Senin, 08 Juni 2015

Makalah "Korea Selatan"






Bab 1
1.1. Pendahuluan
Korea Selatan adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di seberang Laut Jepang yang sering disebut ‘Laut Timur’ oleh orang-orang Korea dan Selat Korea berada di bagian tenggara. Ibu Kota Korea Selatan adalah Seoul.
Negara Korea ini dikenal dengan nama Hanguk (한국; 韓國) oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosŏn (남조선; 南朝鮮;) ‘Chosŏn Selatan’ di Korea Utara.
Penemuan arkeologis menunjukkan bahwa Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa Paleolitik Awal. Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. oleh Dan-gun. Setelah unifikasi (penyempurnaan) Tiga Kerajaan Korea dibawah Silla pada 668 M, Korea menjadi satu dibawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han Raya pada 1910 karena dianeksasi (direbut paksa) oleh Jepang. Setelah liberalisasi dan pendudukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II, Wilayah Korea akhirnya dibagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Bab 2
2.1. Isi
A. Pembahasan
Pembagian Wilayah Korea Selatan
Kota Istimewa/Khusus
·         Kota Istimewa/Khusus Seoul (Seoul Teukbyeolsi; 서울특별시; --特別市)
Kota metropolitan
  • Kota Metropolitan Busan (Busan Gwangyeoksi; 부산광역시; 釜山廣域市)
  • Kota Metropolitan Daegu (Daegu Gwangyeoksi; 대구광역시; 大邱廣域市)
  • Kota Metropolitan Incheon (Incheon Gwangyeoksi; 인천광역시; 仁川廣域市)
  • Kota Metropolitan Gwangju (Gwangju Gwangyeoksi; 광주광역시; 光州廣域市)
  • Kota Metropolitan Daejeon (Daejeon Gwangyeoksi; 대전광역시; 大田廣域市)
  • Kota Metropolitan Ulsan (Ulsan Gwangyeoksi; 울산광역시; 蔚山廣域市)
Provinsi
  • Provinsi Gyeonggi (Gyeonggi-do; 경기도; 京畿道)
  • Provinsi Gangwon (Gangwon-do; 강원도; 江原道)
  • Provinsi Chungcheobuk Utara (Chungcheongbuk-do; 충청북도; 忠淸北道)
  • Provinsi Chungcheobuk Selatan (Chungcheongnam-do; 충청남도; 忠淸南道)
  • Provinsi Jeolla Utara (Jeollabuk-do; 전라 북도; 全羅北道)
  • Provinsi Jeolla Selatan (Jeollanam-do; 전라 남도; 全羅南道)
  • Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do; 경상 북도; 尙北道)
  • Provinsi Gyeongsang Selatan (Gyeongsangnam-do; 경상 남도; 尙南道)
  • Provinsi Jeju (Jeju-do; 제주도; 濟州道)
Topografi Korea Selatan
Korea Selatan merupakan negara yang terletak di Asia Timur, tepatnya mencakup bagian selatan Semenanjung Korea pada koordinat 37 00 N, 127 30 E.
Negara yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan adalah Negara Korea Utara dengan panjang perbatasan 238 km yang ditetapkan dengan DMZ (Garis Demarkasi Militer).
Wilayah Korea Selatan sebagian besar dikelilingi perairan dan memiliki panjang garis pantai 2.413 km.
Sebelah barat dibatasi oleh Laut Kuning
Sebelah selatan dengan Laut Cina Timur
Sebelah timur berbatasan dengan perairan Laut Jepang. Luas wilayah daratan keseluruhan adalah 99.678 km².
Terkait dengan kondisi geomorfologinya, Korea Selatan memiliki bentuk topografi yang relatif kasar dengan gunung, rangkaian pegunungan dan dataran yang sempit di bagian timur.
Gunung berapi tertinggi di Korea Selatan adalah Hallasan dengan ketinggian 1.950 m yang berada di Pulau Jeju. Terdapat 3 rangkaian pegunungan utama di Korea Selatan, yakni Taebaek, Sobaek dan Jiri.
Hanya 30 % daratan Korea Selatan yang merupakan dataran rendah, karena sebagian besar wilayahnya adalah dataran tinggi dan pegunungan. Dataran rendah sebagian besar terletak di pesisir barat dan di lembah-lembah sungai utama. Dataran rendah yang utama adalah dataran rendah Sungai Han yang mencakup Provinsi Seoul, dataran rendah Pyeongtaek di pesisir barat, Lembah Sungai Geum, Lembah Sungai Nakdong, dataran Yeongsan dan Honam di barat daya. Dataran rendah di pesisir timur lebih sempit.
Dari kondisi perairan darat atau kondisi air permukaan, dari luas total Korea Selatan yang berupa perairan yaitu sekitar 2,800 km². Perairan tersebut meliputi Sungai Nakdong yang merupakan sungai terpanjang, yakni 521 km. Kemudian disusul oleh Sungai Han yang mengalir melewati Seoul panjangnya adalah 514 km. Sungai utama lainnya adalah Sungai Geum, panjangnya 401 km, Sungai Imjin dan Bukhan yang berhulu dari Korea Utara, serta Sungai Seomjin. Sungai-sungai utama di Korea Selatan mengalir dari utara ke arah selatan atau dari timur ke barat.
Korea Selatan memiliki banyak pulau-pulau kecil di lepas pantai perairannya. Pulau terbesar adalah Jeju-do, yang terletak pada bagian selatan semenanjung dengan luas 1.845 km². Pulau utama lainnya adalah Ulleung di Laut Jepang dan Ganghwa di perairan sebelah barat. Walau sebagian besar pesisirnya memiliki garis yang rata, pantai selatan dan baratnya berteluk-teluk dan mempunyai dataran berlumpur yang luas.
Pulau yang terletak diwilayah paling timur Korea Selatan adalah Uileungdo dan Batu Liancourt. Sedangkan pulau yang terletak diwilayah paling selatan Korea Selatan adalah pulau Marado dan Batu Socotra.
Korea Selatan beriklim sedang karena negara ini berada dalam kawasan curah hujan Asia Timur.
Korea Selatan memiliki empat musim yang berbeda; musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Perkiraan perubahan musim:
·         Musim semi berlangsung dari akhir Maret sampai awal Mei.
·         Musim panas berlangsung dari pertengahan Mei hingga awal September.
·         Musim gugur berlangsung dari pertengahan September sampai awal November.
·         Musim dingin berlangsung dari pertengahan November sampai pertengahan Maret.
Musim dingin rata-rata berlangsung tiga bulan dengan kondisi cuaca kering. Sementara musim panas singkat, namun sangat panas, basah dan lembap. Sedangkan pada musim semi dan musim gugur, cuaca tidak basah dan tidak juga kering. Pada musim semi hujan relatif lebih banyak turun.
Bencana alam pengaruh iklim di Korea Selatan
Setiap tahunnya terdapat 1–3 buah taifun yang bergerak ke semenanjung. Taifun biasanya menyerang pada akhir musim panas dan membawa curah hujan yang sangat tinggi. Taifun memicu banjir dan tanah longsor.
Bencana alam lainnya seperti, salju lebat, kerugian akibat cuaca dingin, badai pasir kuning dan sebagainya.
Sistem Pemerintahan dan Bentuk Negara
Korea Selatan menganut sistem pemerintahan presidensial campuran (semi presidensial). Sistem pemerintahan semi presidensial adalah, gabungan sistem presidensial dan parlementer.
Pada sistem pemerintahan semi presidensial, presiden sebagai kepala negara dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Bentuk negara Korea Selatan berbentuk Republik. Korea Selatan membagi pemerintahannya menjadi tiga:
Ø  Eksekutif (dipegang oleh Presiden)
Ø  Legislatif (dipegang oleh Dewan Perwakilan)
Ø  Yudikatif (Hakim-hakim yang diangkat Presiden)
Perekonomian Korea Selatan
Kesuksesan ekonomi Korea Selatan dicapai pada akhir 1980-an, dengan istilah Keajaiban Sungai Han yang mana, sebuah istilah yang merujuk pada periode pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, industrialisasi, pencapaian teknologi, urbanisasi, pembangunan gedung-gedung tinggi, modernisasi, globalisasi yang terjadi di Korea Selatan dari puing-puing Perang Korea menjadi sebuah negara makmur.
Sampai dengan akhir tahun 1950-an, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang dikategorikan sebagai negara yang memiliki tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat ketergantungan yang sangat besar pada bantuan luar negeri.
Pemulihan setelah berakhirnya perang Korea belum sepenuhnya pulih sehingga tingkat tabungan domestik sangatlah kecil. Perekonomian negara bergantung pada sektor pertanian dengan nilai total ekspor US $ 41 juta dan pendapatan per kapita $ 82 saat itu. Pada tahun 1960-an ketika memasuki era pembangunan ekonominya, Korea Selatan memiliki struktur kelas sosial yang baik. Hal yang menjadi momentum terlepasnya Korea dari lingkaran kemiskinan serta tingkat pertumbuhan ekonomi yang sustainable adalah penerapan pembangunan ekonomi lima tahunan yang dimulai dari pemerintahan Presiden Park Chung Hee.
Peran negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Korea adalah dengan mengarahkan dan menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan untuk investasi modal, produksi, dan juga ekspor. Salah satunya adalah dengan membentuk Badan Perencanaan Ekonomi (EPB) pada bulan Juni 196. Program Repelita disusun dalam empat tahap dimulai pada tahun 1962. Tahap pertama dan kedua diarahkan untuk pembangunan industri. Tahap ketiga (1972-1976) untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan industri dan pertanian, dan tahap keempat (1977-1981) adalah pembangunan ekonomi yang mandiri dan pemerataan hasil pembangunan. EPB mengorganisir informasi-informasi terinci mengenai pasar internasional dan perubahan-perubahannya dari laporan-laporan yang diserahkan perusaahaan ekspor.
Teori Modernisasi merupakan teori yang mengkaji tentang dunia ketiga dengan masyarakat tradisionalnya menuju pada modernisasi yang mengacu pada negara Barat yang dianggap sebagai negara modern. Modernisasi dianggap sebagai proses sistematik, transformasi, dan immanent.
Menurut Kartiwa (2011), ia menyebutkan bahwa faktor sosio-kultur yang ada pada masyarakat Korea sangat mengapresiasi pendidikan, tidak hanya sebagai sebuah sarana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik tetapi juga sebagai bentuk pengakuan sosial, yaitu sebuah simbol kehormatan seseorang. Langkah nyata pemerintah Korea Selatan adalah dengan mengeluarkan proyek BK 21, yaitu proyek ambisius Korea Selatan untuk menciptakan masyarakat modern yang berbasis ilmu pengetahuan.  Modernisasi di Korea selatan ini terjadi pada abad ke-20 yang ditandai dengan adanya industrialisasi ekonomi yang dipimpin oleh negara. Melalui proses yang dialaminya Korea selatan telah mengejutkan dunia internasional dengan keberhasilannya menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat perekonomian paling dinamis pada tahun 1980-an dengan mengubah dirinya menjadi negara demokratis.
Salah satu kontribusi terpenting dari pertumbuhan ekonomi tinggi Korea Selatan adalah pengaruh positifnya terhadap modernisasi sikap, cara berpikir dari tingkah laku penduduknya.
ajaran Konfusius telah memberikan sumbangan positif bagi pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam rangka proses modernisasi di Korea Selatan. Ajaran Konfusius yang dilihat sebagai faktor pertumbuhan ekonomi yang cepat di Korea Selatan adalah ajaran mengenai kepatuhan dan kesetiaan, pemahaman bahwa negara adalah agen moral yang aktif dalam pembangunan masyarakat, penghormatan atas status dan hierarki, penekanan pada pengembangan diri dan pendidikan, dan perhatian terhadap harmoni sosial
Pada perkembangan selanjutnya, Korea Selatan dapat mengubah ketergantungannya menjadi sebuah ketergantungan yang dinamis, Korea Selatan berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya dan berhasil mejadi negara yang berkembang pesat dalam hal perekonomiannya. Jika dikaji melalui teori defendensi baru, Korea Selatan yang pada mulanya dikatakan sebagai negara miskin kini telah mampu mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesentosaan politik yang lebih dari sekedar memadai. Ekonomi Korea Selatan dipimpin oleh konglomerat besar yang dikenal dengan sebutan chaebol. Beberapa chaebol yang terbesar antara lain: Samsung Electronics, POSCO, Hyundai Motor Company, KB Financial Group, Korea Electric Company, Samsung Life Insurance, Shinhan Financial Group, LG Electronics, Hyundai, LG Chem, , SK Groups, Ssangyong, Hanbo, Lotte, Daewoo.
Korea Selatan bergantung penuh terhadap ekspor untuk menyokong perekonomiannya. Hal ini terlihat dalam kebijakan perekonomiannya yaitu dengan diberlakukannya Kebijakan Export Oriented Industri (EIO) Mereka harus mempersiapkan diri dan berjuang untuk merebut pasar dunia. Pada masa Park pemerintah berperan aktif mengarahkan sektor swasta khususnya chaebol untuk mewujudkan agenda pembangunan yang disusun oleh pemerintah berupa pengembangan industri manufaktur seperti elektronik, otomobil, dan semikonduktor. Berbagai produk-produk yang paling diminati sekaligus ekspor terpenting adalah barang-barang elektronik, tekstil, kapal, produk otomotif, dan baja. Walaupun pasar impor telah diliberalisasi, pasar produk pertanian masih diproteksi karena lebarnya celah harga produk pertanian dalam negeri dengan pasar internasional. Korea Selatan merupakan  Negara eksportir terbesar ke-11 dunia.  Atau menduduki eksportir terbesar ke-3 Asia setelah China dan Jepang ,  Negara dengan 97% eskpor merupakan produk manufaktur berteknologi tinggi. Negara dengan cadangan devisa terbesar ke-4 dunia. Negara dengan pertumbuhan ekspor rata-rata 30% selama 3 dekade. Nilai ekspor naik dari 3% GDP tahun 1962 menjadi 37% GDP tahun 2000 (Nusantaranews-Informasi, Fakta dan Opini, 2009). Ketergantungan pada ekspor dan impor, dan hal itu menunjukan bahwa perdagangan luar negeri menempati porsi besar dari Produk Domestik Bruto. Khususnya, krisis keuangan global baru baru ini dan resesi ekonomi akibat itu meningkatkan ketergantungan perdagangan Korea pada luar negeri, maka rasio ketergantungan Korea pada ekspor-impor mencapai kisaran 80 persen.
Menurut Riedel (1992), ada dua faktor bagi keberhasilan pembangunan ekonomi dan industrialisasi di Korea Selatan, yaitu pertama faktor eksogen berupa sumber daya alam, sumber daya ekternal (bantuan luar negeri Amerika Serikat), dan sumber daya manusia, kedua faktor yang berkaitan dengan peran pemerintah dan kebijakan ekonomi yang dijalankan. Rahasia Keberhasilan dan kemajuan perekonomian Korea Selatan salah satunya terletak pada etos atau budaya kerja rakyatnya. Bangsa Korea Selatan berpandangan positif dan Selalu berpandangan jauh ke depan. Secara umum bangsa Korea Selatan memiliki ciri-ciri etos kerja seperti kerja keras, disiplin, hemat, gemar menabung dan mengutamakan pendidikan. Kemajuan yang dicapai oleh Korea selatan dicapai karena motivasi tinggi, kedisiplinan, kerja keras dan perjuangan yang dilakukan oleh semua rakyat baik dari kalangan pemerintah, pengusaha dan rakyat umumnya.
Selain itu, kunci sukses pembangunan ekonomi Korea Selatan terletak pada pilihan pilihan strategi kebijakan ekonomi. memberikan perhatian besar pada pendidikan, pembangunan sumber daya manusia, serta investasi agresif di kegiatan penelitian dan pengembangan. Sukses Korea Selatan juga ditopang oleh tumbuh suburnya jiwa kewiraswastaan, tenaga kerja yang sangat terlatih, pengelolaan utang luar negeri yang baik, pemerintahan yang relatif bersih, iklim perdagangan dunia yang liberal, makro-ekonomi yang solid, dan kondisi sosial-politik yang relatif bebas dari konflik. Keberhasilan Korea Selatan jelas didukung oleh budaya kerja keras dan etos kerja yang tinggi. Orang Korea Selatan dikenal sebagai pekerja keras, dengan jam kerja jauh lebih panjang dibandingkan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) lain. Faktor lain adalah adanya kemitraan kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat, serta kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan tantangan baru (Nusantaranews-Informasi, Fakta dan Opini, 2009).
Pada tahun 2005, Korea Selatan telah berubah menjadi negara industri yang utama. Di samping merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan tinggi, semikonduktor memori, monitor layar datar, telepon genggam, Korea Selatan juga menduduki peringkat pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif, dan keenam dalam industri baja. Negara ini juga berada pada peringkat ke-12 dalam PDB nominal, tingkat pengangguran rendah, dan pendistribusian pendapatan yang relatif merata. Perkembangan ini terutama ditentukan lewat integrasi negara ini kepada perekonomian dunia yang modern dan berteknologi tinggi. Saat ini pendapatan perkapita Korea Selatan telah setara dengan pendapatan negara-negara Uni Eropa.
Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan
  • Indonesia memiliki kedutaan besar di Seoul.
  • Korea Selatan memiliki kedutaan besar di Jakarta.
  • Skala perdagangan bilateral antara kedua negara bernilai US$14,88 miliar.
  • Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan telah meningkatkan hubungan dengan Indonesia
  • Indonesia dan Korea Selatan telah berinvestasi dalam berbagai proyek pengembangan militer bersama, termasuk pesawat jet tempur KFX/IFX
  • Firma Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), menjalani negosiasi kontrak final untuk menjual tiga kapal selam Type-209 ke Indonesia. Ini akan menjadi persetujuan pertahanan bilateral terbesar antar kedua negara dengan nilai USD1,1 miliar.
Bab 3 – Penutup
Kesimpulan
Ekonomi Korea Selatan mengalami kenaikan pada tahun 1980-an yang sering disebut dengan istilah ‘Keajaiban di Sungai Han’.
Korea Selatan merupakan salah satu negara Asia Timur, yang terbagi atas 1 Kota Khusus, 6 Kota Metropolitan dan 9 Provinsi.
Topografi Korea Selatan sebagian besar berbukit dan tidak rata. Memiliki banyak pegunungan, dataran tinggi dan pulau-pulau yang berteluk. Memiliki 4 musim (Musim panas, musim dingin, musim semi, dan musim gugur) Beriklim sedang karena mengikuti iklim Asia Timur.
Salah satu hubungan Indonesia dengan Korea Selatan adalah, Indonesia memiliki kedutaan besar Korea di Jakarta. Dan Korea Selatan juga memiliki kedutaan besar Indonesia di Seoul.
Sistem pemerintahan Korea Selatan adalah semipresidensial. Dan bentuk negaranya Republik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar