1.1.
Pendahuluan
Korea
Selatan adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi
bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan
Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948.
Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di seberang Laut Jepang yang sering
disebut ‘Laut Timur’ oleh orang-orang Korea dan Selat Korea berada di bagian
tenggara. Ibu Kota Korea Selatan adalah Seoul.
Negara
Korea ini dikenal dengan nama Hanguk (한국; 韓國)
oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosŏn (남조선; 南朝鮮;)
‘Chosŏn Selatan’ di Korea Utara.
Penemuan
arkeologis menunjukkan bahwa Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa
Paleolitik Awal. Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. oleh Dan-gun.
Setelah unifikasi (penyempurnaan) Tiga Kerajaan Korea dibawah Silla pada 668 M, Korea menjadi satu
dibawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han Raya pada 1910 karena
dianeksasi (direbut paksa) oleh Jepang. Setelah liberalisasi dan pendudukan
oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II, Wilayah Korea
akhirnya dibagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Bab
2
2.1.
Isi
A.
Pembahasan
Pembagian
Wilayah Korea Selatan
Kota Istimewa/Khusus
·
Kota Istimewa/Khusus Seoul (Seoul
Teukbyeolsi; 서울특별시; --特別市)
Kota metropolitan
- Kota Metropolitan Busan (Busan Gwangyeoksi; 부산광역시; 釜山廣域市)
- Kota Metropolitan Daegu (Daegu Gwangyeoksi; 대구광역시; 大邱廣域市)
- Kota Metropolitan Incheon (Incheon Gwangyeoksi; 인천광역시; 仁川廣域市)
- Kota Metropolitan Gwangju (Gwangju Gwangyeoksi; 광주광역시; 光州廣域市)
- Kota Metropolitan Daejeon (Daejeon Gwangyeoksi; 대전광역시; 大田廣域市)
- Kota Metropolitan Ulsan (Ulsan Gwangyeoksi; 울산광역시; 蔚山廣域市)
Provinsi
- Provinsi Gyeonggi (Gyeonggi-do; 경기도; 京畿道)
- Provinsi Gangwon (Gangwon-do; 강원도; 江原道)
- Provinsi Chungcheobuk Utara (Chungcheongbuk-do; 충청북도; 忠淸北道)
- Provinsi Chungcheobuk Selatan (Chungcheongnam-do; 충청남도; 忠淸南道)
- Provinsi Jeolla Utara (Jeollabuk-do; 전라 북도; 全羅北道)
- Provinsi Jeolla Selatan (Jeollanam-do; 전라 남도; 全羅南道)
- Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do; 경상 북도; 慶尙北道)
- Provinsi Gyeongsang Selatan (Gyeongsangnam-do; 경상 남도; 慶尙南道)
- Provinsi Jeju (Jeju-do; 제주도; 濟州道)
Topografi
Korea Selatan
Korea Selatan merupakan negara yang
terletak di Asia Timur, tepatnya mencakup bagian selatan Semenanjung Korea pada
koordinat 37 00 N, 127 30 E.
Negara yang berbatasan langsung
dengan Korea Selatan adalah Negara Korea Utara dengan panjang perbatasan 238 km
yang ditetapkan dengan DMZ (Garis Demarkasi Militer).
Wilayah
Korea Selatan sebagian besar dikelilingi perairan dan memiliki panjang garis
pantai 2.413 km.
Sebelah
barat dibatasi oleh Laut Kuning
Sebelah
selatan dengan Laut Cina Timur
Sebelah
timur berbatasan dengan perairan Laut Jepang. Luas wilayah daratan keseluruhan
adalah 99.678 km².
Terkait
dengan kondisi geomorfologinya, Korea
Selatan memiliki bentuk topografi yang relatif kasar dengan gunung, rangkaian
pegunungan dan dataran yang sempit di bagian timur.
Gunung
berapi tertinggi di Korea Selatan adalah Hallasan dengan ketinggian 1.950 m
yang berada di Pulau Jeju. Terdapat 3 rangkaian pegunungan utama di Korea
Selatan, yakni Taebaek, Sobaek dan Jiri.
Hanya
30 % daratan Korea Selatan yang merupakan dataran rendah, karena sebagian besar
wilayahnya adalah dataran tinggi dan pegunungan. Dataran rendah sebagian besar
terletak di pesisir barat dan di lembah-lembah sungai utama. Dataran rendah
yang utama adalah dataran rendah Sungai Han yang mencakup Provinsi Seoul,
dataran rendah Pyeongtaek di pesisir barat, Lembah Sungai Geum, Lembah Sungai
Nakdong, dataran Yeongsan dan Honam di barat daya. Dataran rendah di pesisir
timur lebih sempit.
Dari
kondisi perairan darat atau kondisi air permukaan, dari luas total Korea
Selatan yang berupa perairan yaitu sekitar 2,800 km². Perairan tersebut
meliputi Sungai Nakdong yang merupakan sungai terpanjang, yakni 521 km.
Kemudian disusul oleh Sungai Han yang mengalir melewati Seoul panjangnya adalah
514 km. Sungai utama lainnya adalah Sungai Geum, panjangnya 401 km, Sungai Imjin
dan Bukhan yang berhulu dari Korea Utara, serta Sungai Seomjin. Sungai-sungai
utama di Korea Selatan mengalir dari utara ke arah selatan atau dari timur ke
barat.
Korea
Selatan memiliki banyak pulau-pulau kecil di lepas pantai perairannya. Pulau
terbesar adalah Jeju-do, yang terletak pada bagian selatan semenanjung dengan
luas 1.845 km². Pulau utama lainnya adalah Ulleung di Laut Jepang dan Ganghwa
di perairan sebelah barat. Walau sebagian besar pesisirnya memiliki garis yang
rata, pantai selatan dan baratnya berteluk-teluk dan mempunyai dataran
berlumpur yang luas.
Pulau
yang terletak diwilayah paling timur Korea Selatan adalah Uileungdo dan Batu
Liancourt. Sedangkan pulau yang terletak diwilayah paling selatan Korea Selatan
adalah pulau Marado dan Batu Socotra.
Korea
Selatan beriklim sedang karena negara ini berada dalam kawasan curah hujan Asia
Timur.
Korea
Selatan memiliki empat musim yang berbeda; musim
semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Perkiraan perubahan musim:
·
Musim semi berlangsung dari akhir Maret sampai awal
Mei.
·
Musim panas berlangsung dari pertengahan Mei hingga
awal September.
·
Musim gugur berlangsung dari pertengahan September
sampai awal November.
·
Musim dingin berlangsung dari pertengahan November
sampai pertengahan Maret.
Musim dingin
rata-rata berlangsung tiga bulan dengan kondisi cuaca kering. Sementara musim
panas singkat, namun sangat panas, basah dan lembap. Sedangkan pada musim semi
dan musim gugur, cuaca tidak basah dan tidak juga kering. Pada musim semi hujan
relatif lebih banyak turun.
Bencana alam
pengaruh iklim di Korea Selatan
Setiap tahunnya terdapat 1–3 buah taifun yang
bergerak ke semenanjung. Taifun biasanya menyerang pada akhir musim panas dan
membawa curah hujan yang sangat tinggi. Taifun memicu banjir dan tanah
longsor.
Bencana alam lainnya seperti, salju lebat, kerugian akibat cuaca dingin,
badai pasir kuning dan sebagainya.
Sistem
Pemerintahan dan Bentuk Negara
Korea Selatan menganut
sistem pemerintahan presidensial campuran (semi presidensial). Sistem
pemerintahan semi presidensial
adalah, gabungan sistem presidensial dan parlementer.
Pada sistem
pemerintahan semi presidensial, presiden sebagai kepala negara dan perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan.
Bentuk negara Korea
Selatan berbentuk Republik. Korea Selatan membagi pemerintahannya menjadi tiga:
Ø Eksekutif
(dipegang oleh Presiden)
Ø Legislatif
(dipegang oleh Dewan Perwakilan)
Ø Yudikatif
(Hakim-hakim yang diangkat Presiden)
Perekonomian
Korea Selatan
Kesuksesan
ekonomi Korea Selatan dicapai pada akhir 1980-an, dengan istilah Keajaiban Sungai Han yang mana, sebuah
istilah yang merujuk pada periode pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, industrialisasi,
pencapaian teknologi, urbanisasi,
pembangunan gedung-gedung tinggi, modernisasi, globalisasi yang
terjadi di Korea Selatan dari puing-puing Perang Korea menjadi
sebuah negara makmur.
Sampai dengan akhir tahun 1950-an, Korea Selatan
merupakan salah satu negara yang dikategorikan sebagai negara yang memiliki
tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat ketergantungan yang sangat besar pada
bantuan luar negeri.
Pemulihan setelah berakhirnya perang Korea belum
sepenuhnya pulih sehingga tingkat tabungan domestik sangatlah kecil.
Perekonomian negara bergantung pada sektor pertanian dengan nilai total ekspor
US $ 41 juta dan pendapatan per kapita $ 82 saat itu. Pada tahun 1960-an ketika
memasuki era pembangunan ekonominya, Korea Selatan memiliki struktur kelas
sosial yang baik. Hal yang menjadi momentum terlepasnya Korea dari lingkaran
kemiskinan serta tingkat pertumbuhan ekonomi yang sustainable adalah penerapan pembangunan ekonomi lima tahunan yang
dimulai dari pemerintahan Presiden Park Chung Hee.
Peran negara dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi di Korea adalah dengan mengarahkan dan menciptakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan untuk investasi modal, produksi, dan juga
ekspor. Salah satunya adalah dengan membentuk Badan Perencanaan Ekonomi (EPB)
pada bulan Juni 196. Program Repelita disusun dalam empat tahap dimulai pada
tahun 1962. Tahap pertama dan kedua diarahkan untuk pembangunan industri. Tahap
ketiga (1972-1976) untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan industri
dan pertanian, dan tahap keempat (1977-1981) adalah pembangunan ekonomi yang
mandiri dan pemerataan hasil pembangunan. EPB mengorganisir informasi-informasi
terinci mengenai pasar internasional dan perubahan-perubahannya dari
laporan-laporan yang diserahkan perusaahaan ekspor.
Teori Modernisasi merupakan teori
yang mengkaji tentang dunia ketiga dengan
masyarakat tradisionalnya menuju pada modernisasi yang mengacu pada negara
Barat yang dianggap sebagai negara modern. Modernisasi dianggap sebagai proses
sistematik, transformasi, dan immanent.
Menurut
Kartiwa (2011), ia menyebutkan bahwa faktor sosio-kultur yang ada pada
masyarakat Korea sangat mengapresiasi pendidikan, tidak hanya sebagai sebuah
sarana untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik tetapi juga sebagai bentuk
pengakuan sosial, yaitu sebuah simbol kehormatan seseorang. Langkah nyata
pemerintah Korea Selatan adalah dengan mengeluarkan proyek BK 21, yaitu proyek
ambisius Korea Selatan untuk menciptakan masyarakat modern yang berbasis ilmu
pengetahuan. Modernisasi di Korea
selatan ini terjadi pada abad ke-20 yang ditandai dengan adanya industrialisasi
ekonomi yang dipimpin oleh negara. Melalui proses yang dialaminya Korea selatan
telah mengejutkan dunia internasional dengan keberhasilannya menjadi salah satu
negara di dunia yang memiliki tingkat perekonomian paling dinamis pada tahun
1980-an dengan mengubah dirinya menjadi negara demokratis.
Salah satu
kontribusi terpenting dari pertumbuhan ekonomi tinggi Korea Selatan adalah
pengaruh positifnya terhadap modernisasi sikap, cara berpikir dari tingkah laku
penduduknya.
ajaran
Konfusius telah memberikan sumbangan positif bagi pertumbuhan ekonomi yang
cepat dalam rangka proses modernisasi di Korea Selatan. Ajaran Konfusius yang
dilihat sebagai faktor pertumbuhan ekonomi yang cepat di Korea Selatan adalah
ajaran mengenai kepatuhan dan kesetiaan, pemahaman bahwa negara adalah agen
moral yang aktif dalam pembangunan masyarakat, penghormatan atas status dan
hierarki, penekanan pada pengembangan diri dan pendidikan, dan perhatian
terhadap harmoni sosial
Pada perkembangan
selanjutnya, Korea Selatan dapat mengubah ketergantungannya menjadi sebuah
ketergantungan yang dinamis, Korea Selatan berusaha untuk bangkit dari
keterpurukannya dan berhasil mejadi negara yang berkembang pesat dalam hal
perekonomiannya. Jika dikaji melalui teori defendensi baru, Korea
Selatan yang pada mulanya dikatakan sebagai negara miskin kini telah mampu
mencapai pertumbuhan ekonomi dan kesentosaan politik yang lebih dari sekedar
memadai. Ekonomi Korea Selatan dipimpin oleh konglomerat besar yang dikenal
dengan sebutan chaebol. Beberapa chaebol yang terbesar antara lain: Samsung
Electronics, POSCO, Hyundai Motor Company, KB Financial Group, Korea Electric
Company, Samsung Life Insurance, Shinhan Financial Group, LG Electronics,
Hyundai, LG Chem, , SK Groups, Ssangyong, Hanbo, Lotte,
Daewoo.
Korea
Selatan bergantung penuh terhadap ekspor untuk menyokong perekonomiannya. Hal
ini terlihat dalam kebijakan perekonomiannya yaitu dengan diberlakukannya Kebijakan Export Oriented Industri
(EIO) Mereka harus mempersiapkan diri dan berjuang untuk merebut
pasar dunia. Pada masa Park pemerintah berperan aktif mengarahkan sektor
swasta khususnya chaebol untuk mewujudkan agenda pembangunan yang
disusun oleh pemerintah berupa pengembangan industri manufaktur seperti
elektronik, otomobil, dan semikonduktor. Berbagai produk-produk yang paling
diminati sekaligus ekspor terpenting adalah barang-barang
elektronik, tekstil, kapal, produk otomotif, dan baja. Walaupun pasar impor
telah diliberalisasi, pasar produk pertanian masih diproteksi karena lebarnya
celah harga produk pertanian dalam negeri dengan pasar internasional. Korea
Selatan merupakan Negara eksportir terbesar ke-11 dunia.
Atau menduduki eksportir terbesar ke-3 Asia setelah China dan Jepang , Negara dengan 97% eskpor merupakan produk
manufaktur berteknologi tinggi. Negara dengan cadangan devisa terbesar ke-4
dunia. Negara dengan pertumbuhan ekspor rata-rata 30% selama 3 dekade. Nilai
ekspor naik dari 3% GDP tahun 1962 menjadi 37% GDP tahun 2000 (Nusantaranews-Informasi, Fakta dan Opini,
2009). Ketergantungan pada ekspor dan impor, dan hal itu menunjukan
bahwa perdagangan luar negeri menempati porsi besar dari Produk Domestik Bruto.
Khususnya, krisis keuangan global baru baru ini dan resesi ekonomi akibat itu
meningkatkan ketergantungan perdagangan Korea pada luar negeri, maka rasio
ketergantungan Korea pada ekspor-impor mencapai kisaran 80 persen.
Menurut
Riedel (1992), ada dua faktor bagi keberhasilan pembangunan ekonomi dan
industrialisasi di Korea Selatan, yaitu pertama faktor eksogen berupa sumber
daya alam, sumber daya ekternal (bantuan luar negeri Amerika Serikat), dan
sumber daya manusia, kedua faktor yang berkaitan dengan peran pemerintah dan
kebijakan ekonomi yang dijalankan. Rahasia Keberhasilan dan kemajuan
perekonomian Korea Selatan salah satunya terletak pada etos atau budaya kerja
rakyatnya. Bangsa Korea Selatan berpandangan positif dan Selalu berpandangan
jauh ke depan. Secara umum bangsa Korea Selatan memiliki ciri-ciri etos kerja
seperti kerja keras, disiplin, hemat, gemar menabung dan mengutamakan
pendidikan. Kemajuan yang dicapai oleh Korea selatan dicapai karena motivasi
tinggi, kedisiplinan, kerja keras dan perjuangan yang dilakukan oleh semua
rakyat baik dari kalangan pemerintah, pengusaha dan rakyat umumnya.
Selain itu,
kunci sukses pembangunan ekonomi Korea Selatan terletak pada pilihan pilihan
strategi kebijakan ekonomi. memberikan perhatian besar pada pendidikan,
pembangunan sumber daya manusia, serta investasi agresif di kegiatan penelitian
dan pengembangan. Sukses Korea Selatan juga ditopang oleh tumbuh suburnya jiwa
kewiraswastaan, tenaga kerja yang sangat terlatih, pengelolaan utang luar
negeri yang baik, pemerintahan yang relatif bersih, iklim perdagangan dunia
yang liberal, makro-ekonomi yang solid, dan kondisi sosial-politik yang relatif
bebas dari konflik. Keberhasilan Korea Selatan jelas didukung oleh budaya kerja
keras dan etos kerja yang tinggi. Orang Korea Selatan dikenal sebagai pekerja
keras, dengan jam kerja jauh lebih panjang dibandingkan negara-negara yang tergabung
dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) lain. Faktor lain
adalah adanya kemitraan kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat, serta
kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
teknologi dan tantangan baru (Nusantaranews-Informasi,
Fakta dan Opini, 2009).
Pada tahun 2005, Korea Selatan telah
berubah menjadi negara industri yang utama. Di samping merupakan pemimpin dalam
akses internet kecepatan tinggi, semikonduktor memori, monitor layar datar,
telepon genggam, Korea Selatan juga menduduki peringkat pertama dalam pembuatan
kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam
otomotif, dan keenam dalam industri baja. Negara ini juga berada pada peringkat
ke-12 dalam PDB nominal, tingkat pengangguran rendah, dan pendistribusian
pendapatan yang relatif merata. Perkembangan ini terutama ditentukan
lewat integrasi negara ini kepada perekonomian dunia yang modern dan
berteknologi tinggi. Saat ini pendapatan perkapita Korea Selatan telah setara
dengan pendapatan negara-negara Uni Eropa.
Hubungan
Indonesia dengan Korea Selatan
- Indonesia memiliki kedutaan besar di Seoul.
- Korea Selatan memiliki kedutaan besar di Jakarta.
- Skala perdagangan bilateral antara kedua negara bernilai US$14,88 miliar.
- Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan telah meningkatkan hubungan dengan Indonesia
- Indonesia dan Korea Selatan telah berinvestasi dalam berbagai proyek pengembangan militer bersama, termasuk pesawat jet tempur KFX/IFX
- Firma Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), menjalani negosiasi kontrak final untuk menjual tiga kapal selam Type-209 ke Indonesia. Ini akan menjadi persetujuan pertahanan bilateral terbesar antar kedua negara dengan nilai USD1,1 miliar.
Bab 3 –
Penutup
Kesimpulan
Ekonomi Korea Selatan mengalami
kenaikan pada tahun 1980-an yang sering disebut dengan istilah ‘Keajaiban di
Sungai Han’.
Korea Selatan merupakan salah satu
negara Asia Timur, yang terbagi atas 1 Kota Khusus, 6 Kota
Metropolitan dan 9 Provinsi.
Topografi Korea Selatan
sebagian besar berbukit dan tidak rata. Memiliki banyak pegunungan, dataran
tinggi dan pulau-pulau yang berteluk. Memiliki 4 musim (Musim panas, musim
dingin, musim semi, dan musim gugur) Beriklim sedang karena mengikuti iklim
Asia Timur.
Salah satu hubungan
Indonesia dengan Korea Selatan adalah, Indonesia memiliki kedutaan besar Korea
di Jakarta. Dan Korea Selatan juga memiliki kedutaan besar Indonesia di Seoul.
Sistem pemerintahan
Korea Selatan adalah semipresidensial. Dan bentuk negaranya Republik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar