Sabtu, 29 Agustus 2015

Karya Ilmiah - Tumbuhan CVPD Pada Tumbuhan Jeruk







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Tugas karya ilmiah ini kami berikan judul, ‘Penyakit CVPD Pada Tumbuhan Jeruk’.
Tidak lupa kami kelompok 5, selaku penulis karya ilmiah ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Guru Raidayati, SpD. Serta kami mengucapkan banyak terimakasih atas kerjasama antar teman dalam kelompok.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan dan kebingungan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi yang kami dapatkan, dan juga kerterbatasan waktu dan kemampuan kami. Karena itu, kami menyadari banyak terdapat kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini.
Harapan kami, semoga tugas karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kami dan juga para pembaca.

Palangkaraya, 25 Agustus 2015
Kelompok V



BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Jeruk merupakan jenis buah-buahan yang digemari oleh masyarakat dan memiliki kapasitas dalam menunjang perbaikan gizi masyarakat karena kandungan vitamin C-nya yang cukup tinggi. Salah satu faktor pembatas dalam pengembangan tanaman jeruk yaitu adanya organisme penganggu tanaman (OPT), termasuk pada pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan apa itu penyakit CVPD yang dialami oleh tumbuhan jeruk.
Untuk itu, kita patut menjaga kelangsungan dan kualitas tanaman jeruk, perlu adanya perhatian khusus terhadap penyakit CVPD, terutama pada kebun-kebun jeruk yang masih bebas CVPD.
Selain latar belakang tersebut, kami memiliki latar belakang lainnya, kami membuat karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas biologi yang diberikan oleh guru kami, dan juga agar para pembaca dapat mengerti lebih banyak tentang penyakit CVPD yang menyerang tumbuhan jeruk.

1.2     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit CVPD pada tumbuhan jeruk.
2.      Bagaimana cara kita mengenali sebuah tumbuhan terkena penyakit CVPD
3.      Bagaimana tanaman jeruk dapat terkena CVPD
4.      Bagaimana cara mengatasi atau cara mencegah penyakit CVPD pada tumbuhan jeruk.
5.      Mengidentifikasi variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol.

1.3     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit CVPD pada tumbuhan jeruk.
2.      Kita dapat mengenali sebuah tumbuhan terkena penyakit CVPD
3.      Dapat mengetahui tanaman jeruk dapat terkena CVPD
4.      Dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi atau cara mencegah CVPD pada tumbuhan jeruk.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengidentifikasi Variabel
Tiga macam variabel yang digunakan dalam sebuah penelitian:
1.      Variabel Manipulasi atau variabel bebas adalah variabel yang dapat dipengaruhi secara sengaja atau dapat diubah-ubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi. Pada perencanaan (desain) penelitian ini, yang menjadi variabel manipulasi adalah: banyaknya pupuk yang digunakan dalam penanaman hingga persemaian tanaman jeruk.
2.      Variabel terikat atau variabel respon adalah variabel hasil dari variabel bebas atau, hasil pengaruh dari variabel manipulasi. Variabel respon: Timbulnya suatu penyakit dikarenakan oleh hama.
3.      Variabel kontrol adalah variabel yang secara sengaja dipertahankan dan dibuat sama agar tidak terpengaruh terhadap variabel respon. Variabel kontrol: media tempat penanaman jeruk, dosis air dan pupuk yang digunakan.

CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration), adalah nama penyakit tanaman jeruk yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti kerusakan pembuluh floem tanaman jeruk. Di luar negeri, penyakit ini dikenal dengan nama berbeda-beda disetiap negara. Nama resmi yang kini digunakan di seluruh dunia adalah huanglongbing, disingkat HLB, nama dalam bahasa Mandarin yang berarti pucuk menguning.
Pembuluh floem adalah pembuluh yang terdapat pada kulit batang, yang berfungsi untuk mengangkut bahan makanan, yang diolah tanaman pada daun dan keseluruh bagian tanaman. Jika pembuluh floem mengalami kerusakan maka bahan makanan tertumpuk pada daun sehingga bagian lainnya mengalami kekurangan makanan. Akibatnya, pertumbuhan tanaman mengalami kerusakan dan dapat pelan-pelan akan mati.
            Pembuluh floem mengalami kerusakan karena dijadikan tempat berkembang biak oleh bakteri Candidatus Liberibacter asiaticus. Penyakit ini merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh petani jeruk, karena penyakit ini mudah menular dan begitu tanaman terkena penyakit ini maka akan cepat mati dan tidak menghasilkan buah yang baik. Ketika penyakit ini terkena tanaman jeruk, tanaman jeruk memang masih dapat berproduksi, tetapi bentuk buah menjadi tidak normal, ukuran buah menjadi lebih kecil, dan rasanya menjadi kecut.
Tanaman jeruk dapat terkena CVPD melalui dua cara penularan CVPD.
a.       CVPD dapat menular dengan perantaraan serangga kutu loncat jeruk Asia sebagai vektor.
b.      CVPD dapat menular melalui okulasi dengan menggunakan mata tempel yang diambil dari pohon induk yang berpenyakit CVPD.

*Vektor adalah makhluk hidup yang tubuhnya mengandung bibit penyakit tanpa harus menjadi sakit. Contohnya, Ketika kutu loncat jeruk Asia mengisap cairan dari pucuk tanaman berpenyakit CVPD, cairan yang mengandung bakteri penyebab CVPD masuk ke dalam tubuhnya. Cairan tersebut dapat dipindahkan ke tanaman sehat pada saat kutu loncat tersebut menghisap cairan dari tanaman sehat.

CPVD dapat dikenali dengan beberapa cara, yaitu:
Dengan cara sederhana biasanya kurang teliti, tetapi biayanya murah dan bila dilakukan oleh orang yang berpengalaman, hasilnya bisa mendekati cara canggih yan biayanya mahal.
Cara sederhana untuk mengenali CVPD dengan cara pengamatan gejala dan uji iodin. Pengamaan gejala adalah pengamatan yang dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada tanaman yang menderita CVPD, sedangkan uji iodin adalah uji yang dilakukan dengan meneteskan cairan iodin pada irisan daun yang diambil dari tanaman jeruk yang terkena CVPD.
Gejala khas tanaman yang terkena penyakit CVPD:
·         Pada tanaman yang mulai menderita CVPD, salah satu cabangnya akan tampak menguning.
·         Daun pada cabang tersebut bewarna hijau berbelang-belang kuning secara tidak simetris antara bagian kanan dan kiri tulang daun utama.
·         Daun-daun tersebut akan mempunyai tulang daun yang lebih tebal dan bergabus/
·         Bagian daun menguning yang semakin mencakup seluruh permukaan daun.
·         Daun menjadi lebih kaku, tumbuh lebih tegak, dan kadang-kadang berbentuk tidak normal.
·         Daun akan gugur dan cabang menjadi tumbuh meranggas, tanaman tampak tumbuh merana, dan pada akhirnya tanaman yang terkena CVPD tersebut mati.
Ciri-ciri buah yang menderita CVPD:
·         Buah berukuran lebih kecil dan bentuknya tidak normal.
·         Menjelang masak, buah menguning dari bagian pangkal, bukan dari ujung sebagaimana seharusnya.
·         Bila buah dibelah melalui bagian pangkal, tampak pembuluh bewarna cokelat muda.
·         Bila buah di belah melintang, tampak biji yang kisut dan menghitam.
Untuk lebih memastikan tanaman menderita penyakit CVPD, dapat dilakukan uji iodin. Untuk melakukan uji ini, terlebih tahulu menyiapkan larutan iodin dengan mencampurkan satu bagian cairan iodium tinktur (obat merah Betadine tidak boleh digunakan) ke dalam 9 bagian air minum kemasan.
Kemudian, ambil satu helai daun yang memiliki gejala CVPD, kemudian daun tersebut diiris. Irisan daun tersebut kemudian dicelupkan ke dalam larutan iodin selama 1,5 hinga 2 menit. Lalu perhatikan perubahan warna yang terjadi pada bagian tepi irisan daun. Bila warna tepi irisan berubah menjadi biru gelap maka perubahan warna tersebut menandakan tanaman berpenyakit CVPD. Dan bila warna tidak berubah, menandakan tanaman tersebut tidak menderita penyakit CVPD.
Namun, pengujian menggunakan uji iodin tidak dapat memberikan hasil yang benar-benar akurat. Namun karena biayanya murah, maka dapat dilakukan dalam jumlah banyak, dibandingkan dengan menggunakan uji canggih yang biayanya mahal.
Tingkat akurasi uji iodin adalaha 65% maka bila dari 100kali pengujian dan ditemukan 80% hasil positif, setidaknya, 52kali pengujian adalah akurat.
Untuk mendapatkan hasil yang benar-benar akurat dapat dilakukan uji PCR (polimerase chain reaction), tetapi uji ini hanya dapat dilakukan di laboratorium di luar NTT. Bukan suatu hal yang tidak mungkin selama pengangkutan ke laboratorium sampel mengalami kerusakan sehingga hasilnya juga tidak dapat menghasilkan hasil yang benar-benar akurat.

Untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Liberobacter asiaticum, kita dapat menggunakan beberapa cara, yaitu:
·         Pengadaan dan penggunaan jeruk bebas penyakit.
·         Pengendalian serangga vektor.
Serangga penularan dalam penyebaran CVPD, D. Citri. Vektor ini menularkan CVPD dipersemaian dan kebun, terutama ditemukan pada tunas. Agar tidak menambah populasinya, penggunaan pestisida dapat dipertimbangkan.
Contoh pestisida yang dapat mengendalikan populasi vektor diantaranya: dimenthoate (perfekthion, roxion 40 EC, rogor 40 EC, cygon) yang diaplikasikan pada daun atau disuntikan pada batang, dan edosulfan (dekasulfan 350 EC). Aplikasi insektisida hendaknya dilakukan pada saat tanaman menjelang dan ketika bertunas. Selain penggunaan pestisida, penggunaan agensia hayati juga bisa dilakukan untuk pengendalian kutu loncat ini yaitu dapat dikendalikan oleh dua parasit nimfa: Tamarixia radiata dan Diaphorencyrtus aligarhensis dengan tingkat parasitisme berturut-turut 90 % dan 60-80 %. Predator seperti Curinus coeruleus juga mampu mengendalikan populas hama ini. Entomopatogen Hirsutella sp. dapat menginfeksi kutu dewasa hingga 60%.
·         Karantina
·         Sterilisasi alat-alat
·         Pemetaan daerah terkena penyakit CVPD.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
·         Penyakit CVPD disebabkan oleh bakteri Liberobacter asiaticum yang biasanya ditularkan melalui serangga vektor Diaphorina citri.
·         Untuk mengetahui suatu tanaman memiliki penyakit CVPD, dapat dilakukan dengan cara uji iodin dan uji PCR (polimerase chain reaction).
·         Pengendalian penyakit CVPD dapat dilakukan secara terpadu, yaitu antara lain : Pengadaan dan penggunaan bibit jeruk bebas penyakit, pengendalian serangga vektor, karantina, sterilisasi alat-alat dan pemetaan daerah serangan terkena penyakit CVPD.



DAFTAR PUSTAKA

http://hamasyahri.blogspot.com/2012/02/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Solikhin. 2015. SERASI BIOLOGI KURIKULUM 2013. Banjarmasin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar