Everyday is a new beginning. God's plan is like a movie, all the good and bad things are arranged together for the good ending. There's so many beautiful reasons to be HAPPY. Enjoy...
Rabu, 27 Februari 2019
Akhir dari Pejuangan Semester 1
Sebenarnya, semester 1 sudah diakhiri pada saat pengumuman nilai UAS. Namun, bagi aku, pengakhiran dari semester 1 itu sendiri adalah sampai masuk aktif lagi di dunia perkuliahan.
Selama kurang lebih 6 bulan menjadi mahasiswa, rasanya tidak semudah yang dipikirkan, dan tidak sesulit yang dipikirkan. Semua bisa jika ingin dan mau untuk belajar dan melakukanya. Menjadi mahasiswa tidak juga sekeren yang di tipi-tipi. Gampang-gampang susah sebenarnya untuk menjadi mahasiswa. Tapi yasudahlah, dijalani dengan sepenuh hati saja. Lakukan yang terbaik. Yakinlah, pasti akan mendapat yang terbaik pula.
Selama disemester 1, aku merasakan kuliah memang benar-benar berbeda dengan sekolah. Kalau kalian sekolah, dari pukul 7 pagi sampai 3 sore berdiam di sekolah, belajar terus-menerus, dan sebagainya. Tapi, kalau kuliah? Hanya di waktu-waktu tertentu. Apalagi kalau dosen tidak masuk. Seakan-akan seperti tidak kuliah deh, karena saking free-nya!
Tapi, memang ada beberapa waktu dimana benar-benar sibuk banget dengan tugas-tugas, UTS, UAS. Beda tipis lah sama sekolah kalau urusan itu. Beda tipisnya ini, tugas kuliah lebih di upgrade. Tugas kuliah sih, biasanya membuat laporan, membuat makalah, resume, tugas-tugas seperti biasa, namun dalam hal jumlah tentunya sangat buanyaakk!
Tanggal 6 Januari kemarin, dilakukan UAS Semester 1. Dan di awal Februari, nilai telah keluar. Tapi... ada suatu permasalahan disaat nilai keluar, yaitu, nilai Pengantar Manajemen belum keluar. (Fyi: aku jurusan akuntansi).
Karena aku tahu sedikit permasalahannya si ketua kelas dengan si dosen pengampu PM, akhirnya, aku mendesak si komti (ketlas) untuk menanyakan nilai dan mempertanyakan kenapa nilai belum juga keluar?
Tidak ada respon yang berarti dari si komti, dan ketika muncul si komti malah ngomong yang ngga-ngga. Dan bilangnya, akan keluar pada tanggal 11 Februari. Pada hari H, nilai belum juga keluar, dan beberapa hari kemudian, terdapat kabar bahwa nilai 1 kelas untuk mata kuliah itu adalah D!
What the hell?
Secara logika, tugas, absen, uts, dan uas telah dijalankan sedemikian rupa, tapi yang didapat adalah D? Are you sure?? Are you kidding me?! Itulah yang patut dipertanyakan. Nilai bisa dibeli dengan uang? Hooo.
beberapa hari kemudian terkuak masalah kenapa nilai bisa D sekelasan. Secara logika mana ada sejarahnya dapat D sekelasan? Gila kali. Taunya karena masalah ketlas sama dosen pengampu. Akhirnya, si dosen bilang ke salah satu temanku untuk menginfokan jika mau merugi dulu uang 4,8jt maka nilai bisa kembali.
Dengan secara cara, akhirnya langkah yang diambil adalah ke rumah orangtuanya yang ada di kampung. Temanku yang tahu rumahnya langsung menuju ke sana. Si dosen dan mamah ketlas berbicara. Dan diputuskan 4,8jt akan dibayarkan. Pada hari itu juga uang dibayarkan dan nilai dikembalikan seperti semula.
Tapi, yang namanya mengubah nilai itu tidak semudah yang dipikirkan. Ada beberapa prosedur yang harus dilalui. Berbagai perbincangan dengan sekjur, kajur, wadek 1, dan sebagainya sudah dibicarakan, namun hasilnya adalah nihil. Nilai tidak bisa diganti semudah itu.
Akhirnya, tanggal 19 Februari, kembali lagi ke rumah dosen pengampu dan meminta penjelasan bagaimana kelanjutannya. Si dosen dengan mudahnya berkata 'ya ditunggu dulu bagaimana keputusan dari jurusan kalian. Wadek 1 sudah memberikan surat secara resmi untuk perubahan nilai, tapi belum ditanggapi secara resmi oleh jurusan. Ya mana bisa, jadi ditunggu dulu tanggapannya secara resmi. Jika memang tidak bisa di ubah, ya kalian ngulang saja di semester ganjil. Toh juga, tadi ada rapat dan katanya semester pendek akan diadakan lagi, juga ada kompensasi nilai yang sejalur. Kalau emang tidak bisa diubah ya kalian berbesar hati saja."
LAAAAHH?
Enak buanget si ibuk dosen ngomongnya.
"Masih 3 sks kok, 3 sks mah dikit aja itu. Toh kan, juga nggak begitu mengaruh ke IP kan?"
.....
Sudah nggak mau bantuin ngurus, menghadap wadek, kajur, sekjur pun mahasiswanya yang menghadap. Bukan dosennya. Pada hari itu, menyerah begitu saja, merelakan dengan nilai D.
Sampai akhirnya ada temanku yang konsul dengan dosen pembimbingnya, dan dosennya berkata "Kalian sudah mengikuti prosedur perkuliahan, kalian punya hak, ini bukan nilai kalian, kenapa kalian diam saja?"
Niatnya si bapak dosen sih bagus ya.... Tapi si bapak dosen nggak mau ngebantuin mahasiswanya maju...
Mengajukan pelaporan ke BEM Fakultas, HIMA Jurusan, BEM Univ.. tapi hasilnya juga nihil. Nggak ada hasil!
Sampai hari Selasa, 26 Februari 2019 kemarin, NILAI BERUBAAAAH!
Ku nggak tahu pasti apa penyebab dari nilai yang berubah itu, entah karena temanku yang katanya melapor ke wartawan dan rektorat, atau hasil dari perjuangan kami ini? Kutidak tahu.
Intinya, melapor ke sana ke mari benar-benar melelahkan. Bukan hal yang sepele untuk hal merubah nilai seperti ini. Baru semester 1 sudah berat begini... Semoga di kedepannya dipermudah.. Amiiinnn.
Rabu, 27 Februari 2019
9:22 PM, Palangkaraya
Minggu, 24 Februari 2019
Menuju Kebaikan atau Keburukan?
Sebenarnya, apa yang aku lakukan saat ini berbuah kebaikan atau keburukan?
Sebenarnya pertanyaan yang salah jika ditujukan untuk para pembacaku. Cuman, kita sebagai manusia selalu berharap yang terbaik atas apa yang kita mau, kan?
Nah seperti itu lah kehidupan.
Ada pasang dan surutnya.
Ada bahagia dan ada sedihnya.
Ada resah dan ada paniknya.
Ada marah dan jengkelnya.
Ada rasa cinta tumbuh, atau bahkan asa rasa benci tertanam.
Tergantung bagaimana kita menjalaninya saja.
Menuju akhir Februari, hidupku sangat dipenuhi dengan dilema-dilema yang membuat aku serasa semua berjalan tidak sesuai dengan rencana.
Dimulai dari nilai Pengantar Manajamen yang lama banget keluar, ditambah dengan nilai manajemen yang keluar 1 kelas jadi D semua akibat ulah ketua kelas yang tidak bertanggungjawab. Lalu hiruk-pikuk pembuatan KRS di hima. Kemudian ditambah dengan mengurus jadwal yang tertabrak.
Haduh! Hidupku memang dipenuhi dengan beberapa hal yang sebenarnya perlu dipertanyakan. Sebenarnya ini menuju kebaikan? Atau malah sebaliknya, menuju keburukan? Ntahlah.
Masalah nilai, awalnya sudah diperjuangkan, namun apalah daya, jurusan tidak menahu urusan itu, sehingga penarikan nilai ditolak.
Sempat menyerah, tapi baru kemarin temanku konsultasi ke dosen pembimbing nya, dan dosen pembimbing tidak menyetujui adanya nilai D, apalagi karena urusan nilai yang tidak "asli" ini.
Akhirnya, hari Senin nanti adalah hari penentuan apakah nilai di acc untuk dirubah atau malah sebaliknya? Aku tidak tahu pasti tentunya. Hanya berusaha yang terbaik.
Masalahnya, ketika nilai ini benar-benar diperjuangkan, berarti harus ada perlawanan. Perlawanan ya tentu saja akan menghasilkan dampak tertentu. ya mending kalau dampaknya baik. Lah kalau buruk?
Mungkin bakal dibenci dosen bagaimana? Kan bahaya. Karena dosen selalu benar. Dan semua nilai ada di tangan dosen.
--
Berhubungan dengan itu, aku beberapa hari yang lalu nyusulin dia, dan sempat mabar beberapa kali lagu sebelum aku brb dan sebelum dia off.
Dengan sok-sokan aku nge-chat dia via line dan dengan PD nya nanya "udah off?" Bego kan! Wkwkwk.
Dari situlah kami mulai chatan lagi dan aku nggak tau sekarang perasaan ku bagaimana. Antara senang, sedih, marah juga ada. Senang bisa chat-an lagi. Sedih karena chat-an nya nggak kayak dulu lagi yang cepet responnya, dan marah juga karena sekarang 'sepertinya' aku bukan jadi prioritas dia lagi.
Simpel nya sih gitu.
Tapi kalau dipikir-pikir, aku nih siapa sih? Bukan siapa-siapa dia. Apa hak aku untuk marah? Apa hak aku untuk jengkel? Apa hak aku buat sedih? Toh udah dibales dia. Hehe.
Sedih yaa! Tapi begitulah faktanya. Kadang fakta tidak seindah dengan ekspektasi.
Kalau sudah seperti ini, aku bertanya-tanya lagi. Apa yang aku lakukan ini, akan kah menuju kebaikan? Atau keburukan?
Niatnya mau cerita tentang si ketua kelas. Tapi gimana ini, aku nggak punya kebebasan untuk telepon dia. Jadi aku juga nggak bisa yang macam-macam. Mau hari Senin, dianya nggak bisa, dan di hari Senin juga, aku mengurus segala hal tentang nilai dan jadwal.
Pusing kan! Wkwkwk.
Aku sebenarnya rindu cerita-cerita dengan dia. Sekalian lah melepas rindu #ehh wkwk. Emang boleh ya? Ngga kan yaa :((
*Halu*
Jadi ntah lah bakal kapan dan gimana cara neleponnya. Yang pasti intinya gitu. Kapan dan dimana bakal nelepon? Hehe.
Aku sudah sakit kepala mikirin nilai dan jadwal. Ditambah dengan dia yang lama balesnya. Hadeh... Yasudah lah, nasibnya seperti ini. Yakin deh selanjutnya ngga bakal gini lagi. Semangaatt!!!
Aku tidur dulu ya. Semoga bertemu di alam mimpi.
Minggu, 24 Februari 2019
Palangkaraya, 0:57
Senin, 18 Februari 2019
Tidak Sengaja Bertemu
Halooo~
Sebenarnya sih, kemarin ya mau updatenya. Tapi, karena mengingat hari ini adalah tanggal 18, dan itu ulangtahun teman sebangku ku dulu waktu SMA, jadi akhirnya aku putuskan untuk mengucapkan ulangtahun dulu dong.
Eh pas upload foto dari arsip Instagram, ada chat yang menarik gitu. Dan ya, jelas aja dong menarik. Chat dari dia wkwk. Dan itu 3 hari baru kenal sama dia, yaitu tanggal 15 April 2018.
Belum nyampe setahun lamanya, udah main hilang aja dong. Tapi jujur aja, sekarang sih udah lumayan membaik. Walaupun membicarkannya, aku nggak yang ketar-ketir banget kayak dulu, nggak sampe mellow banget, nggak sampe uring-uringan. Take it slow aja gitu maksudnya.
--
Berhubung dengan itu, kemarin aku mabar sama anak Palangkaraya si Lucky. Main biasa aja kan, terus sempat beberapa kali DC juga, dan patah-patah. Nggak lama si Farhan anak Rd datang ngajakin beatup. Ya, aku sih oke-oke aja. Pas view, dan mau out, nggak sengaja dong aku ngelihatin orang yang masuk dan itu clubnya dia, CIMERIAN! Lol. Ngakak.
Tapi aku udah out. Nah, karena my sist lagi main di room yang sama, yaudah ku lihatin siapa yang masuk tadi. Dan ofcourse gue nggak salah liat shay! Itu memang club dia. Dan bahkan itu emang dianya! Watdepak hahahahaha.
Aku out dan dia masuk. Nice timing kan. Untung nggak mabar. Mati kutu kalau diajak mabar sama dia. Oficially! Nggak tau mau ngobrol apa kalau sudah ada problem kayak gini.
Akhirnya si Lily doang tuh yang sempet mabar sama dia. Aku waktu main beatup juga DC dan masuk lagi diajakin play normalan sama Farhan Rd. Yowes, aku iyain aja untuk 2x play. Setelahnya si Lucky ngajakin back ke room 5 (yang room tadi dia main). Hmmmm.
Pas aku balik ke room 5 dianya juga out. Wkwk. Sama kayak tadi. Padahal niatnya mau bilangin dia. Tapi telat deh. Tapi ya gapapa. Daripada krik-krik di dalam room yakan. Mending kayak gitu hehe.
Emmm, ngobrolin dia, Lily sempat bilang sama dia kalau aku pengen ngechat dia. Tapi malu, harus di chat duluan katanya. Buduh banget kan? Yaudah deh, aku nggak gimana gitu dengan hal-hal kayak begitu.
Eh ternyata benar di chatnya dong. Dia bilang, "udah di chat li, tapi kok belum dibales?"
Hmmm!
Mau dibales, eh? Hahahaa.
Tapi sayangnya sebelum aku ngelihat apa isi chatnya, si Lily udah ngehapus chatnya dia. Jahat banget kan. Katanya sih cuman stiker. Tapi belum di read sudah di endchat.
Entah harus bersyukur apa nggak. Yang pasti sih gue udah nggak gimana-gimana. Walau masih ada perasaan. Tapi udah nggak selebar yang dulu. Mungkin aku udah tutup hati lagi wkwk.
Masalah tentang Edo juga, sering mabar sekarang. But, i dont feel the same thing anymore. Seriously. Nggak ngerasa yang gimana-gimana lagi. Mungkin karena udah lelah dengan semuanya dan masalah tentang itu. Jadi aku ngerasa kalau kayak gitu lagi bakal wasting time.
Intinya sih, dijalanin aja. Selama proses penyembuhan ini, tentu saja ada orang-orang yang benar-benar menjadi tempat untuk ku bertanya pendapatnya. Termasuk si kating dan ko Vardery.
Mereka yang kayaknya 'care' gitu. Care dalam artian temen yaa. Bukan yang macem-macem. Yah gitu deh intinya yaa.
Ini dibuat disaat aku lagi menabung lho. Wakakakaka. Kebetulan ide mengalir aja. Yaudah, mau cus ke kampus buat menjalankan tugas organisasi. Aku mandi cantik dulu yaa!
Kalian semua yang baca ini,
Jangan lupa bahagiaaaaa~
Bahagia itu suatu keharusan.
Bahagia itu suatu pilihan.
Bisa mensyukuri itu juga membuat kita bahagia.
Bersyukur bahwa ini terjadi.
Kalau nggak, aku nggak bakal back audi lagi.
It's just God's timing.
Waktunya Tuhan.
Rencananya Tuhan.
Jadi, biar Tuhan yang bekerja di hidup kita.
Hoho.
Ingat, tersenyumlah.
Berbahagialah!
Sebab bahagia itu menjadi pilihanmu.
Mau bahagia, atau berdiam meratapi kesedihan?
18 Februari 2019
Palangkaraya, 9:55
Jumat, 15 Februari 2019
Tetangga Masa Gitu?
Haaaaiii! Kalau kemarin aku cerita tentang keresahan nilaiku yang sampai dapat D, kali ini bakal ngebahas sesuatu yang lain nih. Tapi sebelumnya, dibahas sedikit deh ya tentang nilai.
Temenku udah lapor ke ketua jurusan, dan kajur bilang bahwa itu bukan suatu urusannya. Nilai nggak semudah itu untuk diubah. Katanya sih gitu. Akhirnya temanku ke dosen pengampu dan katanya langsung ke wakil dekan aja. Yasudahlah, katanya sih besok nilainya bakalan keluar. Semoga ya, benar-benar besok dan hasilnya semoga sih bagus. Berharap dapat A sih, soalnya C aku udah 1. Jadi biarlah ya, matkul ini dapat A. Amiin deh. Hehe.
Jadi tinggal tunggu waktu besok!
**
Back to topic, aku kemarin mempertemukan Aji sama tetangganya Galih. Sebenarnya aku nggak begitu kenal sama yang namanya Galih ini. Galih ini temannya, temenku. Simpelnya sih, aku punya temen namanya Edo. Dan Edo ini punya teman, dan temannya itu ya Galih.
Aku kenal sama Edo udah dari kelas 3 SMP. Itu sekitar tahun 2015 kayaknya. Eh 2015 ya? Berarti tahun dimana dia masuk kuliah dan aku masuk SMA. Eh, jadi ngebicarain dia lagi kan...
Intinya aku kenal Edo udah cukup lama, dan pada saat itu sering ngestalk mediasosialnya. Ketika aku stalk mediasosialnya, tentu saja aku juga ngestalk-in punya temannya. Dan disitulah aku tau ada temannya yang namanya Galih ini.
Oke, sampai saat itu sih nggak ada yang spesial. Sampai aku kenal sama Aji. Aku kenal sama dia waktu aku kelas 3 SMA. Yes, itu baru-baru aja. Bahkan belum sampai 1 tahun. Uniknya sih, dia itu Surabaya juga, cuman kuliah di Malang.
Akhirnya, aku cukup kepo tentang Surabaya. Sempat meragukan kalau-kalau si Aji tetangganya si dia lagi. Sampai kami ngebahas tentang seluk-beluk Surabaya, terbilanglah bahwa aku waktu di Surabaya kemarin, nggak gitu ngelihatin jalanan. Karena fokus nyari sekolahnya si Edo.
Eh. Pas itu aku lupa tuh sama nama sekolahnya Edo. Lalu aku carilah lewat mediasosialnya. Pas aku cek diprofile dia nggak ada, aku ingat kalau di profilenya Galih itu ada nama sekolahnya. Yasudah lah, aku buka profile Galih, dan ternyata, sangat mengejutkan bahwa Aji itu ngefollow si Galih.
Sempat bertanya-tanya ya, kok bisa follow-followan? Hmm, jangan-jangan satu kampus nih?
Iseng, kutanyalah si Ajinya. Terus jawabannya begitu mengejutkan dong. "Loh itu Galih tetanggaku."
Hah?
Hah?
Hah?
Iya, Galih tetanggaku.
Hmm, aku langsung berkata kasar. Ternyata setelah kejadian yang dulu, terulang kembali. Seakan mengulang kisah lama.
Ternyata mereka tetanggaan?
Yasudahlah ya, nggak ada kepikiran apa-apa. Dan kemarin, aku iseng buka char alienku. Disitu aku diundang untuk main CD di room barengan sama si Edo. Eh pas itu nggak sengaja lihat plat temannya, si Galih. Ada nama Galih disitu. Curiga si Galih temennya emang. Terus sorenya, aku mabar sama Edo. Cerita-cerita kan. Sampai aku nanya, "Member Neworder yang namanya Galih anak mana?"
"Loh itu teman SMAku." Kata Edo.
Berarti benar dugaanku.
Waktu aku nanya sih dianya nggak online. Sampai beberapa saat.. si Edo bilang "tuh Galih nya udah online."
Kaget dong ya. Yaudah kebetulan juga si Aji juga online. Ku ajaklah "kating, ini ada tetanggamu."
"Hah? Masa?"
"Iya. Sini aja."
Walaupun diawalnya nggak bilang gitu sih. Awalnya nanya dimana dan sama siapa. Mabar club nggak. Memastikan nih orang sibuk apa nggak. Baru deh bilang kalau ada tetangganya wkwk.
Si Aji nggak percaya kalau ada si Galih di room ku. "Beneran. Sini aja kalau nggak percaya. Di LG2."
"Masa sih? Emang dia pake char apa?"
"Ya pake charnya sendiri lah."
"Levelnya emang level berapa?"
"Level 23."
"Bentar. Otw."
Dan yaudah pas itu udah play, dan yaudah deh. Kubilang, "kenal Wahid Aji nggak om?"
"Hah siapa emang?" Kata Galih nya kaget kalau aku kenal si Aji.
"Aji anak arip?" Kata Galih yang ku oper pesannya ke Aji.
Membaca itu Aji geram dong, "Anjg."
Wkwkwkwk. Aku ngakak. Dia emosi guys 🤣.
Dan beberapa pesan bahasa jawa yang aku paham-paham gitu aja. Edo juga ikut nimbrung sih.
So, yaaa! Ini dia ceritanya gimana bisa mempertemukan keduanya di ayodance wkwk. Katanya sih amazing ya. Katanya sih keren. Ah masa sih? Hehe.
Percaya nggak, nggak ada yang kebetulan di dunia ini?
Nah kalau gitu, apakah kebetulan?
Kita nggak tahu sih ya.
Kita hanya menjalaninya saja.
Mungkin ini alasannya aku kenal Aji dan kenal Edo. Hahahaa. Yakaliiii!
Oke deh. Sekian dulu ceritanya, besok-besok bakalan cerita tentang Okis sama dia yaa! Okeh? Hehe. Terimakasih untuk harinya kemarin! ❤️ Saatnya untuk tidur! :)
15 Februari 2019
Palangkaraya, 2:19
Kamis, 14 Februari 2019
Koruptor Kecil
Nah. Ini postingan kedua aku setelah yang tadi. I dont know where i just throw my unek-unek. Karena tempat uneg-uneg ku udah hilang, jadi semestinya sih... Aku keluarin di sini aja ya kan.
Blog menjadi tempat paling setia disaat aku senang, galau, sedih, hampa, marah dan sebagainya. Thankyou so much!
Oke, back to topic. Jadi aku punya problem yang cukup bikin sakit kepala. Ya, masalah yang bikin aku stress berkepanjangan untuk beberapa hari ini.
Aku akan cerita dari awal sesingkat-singkatnya ya.
Jadi, di kampusku, dosen menyediakan buku untuk dibeli. Memang pada awalnya adalah dosen tidak memberikan paksaan untuk wajib membeli. 'bagi siapa yang mau, silakan di beli.'
Tapi uniknya, banyak rumor yang bilang, kalau tidak membeli buku nilai pasti tidak memuaskan, walaupun absen, tugas, uts, uas sebagus gimanapun. Sekali lagi, ini adalah "KATANYA". Mungkin beberapa kating bilang itu emang 'FAKTA' untuk beberapa dosen.
Aku kuliah bukan di kota besar yang banyak toko buku macam Gramedia atau toko buku lain yang tersedia menjual berbagai macam buku. Jadi, jika dosen menyediakan buku, tentu saja itu memudahkan mahasiswanya. Daripada mencari-cari lagi yang belum tentu dapat. Itu menurutku lho ya. Jadi dipandanganku, beli buku ya gapapa. Selama buku juga dipakai.
Akhirnya, ku belilah buku seharga 100rb rupiah itu. Si dosen memberikan kebebasan untuk mengambil dulu bukunya baru bayar nanti. Uangnya dibayarkan ke ketua kelas (yang kalau sebutannya di sini adalah komti).
Akhirnya satu kelas setuju dengan hal itu. Beberapa minggu kemudian, aku membayar buku seharga 100rb itu ke komti. Jadi secara tidak langsung, kewajibanku untuk buku itu sudah beres. Sekarang itu adalah tanggungjawab dari komtinya yang telah dipercayakan untuk memegang uang buku dan memberikannya kepada sang dosen.
Hampir satu kelas semua sudah membayar, sampai pada saat UTS, dosen menagih uang buku. Namun sangat dipertanyakan, "kenapa jadi banyak yang belum bayar buku?!"
Protes berdatangan dari beberapa mahasiswa yang mengaku sudah membayar tapi di kertas yang ada tertulis belum membayar. Saksi mata ada yang melihat bahwa dia sudah membayar.
Pintar bersilat lidah. Kata dosenku ke komti tersebut.
Tapi memang benar. Dia baru mahasiswa semester 1 tapi sudah berani mencari masalah dengan dosen. Katanya kakak tingkat angkatan 2017. Kenapa kelakuannya seperti anak SD? Eh. Anak SD pun sepertinya lebih jujur dan bertanggungjawab.
Menjelang UAS, dosen tetap kekeuh dengan haknya dalam mengambil uang buku. Si komti bilang "nanti..nanti..nanti". Dari sepengetahuanku, dia bilang uangnya dipakai untuk keperluan keluarganya. Keuangan keluarganya lagi nggak baik. Tapi kabar yang diterima dari sang dosen adalah untuk biaya pengobatan orangtuanya.
Berbagai alasan keluar dari mulutnya itu, untuk menutup-nutupi bahwa ia telah menggunakan uang buku tersebut.
Akhinya ibu dosen memberikan suatu ancaman. "Suami saya polisi, lho. Jangan berani bohong kamu."
Setelah dibegitukan, si komti akhirnya jujur bahwa ia memang menggunakan uangnya. Padahal awalnya, dia bilang bahwa nggak pernah memakai uangnya sama sekali.
Sampailah setelah UAS, tetap ditagihin sama dosennya. Temanku tanya sama si komti, "gimana urusan buku? Udah beres?"
"Udah beres. Aku kerja ini." Kata komtinya ke temanku.
Aku mendengar itu ya, sudah tenang. Sampai akhirnya semua nilai sudah keluar, nilai yang bersangkutan belum keluar. Akhirnya jadi was-was. Apakah benar gara-gara masalah uang buku yang dipakainya itu? Ngomong-ngomong uang buku yang dipakai sebesar 4.800.000. Ya. 4,8jt. Tentunya bukan uang yang sedikit bukan?
Ternyata oh ternyata, memang benar adanya. Semua karena uang buku. Nilai yang lambat keluar, akhirnya keluar 2 hari yang lalu. Selasa sore. Nilai yang keluarpun isinya D semua. Tidak lulus sekelasan! Apakah mungkin seperti itu??
Logikanya ya nggak mungkin dong. Akhirnya seisi grup emosi habis-habisan. Dan well. Kemarin mencari solusinya. Dan thankyou for my friend, yang sudah rela datangin ke orangtuanya.
Orangtua si komti neleponan sama sang dosen. Beliau menjelaskan apa yang terjadi. Dan ya, orangtuanya nggak tahu menahu dengan kejadian ini. Jadi, alasannya untuk pengobatan itu bohong! Baru mahasiswa udah pintar bohong.
Yah, dia yang berulah, kok satu kelas juga kena? Terus dia katanya juga nggak kerja. Apa yang dibilangnya semua bohong. Hah? Konyol!
Akhirnya orangtua si komti setuju untuk membayar 4,8jt yang dimaksud dan ya sang dosen juga bersedia untuk mengubah nilai all D yang menyebabkan tidak lulus sekelasan.
Tapi ternyata, tidak semudah itu untuk menarik nilai yang sudah terupload. Katanya butuh lapor ke ketua jurusan lagi. Dan aku nggak mau menahu urusan itu. Takut dan ragu berurusan dengan fakultas. Apalagi ke ketua jurusannya. Haduh. Pusing deh.
Semoga cepat beres deh nilainya. Dan mendapatkan nilai yang memuaskan. A kalau perlu, hehe.
Semoga IP nya 3+ ya. Amin......
Kayaknya itu aja deh. Pelajaran untuk kita semua. Next time jangan bikin komti untuk semua matkul. Kan jadinya gini.
Juga, ini lah bibit-bibit koruptor. Dari hal seperti ini saja sudah kelihatan mau korupsinya. Memakan uang orang seenaknya saja! Berani bertanggungjawab nggak. Malah orangtuanya yang kena! Hadeh. Jangan sampai deh terjadi di aku.
Jujur emang paling terbaik. Walaupun jujur kadang menyakitkan ya, haha.
14 Februari 2019
Palangkaraya, 1:27
Selamat Hari Kasih Sayang 2019
Halo halo haii!
Hari ini, tanggal 14 Februari, bertepatan dengan hari kasih sayang alias Valentine. Apakah kalian merayakan? Hehe.
Sebenarnya, hari Valentine nggak mesti dirayakan dengan pacar aja kan? Kasih sayang bisa sama siapa saja kok. Entah pacar, temen, orangtua, sahabat, mantan, atau siapa saja.
Dan juga, kita memberikan kasih sayang kita bukan disaat valentine aja. Sementang hari valentine, jadi perhatian. Besok-besok sok gak peduli. Ya jangan dong ya.
Ngomong-ngomong tadi aku ketemu sama clubnya dia. Bodohnya aku kok kepo ya? Ah, seharusnya aku nggak terlalu mencampuri urusannya lagi. Heum. Salah banget kayaknya jalan-jalan ke server selain LG2. Karena di server itu kan, server padet. Pasti lah ya jarang anak club dia main disitu.
Padahal sebelumnya aku cukup excited ya, sama orang yang punya room nya. Yah setidaknya, aku bertemu sama temen baru. Walaupun pada akhirnya temennya si dia datang. Ah. Setiap liat namanya selalu bikin gimana gitu. Tapi yasudahlah ya. Mau digimanain juga nggak guna ya kan?
Intinya sih ya, gak lama lagi bakalan sibuk dengan dunia nyataku. Jadi siap-siap say goodbye sama yang namanya galau-galauan. Karena itu bakalan buang waktu aja dan bikin nggak fokus!
Oh ya. Ada satu cerita lagi nih yang mau kuceritakan. Mungkin di next post aja kali ya.
Bertepatan dengan hari ini, Minor Fajree juga ulangtahun. Keren ya, ulangtahunnya dirayain banyak orang haha. Yasudah deh. Cukup sekian cerita hari ini.
Happy Valentine Day!
14 Februari 2019
Palangkaraya, 0:53
Minggu, 10 Februari 2019
Meet New Friend
Hari ini, adalah hari kedua dimana aku menghapus pertemanannya dari ayodance. Well. Its going so fine. Aku rasa aku lebih baik daripada aku harus fl-an sama dia. Lebih ngerasa lepas, nggak tertekan dan merasa lebih have fun.
Yah tapi, maaf juga nih ya, karena udah ngehapus fl-nya. Di lubuk hatiku terdalam aku juga berat hati buat ngehapusnya. Aku pikir, kalau aku hapus semua akan benar-benar lepas kontak. Tapi sekali lagi, aku berpikir, dia aja bisa nggak peduli, kenapa aku harus peduli?
Dibawa slow aja, gak usah yang ribet-ribet.
Kalau masih ngeadd dia bikin ribet hati ini, ngapain dipertahankan? Mending hapus! Toh masih banyak lelaki lain di ayodance. Dikira aku nggak bisa gitu juga?
Ups. Maaf. Terbawa emosi. Yah mau gimana lagi ya, udah bener-bener kecewa.
Setelah beberapa hari main ayodance lagi, so happy, akhirnya bisa beradaptasi lagi. Mungkin faktor dari ngehapus fl nya juga. Jadi lebih enjoy mainnya.
Tadi sempat ketemu anak EnjoyMyStyle, club lama di ayodance. Terus juga, tadi ketemu sama member lama QualityTime si BOSS alias si Bagas. Uniknya aku masih ingat dia. Well, kalau aku sih orangnya inget-inget aja sama orang yang udah pernah aku add mediasosialnya. Kalau kalian baru add di ayodance nya aja, jangan harap aku bakal ingat lama ya.
Jadi... Bersyukurlah kalian yang sudah dapat dan sempat dekat dengan aku. Karena aku juga pilih-pilih buat lanjut ke line. Padahal sih, kalau dipikir-pikir gak ada faedahnya ya wkwk. Ya mestinya bangga dong :p *maksa*.
Udah jadi lebih baik. Lebih suka begini. Aku gak tau apa-apa. Sama-sama nggak peduli. Emang harus begini seharusnya.
Terus tadi, mabar lagi sama anak Reunited- si om Farhan. I dont think any special things sih. Cuman, seneng aja, bisa ada partner CD wkwkwk.
Terus mabar sama cece Anisa, cece E-Bek, cece Jenni, yang notabene-nya baru kenal dan aku sksd.
Terus ketemu orang yang lumayan asik tapi dia out dan aku nggak nyusulin. Jadi yah, sampai situ saja wkwk.
Malemnya, main CD lagi, seperti biasa. Kagetnya adalah, aku ketemu 2 anak Palangkaraya yang anak Ayodance juga! Wow banget kan. Wow lah, sangat jarang terjadi. Namanya.. Lucky sama Dino. Nice too meet you deh. Semoga bisa temu dan mabar asli ya di real life nya.
Terus... Setelah itu, aku main CD lagi. Ketemu sama anak nevermind. Yah lucu sih. Antimenstrim orangnya, dan aku lumayan demen. Namanya Fikri. Cukup aneh. Katanya anak 96, tapi kok bilang umur 21. Gubrak deh. Antara penipu apa gimana. Wkwk.
Nggak lama ada partner CD, om Farhan haha. Dia nanyain kapan cere dong! Gila aja kali ya wkwk. Sayang euy udah mau edel, dan kasian juga sama coupleku yang udah biayain aku segininya. Setidaknya aku hanya bisa setia saja hahaha.
Apalagi ya... Kayaknya sih itu aja. Mataku sudah lumayan mengantuk ingin dipejamkan. Saatnya tidurr~
Minggu, 10 Februari 2019
Palangkaraya, 0:41
Jumat, 08 Februari 2019
New Life
Haiii! Apa kabar? Aku upload lagi nih. Mungkin sih bakalan nulis rutin beberapa bulan ini. Biasa lah ya, kalau udah nulis pasti ada sesuatunya.
Oke, jadi. Hari ini aku mengambil keputusan yang lumayan berani ya menurutku. Aku akhirnya menghapus friendlist ayodanceku dengan dia. I don't think when aku sama dia masih fl-an.
To be honest, ketika dia online, perasaanku rada gimana gitu ya. First of all, biasanya ketika dia online, pasti dia paling gak ngewm untuk nyapa. Tapi gimana.. setelah kejadian itu, itu udah bukan jadi kebiasaannya lagi.
Okayy. It's okay. Aku udah mulai biasa dengan itu. Pada awalnya emang rada kecewa sih. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, buat apa coba aku kecewa? Toh ya, dianya juga udah gitu. Ngapain dipikirin? Yakan?
Itu yang pertama.
Yang kedua, karena aku ada dapat pmp dari event, dengan mudah dong bisa ngestalk dia ada dimana. Aliansi gitu. Kadang kalau aku rajin bisa aku datengin tuh. Eh taunya terciduk main berdua sama cewek HEHE. Walau ceweknya juga udah wedding sih. Tapi tetap aja kan, ada rasa kretek-kretek gitu. </3
Yaudah lah, kalau dipikir-pikir lagi, itu hak dia. Aku pun juga pernah gitu. Walaupun itu hanya sama temen. Dan lagipula, ngapain aku marah? Toh juga bukan suatu yang salah. Suka-suka dia lah intinya. Kok aku yang repot? Iyakan?
Simpelnya sih, aku bukan siapa-siapa dia. Dan dia punya hak mau main sama siapapun.
Aku cukup sadar diri lah ya.
Jadi, karena itu aku memutuskan untuk unfriend dia. Aku berpikir, ketika aku tetap berteman sama dia, aku gak akan bisa moveon. Karena aku orangnya penasaran emang to the max. Jadi suka kepo. Nah, mendingkan nggak usah tau. Nggak usah peduli.
Mungkin bagi beberapa orang, ngerasa ini jalan yang sangat bocah sih. I think so. Aku pun juga berpikir gitu. But sorry, aku emang gini orangnya. Jadi maafkan kalau aku udah gini. Pernah ngeblock, terus gak lama di unblock. Terus mainannya unfriend. Tapi gimana ya. Kalau nggak gini, bakal susah kedepannya. Aku bukan orang yang bisa sok bodoh amat. Bukan orang yang bisa pura-pura nggak peduli. Sama sekali nggak bisa.
Kayak kemarin aja, aku wm dia. Haha. Sedih kan. Kayak gak bisa moveon gitu. Makanya dengan langkah ini aja biar kehidupan berubah wkwkwk.
Seriously.
Itu juga demi kebaikan dia kayaknya.
Kasian digangguin terus.
Jadi pelan-pelan menghilang lagi. Sampai benar-benar lupa everything dan merasa biasa aja lagi. Targetku sih Mei ini ya. Jadi bisa ngucapin ultah dia dengan biasa aja. Nggak yang gimana-gimana.
Pasti bisa kok. Nothing is impossible.
Apalagi bulan itu bulan-bulan sibuk kuliah. Jadi harus fokus juga, hehe.
Semangat deh yaaa. Biasanya nyemangatin orang lain. Sekarang harus bisa nyemangatin diri sendiri. Kalau nggak gitu, kapan majunya?
Jumat, 8 Februari 2019
Palangkaraya, 23:46
Kamis, 07 Februari 2019
Hanya Mimpi
Semua hanya mimpi.
Tapi dari mimpilah terkadang membuat orang brrsemangat.
Mungkin.
Kadang kala, juga membuat orang bersedih.
Lagi-lagi, aku memimpikan tentangnya. Dia tidak ada habisnya hadir ke dalam alam mimpiku dengan seenaknya. Selalu muncul ketika tidak diinginkan. Padahal memang, di dalam lubuk hati terdalam ingin sosoknya hadir menghiasi tidurku.
Hanya saja, semua ini hanyalah mimpi. Mimpi yang mungkin tidak akan pernah terwujudkan. Mungkin. Kita tidak tahu kedepannya memang. Tapi, untuk saat ini kemungkinannya adalah tidak terjadi.
Sedih? Iya.
Galau? Iya.
Senang? Iya juga.
Tapi lebih banyak mananya? Lebih banyak sedihnya. Lebih banyak galaunya.
Sedihnya adalah, kenapa harus mengenal rasa aneh ini lagi padahal aku dan dia tidak akan pernah bersatu?
Senangnya adalah, aku dipertemukan orang yang benar-benar bisa membuatku merasa seperti itu lagi. Orang yang begitu sabar, begitu pengertian.
Mungkin. Dia lakukan ke semua orang.
Mungkin. Dia hanya baik hati.
Mungkin. Dia hanya melakukan itu untuk terlihat baik.
Bukan untuk tujuan tertentu.
Bukan untuk kepentingan apapun.
--
Aku udah mau melanjutkan post ini, tapi sayang sekali, ketika mau dipost, postingannya hilang begitu saja. Dan, ide-ide yang udah dituangkan hilang begitu saja. Alhasil, jadi malas untuk melanjutkannya. Gapapa ya, setengah jadi gini. Sakit hati deh, udah ngetik panjang lebar eh malah ilang. Emang salah aku juga sih, gak di copy dulu. Udah tau kemarinnya sempet ditinggal.
Yaudah lah ya. Kapan-kapan lagi ngeuploadnya! Hehe.
Kamis, 7 Februari 2019
Palangkaraya, 18:49
Minggu, 03 Februari 2019
Mimpi
Sudah hampir beberapa kali aku memimpikan dia. Sejak aku dengan dia memutuskan untuk biasa-biasa saja..
Yang aku tau, orang yang muncul di mimpiku karena mereka memikirkan kita atau bahasa simpelnya, mereka rindu kita.
Tapi, di beberapa situs yang pernah aku baca, kemungkinan juga karena aku yang terlalu merindukannya.
Jadi yang mana yang benar dong?
Mungkin pilihan yang kedua kali ya yang lebih menggambarkan aku saat ini.
Ingin sekali rasanya aku menumpahkan segala kerinduan ini langsung di depannya. Mengatakan aku benar-benar rindu dengan semuanya. Tapi, aku takut, jawaban dia dan harapanku akan jawabannya membuat kecewa. Sebenarnya, yang membuat kecewa adalah harapanku itu. Bukan, dia nya.
Jadi akhirnya, aku mengurungkan niat untuk mengatakan langsung. Lebih baik sepertinya untuk dipendam kan?
Mungkin sejak Januari kemarin, aku sudah memimpikannya 3-4x dalam tidurku. Of course, mungkin karena kehilangan itu. Sama halnya, beberapa hari setelah kehilangan kalkulator, aku juga sempat memimpikannya.
Hmm. Tapi setidaknya aku bersyukur bisa temu-kangen dengannya, walau di dalam mimpi. Untung ketika memimpikannya, mimpi yang indah. Jadi bisa untuk dikenang. Sesenang itu?
Iya, sesenang itu.
Entah kenapa, dia spesial. Di awal aku merasa dia bukanlah apa-apa dibanding sebelumnya. Orangnya kaku, tertutup dan ya beda lah. Seiring berjalannya waktu, aku berpikir, dia spesial dengan caranya sendiri.
Lama-lama, dia punya suatu poin dimana itulah yang membuat aku jatuh hati.
Dia baik. Dia sabar. Dia punya kharismanya di mata aku sendiri. Dia tahu betul bagaimana cara menyayangi keluarganya. Dia pendengar yang baik. Dia pemberi saran yang baik. Dia penghibur yang baik. Dia, dengan suaranya yang menurut aku sangat-sangat khas membust aku rindu.
Aku nulis ini dengan hati yang berdebar-debar, lho! Nggak tahu kenapa.
Kangen.
Mau bilang tapi takut. Takut jawabannya tidak sesuai harapan. Siapa tau dia tidak gitu? Dan berujung dengan kecewa.
Dia spesial di mata aku. Sangat spesial.
Dia pun mempunyai ruang tersendiri di hati aku. Dari awal sampai akhir.
Mungkin hubungan kami pun bisa dibilang sangat sebentar. Tapi, yang sebentar itupun sudah membuatku seperti ini. Bagaimana yang lama? Mungkin bisa lebih sakit hati.
Ah. Hujan kemarin membuatku sangat mellow. Sehingga memikirkannya dalam-dalam. Lalu terbawa sampai alam mimpi. Dan paginya seperti ini. Aku tidak bisa menyalahkan siapa-siapa.
Salah aku, yang seperti ini.
Sedih.
Tapi mau digimanain lagi, nggak akan merubah sesuatu. Hubungan kami sudah rusak. Sudah retak. Sudah patah. Tidak akan sempurna jika ingin dikembalikan.
Berharap dan berdoa yang terbaik untuk aku dan kamu. Semoga kita berbahagia dijalannya masing-masing. Kelak, semoga kita bisa bertemu di dunia nyata. Aku punya mimpi untuk bisa bertemu teman-temanku yang dari game di dunia nyata. Semoga ya.
Amiiin.
Biasanya kalau update blog, di malem hari. Ini di siang hari. Hahaha.
Minggu, 3 Februari 2019
Palangkaraya, 12:34