Haaii! Hari ini adalah hari Senin, tanggal 28 Januari 2019. Tidak terasa ya, sudah dipenghujung akhir Januari.
Kalau di ulas balik, dibulan ini banyak banget aku mengalami yang namanya kehilangan. Which is itu kehilangan dia, yang dulunya selalu menjadi tempat aku berkeluh-kesah. Tempat menampung segala sesuatunya. Tapi sekarang, di awal Januari kemarin, kami memutuskan untuk melepas ikatan spesial itu. Walaupun memang hubunngan tanpa status. Tapi ada sesuatu spesial di dalamnya.
Dari situ aku sangat galau. Iyalah galau, dimana-mana yang namanya kehilangan orang yang kita sayangi itu nggak pernah bikin senang. Menjelang UAS, aku fokus untuk UAS, dan terjadilah kehilangan kalkulator ilmiahku. Aku pengen marah. Lebih tepatnya sudah marah. Sudah nangis. Dan semua usaha udah aku kerahin. Dari nyari di kelas, dari nanya cleaning service, nanya kakak tingkat yang pakai kelasnya dan minta tolong nanya kating satu organisasi yang kenal dengan kating yang pakai kelasnya. Tapi hasilnya nihil.
Kalkulatornya tidak balik. Rela gak rela harus direlakan. Keduanya. Kalkulator dan dia, si Gemini. Entah, aku seakan tidak punya hak lagi untuk memanggilnya pakai 'ku'. Yasudahlah..
Urusan kalkulator aku lebih marah kediri ku sendiri. Yang tidak bisa menjaga barang. Yang ceroboh dan teledor. Yang pelupa, sampai bikin kalkulator ketinggalan di kelas sehabis UAS.
Untuk yang mengambil kalkulator itu, aku hanya berharap kalkulatornya digunakan dengan baik dan bertanggungjawab. Itu kalkulator pemberian. Makanya aku sangat sedih ketika itu hilang. Walaupun aku tidak mengeluarkan uang sepesar pun. Tetap saja aku menangis ketika kalkulator itu tidak ada di tas atau meja belajarku.
Tapi mau nangis seberapa lamapun, hilang tetaplah hilang.
Sama dengan halnya kehilangan manusia. Tapi sangat bersyukur masih hanya kehilangan statusnya saja. Bukan secara fisik. Amit-amit cabang bayi. Jauhkan bala. Gini-gini, aku juga masih pengen untuk ketemu si Gemini di real life. Kalau ditanya kangen apa gak...
Mungkin udah pada tau jawabannya kali ya?
Ya jelas kangen!
Kangen everything about him! Hehe.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, lebih baik untuk dipendam. Cukup aku saja yang tahu dan merasakan. Aku sudah tidak ingin menganggu kehidupannya lagi. Biarkan dia kembali ke dunia realitanya.
Terkadang apa yang kita pikirkan dan rencanakan tidak melulu terjadi semulus pantat bayi. Pasti ada lika-likunya.
Sudah digalaukan oleh kehilangan dia. Malah ditambah kehilangan kalkulatorku. Yaampun. Sedih dan galaunya double.
Kalau bisa ngulang waktu.. Kepengen banget buat nyadar kalau kalkulatornya ketinggalan. Iya, timbul suatu penyesalan.
Seandainya, gak aku keluarin dari tas..
Seandainya, aku ingat masukin ke tas..
Seandainya, pagi itu aku nyadar kalau ketinggalan..
Seandainya, dulu aku gak suka mikir yang aneh-aneh.
Seandainya, dulu aku gak baper.
Seandainya, dulu aku biasa-biasa saja.
Seandainya, dulu nggak kenalan....
Apakah semuanya akan baik-baik saja?
Selalu pertanyaan-pertanyaan macam itu yang muncul di benak ini. Benar, terlalu pemikir. Memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Yang tidak penting. Dan sudah terjadi. Tentunya pertanyaan yang sebenarnya jawabannya gak bisa dijawab dengan pasti.
Blog ini selalu ramai kalau udah urusan galau. Kalau urusan happy, udah, lupa semua dengan blog-blogan. Disaat galau, tumpah semua jadi tulisan. Yang ketika dibaca, bakal mewek dan merasa mellow lagi. Berulang terus seperti itu.
Entahlah. Dibilang nikmati saja. Ya susah.
Dibilang pergi saja, ya susah.
Disuruh stay saja, apalagi ini. Sangat susah.
Jadi maunya apa?
Mungkin lebih baik untuk maju-mundur. Haha.
Buat yang disana juga. Terimakasih banyak atas segala kenangannya. Kenangan indah dan buruknya. Punya ruang tersendiri di hidup aku. Aku nggak pernah benci dia. Nggak pernah menyesali pertemuannya.
Tapi aku malah benci ke diri aku sendiri yang terlalu egois. Yang terlalu serakah. Kenapa aku harus jatuh hati. Padahal sudah tahu itu akan menjadi sulit..
Sedih memang. Bukan takdirnya. Bukan jalannya. Ya terus? Mau gimana lagi? Tidak bisa dipaksakan. Tidak bisa ditekan. Semua sudah ada jalannya. Semua udah ada rencana yang Tuhan berikan. Mungkin, bertemu dengannya adalah suatu rencana Tuhan menuju pribadi yang lebih baik lagi.
Everything will be alright.
Semoga secepatnya bakal kembali baik.. dan normal. Ya. Secepatnya.
28 Januari 2018
23:54, Palangkaraya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar