KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karuniaNya, kami dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Tugas karya ilmiah ini kami
berikan judul, ‘Penyakit CVPD Pada Tumbuhan Jeruk’.
Tidak
lupa kami kelompok 5, selaku penulis karya ilmiah ini, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Guru Raidayati, SpD. Serta kami mengucapkan banyak
terimakasih atas kerjasama antar teman dalam kelompok.
Dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan dan
kebingungan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang kami
dapatkan, dan juga kerterbatasan waktu dan kemampuan kami. Karena itu, kami
menyadari banyak terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini.
Harapan
kami, semoga tugas karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kami dan
juga para pembaca.
Palangkaraya,
25 Agustus 2015
Kelompok
V
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Jeruk
merupakan jenis buah-buahan yang digemari oleh masyarakat dan memiliki
kapasitas dalam menunjang perbaikan gizi masyarakat karena kandungan vitamin
C-nya yang cukup tinggi. Salah satu faktor pembatas dalam pengembangan tanaman
jeruk yaitu adanya organisme penganggu tanaman (OPT), termasuk pada pembahasan kali
ini, kami akan menjelaskan apa itu penyakit CVPD yang dialami oleh tumbuhan
jeruk.
Untuk
itu, kita patut menjaga kelangsungan dan kualitas tanaman jeruk, perlu adanya
perhatian khusus terhadap penyakit CVPD, terutama pada kebun-kebun jeruk yang
masih bebas CVPD.
Selain latar belakang
tersebut, kami memiliki latar belakang lainnya, kami membuat karya tulis ilmiah
ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas biologi yang diberikan oleh guru kami,
dan juga agar para pembaca dapat mengerti lebih banyak tentang penyakit CVPD
yang menyerang tumbuhan jeruk.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan
penyakit CVPD pada tumbuhan jeruk.
2.
Bagaimana cara kita mengenali sebuah
tumbuhan terkena penyakit CVPD
3.
Bagaimana tanaman jeruk dapat terkena
CVPD
4.
Bagaimana cara mengatasi atau cara
mencegah penyakit CVPD pada tumbuhan jeruk.
5.
Mengidentifikasi variabel manipulasi,
variabel respon, dan variabel kontrol.
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan penyakit CVPD pada tumbuhan jeruk.
2. Kita
dapat mengenali sebuah tumbuhan terkena penyakit CVPD
3. Dapat
mengetahui tanaman jeruk dapat terkena CVPD
4. Dapat
mengetahui bagaimana cara mengatasi atau cara mencegah CVPD pada tumbuhan
jeruk.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Mengidentifikasi Variabel
Tiga
macam variabel yang digunakan dalam sebuah penelitian:
1. Variabel
Manipulasi atau variabel bebas adalah variabel yang dapat dipengaruhi secara
sengaja atau dapat diubah-ubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi. Pada
perencanaan (desain) penelitian ini, yang menjadi variabel manipulasi adalah:
banyaknya pupuk yang digunakan dalam penanaman hingga persemaian tanaman jeruk.
2. Variabel
terikat atau variabel respon adalah variabel hasil dari variabel bebas atau,
hasil pengaruh dari variabel manipulasi. Variabel respon: Timbulnya suatu
penyakit dikarenakan oleh hama.
3. Variabel
kontrol adalah variabel yang secara sengaja dipertahankan dan dibuat sama agar
tidak terpengaruh terhadap variabel respon. Variabel kontrol: media tempat
penanaman jeruk, dosis air dan pupuk yang digunakan.
CVPD
(Citrus Vein Phloem Degeneration), adalah nama penyakit tanaman jeruk yang
dalam bahasa Indonesia memiliki arti kerusakan pembuluh floem tanaman jeruk. Di
luar negeri, penyakit ini dikenal dengan nama berbeda-beda disetiap negara. Nama
resmi yang kini digunakan di seluruh dunia adalah huanglongbing, disingkat HLB,
nama dalam bahasa Mandarin yang berarti pucuk menguning.
Pembuluh
floem adalah pembuluh yang terdapat pada kulit batang, yang berfungsi untuk
mengangkut bahan makanan, yang diolah tanaman pada daun dan keseluruh bagian
tanaman. Jika pembuluh floem mengalami kerusakan maka bahan makanan tertumpuk
pada daun sehingga bagian lainnya mengalami kekurangan makanan. Akibatnya,
pertumbuhan tanaman mengalami kerusakan dan dapat pelan-pelan akan mati.
Pembuluh floem mengalami kerusakan karena
dijadikan tempat berkembang biak oleh bakteri Candidatus Liberibacter
asiaticus. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh petani
jeruk, karena penyakit ini mudah menular dan begitu tanaman terkena penyakit
ini maka akan cepat mati dan tidak menghasilkan buah yang baik. Ketika penyakit
ini terkena tanaman jeruk, tanaman jeruk memang masih dapat berproduksi, tetapi
bentuk buah menjadi tidak normal, ukuran buah menjadi lebih kecil, dan rasanya
menjadi kecut.
Tanaman
jeruk dapat terkena CVPD melalui dua cara penularan CVPD.
a.
CVPD dapat menular dengan perantaraan
serangga kutu loncat jeruk Asia sebagai vektor.
b.
CVPD dapat menular melalui okulasi
dengan menggunakan mata tempel yang diambil dari pohon induk yang berpenyakit
CVPD.
*Vektor
adalah makhluk hidup yang tubuhnya mengandung bibit penyakit tanpa harus
menjadi sakit. Contohnya, Ketika kutu
loncat jeruk Asia mengisap cairan dari pucuk tanaman berpenyakit CVPD, cairan
yang mengandung bakteri penyebab CVPD masuk ke dalam tubuhnya. Cairan tersebut
dapat dipindahkan ke tanaman sehat pada saat kutu loncat tersebut menghisap
cairan dari tanaman sehat.
CPVD dapat
dikenali dengan beberapa cara, yaitu:
Dengan cara sederhana
biasanya kurang teliti, tetapi biayanya murah dan bila dilakukan oleh orang
yang berpengalaman, hasilnya bisa mendekati cara canggih yan biayanya mahal.
Cara
sederhana untuk mengenali CVPD dengan cara pengamatan gejala dan uji iodin.
Pengamaan gejala adalah pengamatan yang dilakukan untuk melihat perubahan yang
terjadi pada tanaman yang menderita CVPD, sedangkan uji iodin adalah uji yang
dilakukan dengan meneteskan cairan iodin pada irisan daun yang diambil dari
tanaman jeruk yang terkena CVPD.
Gejala khas
tanaman yang terkena penyakit CVPD:
·
Pada tanaman yang mulai menderita CVPD, salah satu
cabangnya akan tampak menguning.
·
Daun pada cabang tersebut bewarna hijau
berbelang-belang kuning secara tidak simetris antara bagian kanan dan kiri
tulang daun utama.
·
Daun-daun tersebut akan mempunyai tulang daun yang
lebih tebal dan bergabus/
·
Bagian daun menguning yang semakin mencakup seluruh
permukaan daun.
·
Daun menjadi lebih kaku, tumbuh lebih tegak, dan
kadang-kadang berbentuk tidak normal.
·
Daun akan gugur dan cabang menjadi tumbuh meranggas,
tanaman tampak tumbuh merana, dan pada akhirnya tanaman yang terkena CVPD
tersebut mati.
Ciri-ciri
buah yang menderita CVPD:
·
Buah berukuran lebih kecil dan bentuknya tidak normal.
·
Menjelang masak, buah menguning dari bagian pangkal,
bukan dari ujung sebagaimana seharusnya.
·
Bila buah dibelah melalui bagian pangkal, tampak
pembuluh bewarna cokelat muda.
·
Bila buah di belah melintang, tampak biji yang kisut
dan menghitam.
Untuk lebih
memastikan tanaman menderita penyakit CVPD, dapat dilakukan uji iodin. Untuk
melakukan uji ini, terlebih tahulu menyiapkan larutan iodin dengan mencampurkan
satu bagian cairan iodium tinktur (obat merah Betadine tidak boleh digunakan)
ke dalam 9 bagian air minum kemasan.
Kemudian,
ambil satu helai daun yang memiliki gejala CVPD, kemudian daun tersebut diiris.
Irisan daun tersebut kemudian dicelupkan ke dalam larutan iodin selama 1,5
hinga 2 menit. Lalu perhatikan perubahan warna yang terjadi pada bagian tepi
irisan daun. Bila warna tepi irisan berubah menjadi biru gelap maka perubahan
warna tersebut menandakan tanaman berpenyakit CVPD. Dan bila warna tidak
berubah, menandakan tanaman tersebut tidak menderita penyakit CVPD.
Namun, pengujian menggunakan uji
iodin tidak dapat memberikan hasil yang benar-benar akurat. Namun karena
biayanya murah, maka dapat dilakukan dalam jumlah banyak, dibandingkan dengan
menggunakan uji canggih yang biayanya mahal.
Tingkat
akurasi uji iodin adalaha 65% maka bila dari 100kali pengujian dan ditemukan
80% hasil positif, setidaknya, 52kali pengujian adalah akurat.
Untuk
mendapatkan hasil yang benar-benar akurat dapat dilakukan uji PCR (polimerase
chain reaction), tetapi uji ini hanya dapat dilakukan di laboratorium di luar
NTT. Bukan suatu hal yang tidak mungkin selama pengangkutan ke laboratorium
sampel mengalami kerusakan sehingga hasilnya juga tidak dapat menghasilkan
hasil yang benar-benar akurat.
Untuk
mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Liberobacter asiaticum, kita dapat menggunakan
beberapa cara, yaitu:
·
Pengadaan dan
penggunaan jeruk bebas penyakit.
·
Pengendalian
serangga vektor.
Serangga penularan dalam penyebaran CVPD, D. Citri. Vektor ini menularkan CVPD
dipersemaian dan kebun, terutama ditemukan pada tunas. Agar tidak menambah
populasinya, penggunaan pestisida dapat dipertimbangkan.
Contoh pestisida yang dapat mengendalikan populasi vektor diantaranya: dimenthoate (perfekthion,
roxion 40 EC, rogor 40 EC, cygon) yang diaplikasikan pada daun atau disuntikan
pada batang, dan edosulfan (dekasulfan 350 EC). Aplikasi insektisida hendaknya
dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas. Selain penggunaan
pestisida, penggunaan agensia hayati juga bisa dilakukan untuk pengendalian
kutu loncat ini yaitu dapat dikendalikan oleh dua parasit nimfa: Tamarixia
radiata dan Diaphorencyrtus aligarhensis dengan tingkat
parasitisme berturut-turut 90 % dan 60-80 %. Predator seperti Curinus
coeruleus juga mampu mengendalikan populas hama ini. Entomopatogen Hirsutella
sp. dapat menginfeksi kutu dewasa hingga 60%.
·
Karantina
·
Sterilisasi alat-alat
·
Pemetaan daerah terkena penyakit CVPD.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Penyakit
CVPD disebabkan oleh bakteri Liberobacter asiaticum yang biasanya
ditularkan melalui serangga vektor Diaphorina citri.
·
Untuk
mengetahui suatu tanaman memiliki penyakit CVPD, dapat dilakukan dengan cara
uji iodin dan uji PCR (polimerase chain reaction).
·
Pengendalian penyakit CVPD dapat dilakukan secara
terpadu, yaitu antara lain : Pengadaan dan penggunaan bibit jeruk bebas
penyakit, pengendalian serangga vektor, karantina, sterilisasi alat-alat dan
pemetaan daerah serangan terkena penyakit CVPD.
DAFTAR PUSTAKA
http://hamasyahri.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Solikhin. 2015. SERASI BIOLOGI KURIKULUM 2013. Banjarmasin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar