Rabu, 14 November 2018

Bingung

Sudah masuk 8 bulan sejak pertemuanku dengannya. Bahagia, sedih, senang, marah, jengkel, dan sebagainya sudah kami jalani. Di masa-masa seperti ini, adalah masa yang rentan untuk melanjutkan suatu hubungan. Masa jenuh, istilahnya.

Entah. Mungkin dia yang jenuh dan aku yang perasaannya mulai naik. Perasaannya mungkin sudah mulai luntur, tapi perasaanku baru muncul. Mungkin. Urusan hati tidak pernah ada yang tahu.

Bodoh sekali rasanya. Ketika percaya dengan ramalan zodiak. Bukan, lebih tepatnya adalah mencoba mencari tahu. Karena biasanya 90% ramalan zodiak hampir benar. dan 10% emang ngaco.

Mencoba percaya itu sulit, maka dari itu, ketika kamu dipercayakan seseorang. Pergunakanlah dengan baik, sebab jika kamu menyia-nyiakannya maka akan sulit untuk membangun kepercayaan itu lagi.

Hari ini, aku iseng untuk mencari chat pertama kami. Pertama kali kami bertemu, bertemu di dunia maya, dunia game. Lucu emang, Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan seseorang dalam hidup kita. Aku tidak tahu perasaanku saat ini, tiba-tiba merenung. Tiba-tiba jadi galau. Entahlah, dia makhluk Tuhan yang susah untuk ditebak. Kepribadiannya terkadang manis, terkadang pahit.

Ketika membaca ulang chat pertama kami, yaitu pada tanggal 12 April 2018. Membuat ku berpikir lagi. "Dia. Apakah perlakuannya seperti ini ke semua cewek?" Emang pernah kami membahas sesuatu hal mengenai ini, tapi entahlah, entah dia jujur atau bohong. Dia bilang nggak ada. Oke, aku mencoba untuk percaya.

Aku... sungguh penasaran. Sungguh membuat segala pemikiranku tertuju padanya. Awalnya apa? awalnya sama sekali nggak pernah terpikirkan olehku kalau akan selama ini, sebetah ini, dan merasa seperti ini.

Aku tidak tahu apa tujuan Tuhan mempertemukanku dengannya. Tapi, satu hal yang tahu, pasti ada rencana-Nya yang membuat aku dipertemukan dan mengenal dia. Dia yang selalu membuat moodku naik dengan segala candaannya yang seadanya. Tapi membuat berdebar-debar. Namun, dia juga yang membuat moodku hancur, dengan segala kejutekannya dan dengan segala pribadinya yang tertutup. Seakan-akan dia terpaksa melakukan semua ini. Seakan-akan dia tidak ingin mengetahui dunianya. ---mungkin itu privasinya. Mencoba berpikir positif. Tapi, sampai kapan pikiran positif itu bertahan? Bagaimana jika pikiran positif itu bergantikan dengan pikiran-pikiran negatif?

Mungkin benar, semua butuh proses. Mungkin juga benar, bahwa semua ini adalah rencana Tuhan dan ada tujuan atas hal itu.

Yang kulakukan saat ini adalah, aku mencoba untuk percaya, mencoba untuk menikmatinya. Jika memang segala pemikiran negatifku benar, mungkin jalan satu-satunya adalah hanya pergi dan menghilang.

Akan kita lihat, hubungan ini akan berlanjut apa tidak? Apakah akan ada bulan-bulan berikutnya? Atau bahkan apakah ada tahun pertama? Hehe. Kita tidak tahu. Semua bisa berubah, semua bisa kecewa, semua bisa marah, semua bisa sedih. Semua bisa hilang. Tapi itu semua, pada waktunya masing-masing.

Kita hanya bisa menduga. Hanya bisa menerka, dan mengantisipasi apa yang akan terjadi. Entah dengan kemungkinan terburuk.

14 November 2018
Palangka Raya, 23:27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar