Sudah hampir beberapa kali aku memimpikan dia. Sejak aku dengan dia memutuskan untuk biasa-biasa saja..
Yang aku tau, orang yang muncul di mimpiku karena mereka memikirkan kita atau bahasa simpelnya, mereka rindu kita.
Tapi, di beberapa situs yang pernah aku baca, kemungkinan juga karena aku yang terlalu merindukannya.
Jadi yang mana yang benar dong?
Mungkin pilihan yang kedua kali ya yang lebih menggambarkan aku saat ini.
Ingin sekali rasanya aku menumpahkan segala kerinduan ini langsung di depannya. Mengatakan aku benar-benar rindu dengan semuanya. Tapi, aku takut, jawaban dia dan harapanku akan jawabannya membuat kecewa. Sebenarnya, yang membuat kecewa adalah harapanku itu. Bukan, dia nya.
Jadi akhirnya, aku mengurungkan niat untuk mengatakan langsung. Lebih baik sepertinya untuk dipendam kan?
Mungkin sejak Januari kemarin, aku sudah memimpikannya 3-4x dalam tidurku. Of course, mungkin karena kehilangan itu. Sama halnya, beberapa hari setelah kehilangan kalkulator, aku juga sempat memimpikannya.
Hmm. Tapi setidaknya aku bersyukur bisa temu-kangen dengannya, walau di dalam mimpi. Untung ketika memimpikannya, mimpi yang indah. Jadi bisa untuk dikenang. Sesenang itu?
Iya, sesenang itu.
Entah kenapa, dia spesial. Di awal aku merasa dia bukanlah apa-apa dibanding sebelumnya. Orangnya kaku, tertutup dan ya beda lah. Seiring berjalannya waktu, aku berpikir, dia spesial dengan caranya sendiri.
Lama-lama, dia punya suatu poin dimana itulah yang membuat aku jatuh hati.
Dia baik. Dia sabar. Dia punya kharismanya di mata aku sendiri. Dia tahu betul bagaimana cara menyayangi keluarganya. Dia pendengar yang baik. Dia pemberi saran yang baik. Dia penghibur yang baik. Dia, dengan suaranya yang menurut aku sangat-sangat khas membust aku rindu.
Aku nulis ini dengan hati yang berdebar-debar, lho! Nggak tahu kenapa.
Kangen.
Mau bilang tapi takut. Takut jawabannya tidak sesuai harapan. Siapa tau dia tidak gitu? Dan berujung dengan kecewa.
Dia spesial di mata aku. Sangat spesial.
Dia pun mempunyai ruang tersendiri di hati aku. Dari awal sampai akhir.
Mungkin hubungan kami pun bisa dibilang sangat sebentar. Tapi, yang sebentar itupun sudah membuatku seperti ini. Bagaimana yang lama? Mungkin bisa lebih sakit hati.
Ah. Hujan kemarin membuatku sangat mellow. Sehingga memikirkannya dalam-dalam. Lalu terbawa sampai alam mimpi. Dan paginya seperti ini. Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa.
Salah aku, yang seperti ini.
Sedih.
Tapi mau digimanain lagi, nggak akan merubah sesuatu. Hubungan kami sudah rusak. Sudah retak. Sudah patah. Tidak akan sempurna jika ingin dikembalikan.
Berharap dan berdoa yang terbaik untuk aku dan kamu. Semoga kita berbahagia dijalannya masing-masing. Kelak, semoga kita bisa bertemu di dunia nyata. Aku punya mimpi untuk bisa bertemu teman-temanku yang dari game di dunia nyata. Semoga ya.
Amiiin.
Biasanya kalau update blog, di malem hari. Ini di siang hari. Hahaha.
Minggu, 3 Februari 2019
Palangkaraya, 12:34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar