Minggu, 30 Agustus 2015

LAPORAN HASIL PENGUKURAN PANJANG








LAPORAN HASIL PENGUKURAN

1.1  Judul Laporan: Laporan Hasil Pengukuran Panjang

1.2  Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur besaran panjang dengan berbagai alat ukur panjang.

1.3  Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan selama percobaan adalah mistar, jangka sorong, sebuah kubus, tabung reaksi, kelereng, dan buku paket Fisika.

1.4  Cara Kerja

a)      Mengukur kubus dengan menggunakan mistar:
Pastikan menggunakan sebuah mistar yang masih layak pakai dan utuh dari sumbu 0 cm. Ukur kubus tersebut dengan menggunakan mistar, dari sumbu 0 cm.
Skala terkecil atau ketelitian mistar: 0,1 cm.
Nilai ketidakpastian mistar: 0,05 cm.

b)     Mengukur diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong:
Jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu, rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius yang berada pada rahang geser.
@ Geserlah rahang jangka sorong kekanan, sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
@ Letakkan benda yang akan diukur di antara kedua rahang.
@ Geserlah rahang geser kekiri hingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang.
Skala terkecil atau ketelitian jangka sorong: 0,01 cm.
Nilai ketidakpsatian jangka sorong: 0,005 cm.

c)      Mengukur kedalaman tabung reaksi dengan jangka sorong:

@ Letakkan benda yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.
@ Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan benda yang akan diukur kedalamannya.
@ Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
Skala terkecil atau ketelitian jangka sorong: 0,01 cm.
Nilai ketidakpsatian jangka sorong: 0,005 cm.

d)     Mengukur ketebalan buku dengan jangka sorong:

R  Geserlah rahang jangka sorong kekanan, sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
R  Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
R  Geserlah rahang geser kekiri hingga benda yang diukur, terjepit oleh kedua rahang.

Skala terkecil atau ketelitian jangka sorong: 0,01 cm.
Nilai ketidakpsatian jangka sorong: 0,005 cm.

1.5  Data Hasil Percobaan

        Hasil pengukuran kubus dengan menggunakan mistar.
Pengukuran ke...
Hasil Pengukuran
1
2,00 cm
2
2,00 cm
3
2,00 cm
4
2,00 cm






Rata-rata: 2,00+2,00+2,00+2,00 : 4 = 2cm.


        Hasil Pengukuran diameter kelereng dengan jangka sorong.
Pengukuran ke...
Hasil Pengkuran
1
2,650 cm
2
2,650 cm
3
2,650 cm
4
2,650 cm






Rata-rata: 2,650+2,650+2,650+2,650 : 4 = 2,65 cm.
        Hasil Pengukuran kedalaman tabung reaksi dengan jangka sorong.
Pengukuran ke...
Hasil Pengkuran
1
14,783 cm
2
14,783 cm
3
14,783 cm
4
14,783 cm






Rata-rata: 14,783+14,783+14,783+14,783 : 4 = 14,783 cm.

        Hasil Pengukuran ketebalan buku dengan jangka sorong.
Pengukuran ke...
Hasil Pengkuran
1
2,160 cm
2
2,160 cm
3
2,160 cm
4
2,160 cm






Rata-rata: 2,160+2,160+2,160+2,160 : 4 = 2,16 cm.


1.6  Analisis Data

          Dari hasil pengukuran panjang diatas, alat ukur jangka sorong adalah alat yang lebih teliti pengukurannya. Karena, tingkat ketelitiannya lebih tinggi sehingga pengukurannya lebih akurat.
          Jangka sorong biasanya digunakan untuk mengukur suatu diameter benda. Maka dari itu, jangka sorong termasuk alat pengukuran diameter  yang memiliki ketelitian yang lebih akurat.



1.7  Kesimpulan

*      Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang menunjukkan perbandingan langsung dari benda yang diukur langsung dengan beberapa skala asli.
*      Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda. Untuk mistar: 0,1 cm, sedangkan untuk jangka sorong: 0,01 cm.
*      Jika mengukur panjang dengan mistar, penggunaan mistar harus dari skala 0 cm atau skala 0 mm.
*      Jangka sorong memiliki dua bagian yaitu rahang geser dan rahang tetap. Serta memiliki dua skala yaitu, skala utama dan skala nonius.
*      Pengukuran dilakukan berulang untuk memastikan hasil pengukuran agar lebih akurat dan memperkecil kesalahan yang akan terjadi.