelnya.
Ada rasa cinta tumbuh, atau bahkan asa rasa benci tertanam.

Tergantung bagaimana kita menjalaninya saja.

Menuju akhir Februari, hidupku sangat dipenuhi dengan dilema-dilema yang membuat aku serasa semua berjalan tidak sesuai dengan rencana.

Dimulai dari nilai Pengantar Manajamen yang lama banget keluar, ditambah dengan nilai manajemen yang keluar 1 kelas jadi D semua akibat ulah ketua kelas yang tidak bertanggungjawab. Lalu hiruk-pikuk pembuatan KRS di hima. Kemudian ditambah dengan mengurus jadwal yang tertabrak.

Haduh! Hidupku memang dipenuhi dengan beberapa hal yang sebenarnya perlu dipertanyakan. Sebenarnya ini menuju kebaikan? Atau malah sebaliknya, menuju keburukan? Ntahlah.

Masalah nilai, awalnya sudah diperjuangkan, namun apalah daya, jurusan tidak menahu urusan itu, sehingga penarikan nilai ditolak.

Sempat menyerah, tapi baru kemarin temanku konsultasi ke dosen pembimbing nya, dan dosen pembimbing tidak menyetujui adanya nilai D, apalagi karena urusan nilai yang tidak "asli" ini.

Akhirnya, hari Senin nanti adalah hari penentuan apakah nilai di acc untuk dirubah atau malah sebaliknya? Aku tidak tahu pasti tentunya. Hanya berusaha yang terbaik.

Masalahnya, ketika nilai ini benar-benar diperjuangkan, berarti harus ada perlawanan. Perlawanan ya tentu saja akan menghasilkan dampak tertentu. ya mending kalau dampaknya baik. Lah kalau buruk?

Mungkin bakal dibenci dosen bagaimana? Kan bahaya. Karena dosen selalu benar. Dan semua nilai ada di tangan dosen.

--

Berhubungan dengan itu, aku beberapa hari yang lalu nyusulin dia, dan sempat mabar beberapa kali lagu sebelum aku brb dan sebelum dia off.

Dengan sok-sokan aku nge-chat dia via line dan dengan PD nya nanya "udah off?" Bego kan! Wkwkwk.

Dari situlah kami mulai chatan lagi dan aku nggak tau sekarang perasaan ku bagaimana. Antara senang, sedih, marah juga ada. Senang bisa chat-an lagi. Sedih karena chat-an nya nggak kayak dulu lagi yang cepet responnya, dan marah juga karena sekarang 'sepertinya' aku bukan jadi prioritas dia lagi.

Simpel nya sih gitu.

Tapi kalau dipikir-pikir, aku nih siapa sih? Bukan siapa-siapa dia. Apa hak aku untuk marah? Apa hak aku untuk jengkel? Apa hak aku buat sedih? Toh udah dibales dia. Hehe.

Sedih yaa! Tapi begitulah faktanya. Kadang fakta tidak seindah dengan ekspektasi.

Kalau sudah seperti ini, aku bertanya-tanya lagi. Apa yang aku lakukan ini, akan kah menuju kebaikan? Atau keburukan?

Niatnya mau cerita tentang si ketua kelas. Tapi gimana ini, aku nggak punya kebebasan untuk telepon dia. Jadi aku juga nggak bisa yang macam-macam. Mau hari Senin, dianya nggak bisa, dan di hari Senin juga, aku mengurus segala hal tentang nilai dan jadwal.

Pusing kan! Wkwkwk.

Aku sebenarnya rindu cerita-cerita dengan dia. Sekalian lah melepas rindu #ehh wkwk. Emang boleh ya? Ngga kan yaa :((

*Halu*

Jadi ntah lah bakal kapan dan gimana cara neleponnya. Yang pasti intinya gitu. Kapan dan dimana bakal nelepon? Hehe.

Aku sudah sakit kepala mikirin nilai dan jadwal. Ditambah dengan dia yang lama balesnya. Hadeh... Yasudah lah, nasibnya seperti ini. Yakin deh selanjutnya ngga bakal gini lagi. Semangaatt!!!

Aku tidur dulu ya. Semoga bertemu di alam mimpi.

Minggu, 24 Februari 2019
Palangkaraya, 0:57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar