Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini,
karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan.
.
.
Hai.
Longtime no see.
Berharap kalian dalam keadaan yang baik-baik saja,
ya!
Nggak sengaja, tadi kebuka beberapa
kenangan-kenangan ku selama masa sekolah. Masa yang paling indah itu masa
sekolah, kan?
Apalagi masa SMA ya,
katanya sih, masa-masa yang paling indah.
Yah, intinya, tadi nggak sengaja buka catatan-catatan selama sekolah,
tepatnya sih, catatan sewaktu UN.
Kalau kalian pernah baca curhatanku tentang,
UN Matematika SMA Sulit? Kalian mungkin akan sedikit nyambung dengan bahasan
ini.
Intinya guys,
aku di sini cuman ingin berbagi cerita, sharing cerita tentang perjuanganku
selama UN SMA dan beberapa tips untuk kalian yang sedang duduk di kelas 3, atau
mau duduk di kelas 3.
Tentunya, di kelas 3, itu adalah musim-musim ujian.
Apalagi kalau sudah semester genap.
Ofcourse, waktu belajar kalian itu sudah
minim banget. Di semester dua di kelas 3, mungkin kalian hanya belajar 2 bulan.
Sedangkan sisanya akan menghadapi ujian-ujian.
Dari ujian praktik, UAS, US,
sampai dengan UNAS. Tergantung sekolah ya, beberapa sekolah ada yang
menggabungkan UAS dan US, dan beberapa sekolah ada yang beda.
Tapi, untuk di sekolah ku, ada 3 jenis ujian, yaitu
ujian praktik, ujian sekolah, dan yang terakhir ujian nasional.
Ujian praktik
menghabiskan waktu seminggu lamanya, dari pelajaran agama, bahasa Indonesia,
bahasa inggris, fisika, kimia, biologi, dan penjaskes. Setiap tahunnya, ujian
praktik berbeda, tergantung apa yang di-ujikan. Tergantung dengan kurikulumnya.
Jadi, untuk yang di-ujikan, aku skip ya.
Jeda satu minggu lamanya, dilanjutkan dengan US.
US
menghabiskan waktu 7 hari, karena menerapkan sistem five day school akhirnya,
total US adalah satu minggu dua hari. Waktu yang sangat panjang jika dalam masa
ujian.
Dalam satu hari, dua mata pelajaran yang diujiankan, kecuali hari Jumat,
dimana hanya satu mata pelajaran yang diujiankan. US di sekolahku, itu,
mencakup semua mata pelajaran. Tidak kurang, tidak lebih.
Biasanya, soal yang
diujiankan berasal dari provinsi. Tapi, istimewanya, 25% soal US, berasal dari
pusat. Jadi, 25% soal US di seluruh Indonesia, soalnya sama (karena berasal dari
pusat tadi).
Karena hal ini lah, yang menyebabkan beberapa soal bocor. (jadwal
US biasanya dari provinsi.
Dan tiap provinsi ini, punya jadwal yang
berbeda-beda ; yang artinya, peluang soal bocor itu lebih besar.)
Selang seminggu setelah US, aku disibukan lagi
dengan Ujian Nasional. Di tahun aku, mata pelajaran yang di UN kan, hanya 4.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran pilihan sesuai
program studi. Misalnya, aku dari program studi IPA, berarti diharuskan untuk
memilih satu dari fisika, kimia, dan biologi. Dan pilihan ku jatuh pada Kimia.
Kenapa kimia?
Orangtuaku juga cukup kaget ketika aku memilih kimia
untuk UN. Tapi, ya begitulah, pilihanku sudah pada kimia. Tidak pernah berpikir untuk
mengambil Fisika, dan materi biologi terlalu banyak. Tapi setelah di lihat
lagi, materi kimia pun, juga banyak!!!
Dari situ aku sedikit menyesali kenapa
memilih kimia, wkwk. Terlalu nekat, tanpa pikir panjang. Eh, sebenarnya sudah
memikirkan panjang x lebar sih. Hanya saja, diriku terlalu cepat untuk memilih.
Waktu yang diberikan untuk berpikir itu sedikit. Makanya, tips dari aku:
#pesandarikakaktingkat : Cari tau dulu, materi-materi, contoh-contoh soal
UN masing-masing pelajaran kimia, biologi dan fisika. Setelah dicari, di compare
atau bandingkan, yang mana yang kira-kira ‘suits’ dengan dirimu. Yang cocok
yang sekira, ‘aku bisa untuk belajar ini’, ‘aku mampu untuk belajar ini’.
Jangan milih mapel yang ‘ah temenku banyak di fisika, aku fisika aja.’
Pemikiran kayak gitu, salah banget.
Officially, salah banget kalau mikir gitu. Bahasa
kasarnya, kamu yang menjalani, kamu yang ujian. Kenapa harus ngikut teman? Mau
nyontek? Nggak semudah itu. Pengalamanku UN SMP-SMA, UN punya banyak kode soal.
Apalagi di jaman sekarang –yang rata-rata udah berbasis computer, makin susah
untuk nyontek. Soal yang dikasih 100000000% bakal berbeda dengan teman-teman
kiri kanan depan belakang.
Nggak percaya?
Let’s see, waktu kalian UN ya!
Kalau
sudah kayak gitu, gimana? Mau nyontek sama siapa?
Hanya bisa jawab asal dan
berharap pada keberuntungan, kan?
Makanya, seperti yang aku bilang, jangan ikut teman. Yang berjuang dirimu, yang dapet nilai juga kamu.
Berusaha
sendiri dong, sayang!
Hasil sendiri lebih memuaskan kok. Walau hasilnya ‘nggak
sempurna’, tapi dari usaha sendiri.
Karena, tidak ada manusia yang sempurna.
Kesempurnaan adalah milik Tuhan.
OKE?
Semoga dapet ya, poin pertamanya.
#pesandarikakaktingkat : belajar secepatnya dan sebanyak-banyaknya.
Aku
nggak mengharuskan kalian belajar 24 jam terus-terusan tanpa henti. Bukan gitu.
Kalian hanya perlu menyisihkan waktu barang 2-3 jam untuk belajar per harinya (dalam kutipan H-beberapa bulan UN) Udah harus
prepare buku-buku persiapan UN, UAS dan sebagainya. Beberapa website yang bisa
dibuat referensi untuk belajar ada Zenius.net ; Quipper Video ; dan beberapa
video di youtube. Bisa banget dipakai sebagai sarana belajar.
Dulu pengalamanku, aku pakai semuanya sih. Untuk
Zenius aku berlangganan sendiri untuk 6 bulan dengan biaya Rp 410.000 (kalau
nggak salah). Untuk Quipper, itu harus berlangganan 12 bulan alias 1 tahun.
Waktu itu dari harga 810.000 jadi 600.000 (katanya sih harga promo, tapi tetap
aja mahal :v) Next post, aku akan buat postingan tentang Zenius dan Quipper ya!
Waktu itu, kemakan promosi yang lagi sosialisasiin
tentang Quipper Video, akhirnya, dengan banyak perbincangan dengan teman,
akhirnya kita bagi akun. Jadi, 1 akun dibagi bertiga. Bayarnya 200rb/orang.
Udah gitu, maruknya aku lagi, aku bimbel fokus UN,
di SSC. (jujur aja, ini kebawa temen sih, karena temen-temen pada les untuk
fokus UN, jadi nggak mau kalah, akhirnya bimbel juga). Tapi, syukurnya, aku
nggak menyesali untuk bimbel. Setidaknya, aku menghabiskan waktu 2 jam perhari
untuk bahas materi lebih lanjut dan bahas soal. Di SSC juga, diadakan beberapa
kali try out untuk UN dan SBMPTN. Jadi, bisa dijadikan untuk latihan soal,
walaupun aku sih nggak belajar waktu ada try out macem gitu wkwkwk (pemales
emang :v).
Itu bisa dijadikan referensi ya. Tergantung kalian
mau gimana, belajar darimanapun bisa.
Asal niat belajar. Intinya, belajar sebanyak mungkin dan sepaham
mungkin. Belajar banyak, tapi nggak paham, sama aja bohong cuy! :)
OKEH, poin kedua beres ya.
Lanjut ke poin terakhir ya.
#pesandarikakaktingkat : don’t believe ke kisi-kisi.
Jangan pernah percaya.
Kisi-kisi hanya menjadi patokan, dan kisi-kisi itu
mencakup banyak hal. Terlalu luas. Jadi…jangan pernah percaya. Bahasa
simpelnya, kamu belajar banyak materi. Anggaplah aku ambil kisi-kisi matematika ‘peluang’
nah, di dalam peluang ini, ada banyak materi lagi. Ada peluang majemuk, dll,
bahkan di dalam peluang majemuk itu sendiri, juga banyak anaknya lagi.
Terlalu
luas kan? Jadi menurut aku, kisi-kisi masih ‘belum bisa’ dijadiin patokan untuk
belajar.
Loh, terus gimana?
Aku mengutip dari guruku nih, Pak Tok, yang ngajarin
matematika minat di kelas 3. Suka banget sama ngajarnya beliau.
“Belajar UN
itu, kuncinya hanya banyakin jawab soal. Nggak paham sama soal itu, cari
jalannya. Jangan buka kunci jawaban. Sampai benar-benar frustasi, baru di buka.
Kalau sudah paham, ulangi cara jawabnya 2-3 kali lagi. Sampai lancar, sampai bisa."
Nah jadi itu poin ketiga.
Banyakin jawab soal!
Kalau
ketemu soal hitungan jangan pernah nggak nyoret! Harus nyoret. Tangan harus tau
langkah-langkahnya. Hanya lihat dan baca kunci nggak bisa menjawab apa-apa.
Tangan harus nyoret. Kita nggak bisa cuman, ‘ooh gitu’ tapi tangan nggak
nyoret. Percayalah, itu benar adanya.
Bagi kalian yang males, yah, di kelas 3,
mohon dikurang-kurangi rasa malasnya. Kalau udah beres UN, liburan kalian bakal
panjang kok.
Believe me.
Seperti kata pepatah, ‘sakit-sakit diawal, tapi
bersenang-senang kemudian’.
Aku dulu ngejar materi banget, tapi sekarang? Kelar
UN? Langsung balik game, drama, males-malesan, dsb.
Ada saatnya kita harus berjuang
untuk mendapatkan sesuatu. Semangat dek adek!!!! You can do it! ^^
Palangkaraya,
23 Juli 2018
02:41 AM