Pelangi Senja [cerpen]
Di sini aku menunggu untuk mendapatkan semua yang ku
inginkan, semua yang ku harapkan. Tapi itu semua sangatlah sulit ku gapai. Tidak
semua aku mendapatkan semua itu... karena tak semua keinginanku berada di dunia
yang fana ini. Aku melangkahkan kakiku untuk yang sekian kali nya, yang ku
lakukan beberapa detik yang lalu.
Tak bisa ku mengerti hidupku bagaimana sekarang. Yang ku tahu hanyalah manusia biasa yang rapuh, yang mudah di sakiti, dan mudah menyerah. Tapi... walau bagaimanapun aku sekarang hidup di dunia bukan untuk itu. Aku harus mencari kebahagiaan. Tapi aku harus mencari dimana? Dimana kebahagiaanku yang sebenarnya? Apa aku tak layak untuk mendapatkan itu semua? Apa begitu? Hhh~ mungkin hanya Tuhan yang tahu bagaimana kehidupanku yang sebenarnya.
Tak bisa ku mengerti hidupku bagaimana sekarang. Yang ku tahu hanyalah manusia biasa yang rapuh, yang mudah di sakiti, dan mudah menyerah. Tapi... walau bagaimanapun aku sekarang hidup di dunia bukan untuk itu. Aku harus mencari kebahagiaan. Tapi aku harus mencari dimana? Dimana kebahagiaanku yang sebenarnya? Apa aku tak layak untuk mendapatkan itu semua? Apa begitu? Hhh~ mungkin hanya Tuhan yang tahu bagaimana kehidupanku yang sebenarnya.
✿✿✿
“Jika aku tidak memulai hari ini
dengan senyuman, belum terlambat. Masih ada esok hari. Never give up!!” Kata itu lah yang
sering dalam benakku. Kata-kata mutiara yang singkat tapi penuh dengan arti. “Jadikan
hari ini lebih baik dari hari kemarin!!” Ucapku yang disertai dengan senyum
tipis di sudut bibir ku. Hari ini hari Minggu, aku memutuskan untuk pergi ke
suatu tempat.. hanya saja aku tak tahu harus kemana. Sungguh hari yang
membosankan. Setelah berpikir, aku memutuskan untuk jalan-jalan keluar saja. Ku
kayuh pedal sepedaku melewati rumah-rumah warga. Dengan menggunakan sepeda aku
tak harus takut kehabisan bensin atau apapun. Selain itu, sehat. Yah, pokoknya
banyak keuntungannya. Setelah lama mengayuh sepeda, tempat yang ku ingin
datangi telah di depan mata. Pelindung kepala yang kukenakan tadi, dengan
segera kulepaskan. Huh, pemandangan yang indah. Pantai Laskar, disini lah
sekarang aku berdiri. Batu karang yang besar terlihat di mana-mana. Air biru
jernih mengalir dari aliran yang satu ke aliran yang lain. Banyak batu karang
yang terlihat di penglihatanku. Ya, mungkin mereka mempunyai banyak teman.
Tetapi... hatinya yang kesepian, sama seperti aku.. Kehidupanku susah untuk di
jelaskan... aku duduk di atas batu karang yang lumayan besar, yang dapat
menopangku di atasnya. Mataku, ku lihatkan ke arah matahari yang sedang
memancarkan sinarnya.
“Aku salut sama matahari... matahari selalu tegar walau ia seorang diri.
Ia selalu sabar walau harus setiap hari
memancarkan sinarnya. Ia kokoh. Ia kuat, ia tegar. Pokoknya yang ada di
matahari enggak ada di aku..” Ucapku dengan mata yang berkaca-kaca.
“Kamu salah.. kamu adalah orang yang mirip akan matahari. Selalu
memancarkan senyum walau hatimu sedang sedih atau bahkan sakit sekalipun...
kamu selalu membuat orang lain tersenyum dan tertawa walau kamu sendiri sedang
pura-pura tertawa. Kamu selalu tegar, selalu kuat walaupun kamu sering di
perlakukan yang enggak layak... Aku salut sama kamu, kamu bisa tegar padahal
kamu sendiri adalah cewek. Aku cowok, tapi hati aku nggak bisa setegar kayak
kamu...”
“Hah?” Aku tersadar dari lamunanku, ketika seseorang membuyarkan
lamunanku. Baru ku sadari, aku tak sadar sama sekali ada penghuni di pantai ini,
selain aku. hmmm... Aku membalikkan tubuh ku ke sumber suara tersebut, baru aku
mengerti semua ini. “Hey, baby boy :)” Senyum tipis muncul di sudut bibirku.
“Hai, Etaa! Kamu di sini juga? Sama siapa nih?” tanyanya, mengalihkan
pembicaraan
“Sendiri... maklum aku orang kesepian. Hahaha.” Berpura-pura tertawa
hanya jalan yang pas untuk memperlihatkannya pada semua orang yang berada
dunia.
“Tuh kan, aku iri sama kamu Ta..”
“Hah? Tuh kan kenapa? Iri juga kenapa? Hidupku enggak ada hal menarik
Van..”
“Aku iri, di saat kamu sedih.. kamu bisa untuk pura-pura ceria di depan
orang lain. Bahkan, kamu yang membantu orang lain tertawa, padahal hatimu yang
begitu sakit. Sungguh, aku iri padamu.”
“Kamu enggak perlu iri sama aku Van. Aku enggak ada apa-apanya. Hanya
manusia biasa, sama sepertimu. Mungkin yang membedakan hanya kau laki-laki dan
aku perempuan. Atau, hidupmu lebih memiliki warna kebanding aku. Anggapannya foto,
kau sudah bewarna aku masih putih dan hitam mungkin abu-abu. Enggak tau
kehidupan ku harus bagaimana...”mataku sudah berkaca-kaca, ingin menangis
“Mungkin di luar aku memang begitu tegar, tapi di dalam diriku sendiri aku
begitu cengeng. Yah, you know
lah...”tambahku. Aku tak dapat menahan rasa ingin menangisku.. sekarang aku
sudah menangis di depan orang yang awalnya tak ku suka. Tapi aku salah, dia
orang yang sangat asik untuk di ajak berbicara. Unik.
“Enggak usah nangis Ta. Jelek muka lho muka kamu kalo nangis. Hahaha. Gak
deng! Cuman kalo cemberut lebih kelihatan tembem nya hahaha.”
“Yeee, masih sempat sempatnya aja ngeguyon...”Mau tak mau aku mulai
menghapus air mataku yang sudah sebagian jatuh mengenai pergelangan tanganku.
Dengan memberikan senyum tipis di sudut bibirku.
“Nah gitukan cantik... Eh Greta!”
“Hehehe bisa aja. Ya?”
“Jalan terus yuk! Kita ke danau yang ada gunungnya yuk! Kamu bawa sepeda
kan? Gimana kalo sekalian kita hang out
aja, asik tuh. Hehehe”
“Yaudah, yukk.”tanpa basa-basi aku langsung menerima ajakan Evan
Kami menggunakan sepeda masing-masing, tak lupa juga menggunakan
pelindung kepala. Karena ini daerah pegunungan aku tak berani untuk
kencang-kencang. Alasan utama karena di sebelah kiri dan kananku diisi dengan
jurang. Mana dalam lagi, hiii! Ngeri deh, ngeliat ke bawah aja takut. Apalagi
kejadian, ih jangan sampaiii!! Ku pasang headshet
yang ku bawa dari rumah, kedua headshet
itu ku pasang di kedua telingaku. Alunan musik mulai terdengar, hingga aku
telah sampai di tempat yang di maksud...
“Evan... ini tempat yang kamu maksud?”
“Yup!”ia mengangguk pasti “Gimana? Keren nggak?”
“Bangett!!” Aku terpesona dengan pemandaan ini, sangat sejuk, bersih dan
yang pasti buat hati kita tenang juga. “Ini.. salah satu tempat yang ingin ku kunjungi..”
“Oh ya? Nah berarti sekarang terkabul dong? Hehe.”
“Iya, tapi enggak sesuai dengan yang aku mau sih. Ya enggak apa lah,
mungkin belum saatnya Tuhan mengabulkan harapan itu. Aku sudah berdiri di sini,
melihat pemandangan disini saja sudah senang. Hehehe. Thank you Evan!”
“U’re welcome my baby;)” ku
balas dengan senyuman yang super duper manis yang tulus dari hati. Ia pun
membalas senyuman itu. Oh, sungguh manis senyum itu..
-Greta-
Haahh! Impianku untuk ke danau ini terkabulkan! Walau tak semuanya
harapanku yang terkabulkan. Tapi enggak apa, aku sudah senang bisa ke sini. Hal
yang pengen belum aku kabulkan adalah melihat PELANGI SENJA dengan orang yang
aku sayangi! Siapa orang yang gue sayangi? Apa Evan? I dont know.
-Evan-
Hehehe, tadi aku enggak sengaja ketemu Eta di pantai batu karang, di sana
ia sedang melamun entah melamunkan apa. tiba-tiba saja ia berkata “Aku salut
sama matahari... matahari selalu tegar walau ia seorang diri. Ia selalu
sabar walau harus setiap hari
memancarkan sinarnya. Ia kokoh. Ia kuat, ia tegar. Pokoknya yang ada di
matahari enggak ada di aku..”Ohh God! Ia masih bisa merendahkan dirinya,
sungguh iri aku padanya. Ia masih bisa sabar, masih bisa tegar untuk menghadapi
segala ujian hidup yang di alaminya, bahkan dia masih bisa bersikap ceria di
depan orang lain, membuat orang ketawa sekalipun, walau hatinya rapuh.. apa aku
sanggup seperti Greta? Aku tak yakin.
Ahaaa!! *kalo di filem kartun muncul lampu di atas kepalanya*
✿✿✿
“Greta! Ikut aku mau nggak?”
“Kemana?”
“Ikut aja dulu, nanti pasti tau kok..”
“Yaudah yuk.”Ia menarik kedua lenganku, dan membawaku ke suatu tempat.
“Ngapain di sini?”aku membuka suara ketika tempat yang sampai di tempat yang di
maksud Evan. Di depan ku terdapat batu karang yang besar. Dan kami pas di
samping bawah batu tersebut.
Evan mulai memberi intruksi apa
yang mau ia lakukan. “Greta, cari batu kecil yang bisa buat nulis di batu
ini..” perintahnya
“Batu? Untuk nulis? Memangnya mau nulis di batu Van?”Kepo ku kumat.
“udah, cari aja. nanti bakal tau kok, hehe.”
“Nah nih. Satu buat mu satu buat aku.”Ia memberikan batu yang ia temui
tadi ke Evan. “Terus di apain nih batunya?”
“Nah, tadi kan kata kamu ada harapan kamu yang belum terkabul di sini.
Nah sekarang kamu catat harapanmu tadi di batu karang ini.”Jelas Evan
“Terus nanti mau di apain?”
“Yaudah tulis dulu, nanti aku kasih tau intruksi selanjutnya..”
Sesuai dengan intruksi Evan aku menuliskan harapanku yang belum tercapai
di sini, yaitu ‘Melihat pelangi senja dengan orang yang ku sayangi.’ Pendek
tapi sangat susah untuk di praktekan di kenyataan. Its so hard.
“Nih sudah, terus?”
“Nah sekarang aku baca harapanmu dan kamu baca harapanku yang belum
tercapai di sini. Ngerti nggak?”
“Iya ngerti. Berarti, aku baca harapanmu kan?” pertanyaanku di balas
dengan anggukan yang mantap. Aku membaca harapannya di bawah batu karang
tersebut. Yang isinya, ‘Aku ingin melihat pelangi pada saat senja dengan orang
yang ku sayangi..”
-Greta-
OH TUHAN! Harapanku dengan dia sama! Kenapa ini? bertanda apakah ini? Apa
benar kalo aku memang di jodohkan Tuhan dengan dia? Hmmmm, perasaan aku aja
kali ya?
-Evan-
Wow, betapa terkejutnya aku ketika membaca harapan Greta yang tertulis di
bawah batu karang itu SAMA DENGAN HARAPANKU! Bertanda apakan ini Tuhan? Apa
benar Greta adalah jodohku?”
✿✿✿
“Udah di baca, harapanku?”
“Sudah..” jawabku datar “Harapan mu sama kayak aku...”
“Yeah, aku juga enggak tau kenapa bisa sama..” Suasana terasa canggung.
Kikuk.
Beberapa menit kemudian...
“Eta?”
“Ya?”
“Kalo misalkan aku sayang kamu gimana?”
“Iya nggak gimana-gimana.. itu kan hakmu, kamu bebas untuk sayang ke
siapa. Lagian, rasa sayang enggak bisa di paksa kan? Nggak bisa di beli kan?”
“Eta.. A..k...u... ak..u.. ssss-aaa-yy-aaaa-nnn-gg sama kamu Ta.. ku tau, aku tak begitu cakep
di antara lelaki lainnya. Aku juga tau aku lelaki yang cengeng, lelaki yang
sensitif. Ya begitulah aku. Tapi, aku sayang kamu... I LOVE YOU GRETA!! Kamuuuuuuuu.......
ma-aaa-uuu nggak j-aaaa-dd-iiii pa-caaa-rrrrr aku?” ucap nya terbata-bata.
“Hmmmmmmmmm.......... gimana ya?”
Mukanya makin tegang bercampur ketakutan mukanya pucat, berbeda dengan
ku.. Mukaku makin merah, untung saja matahari sudah mulai terbenam. Kalo enggak
bisa ketahuan nih, kalo aku malu hahaha. Aku membalas dengan senyuman yang
sangat sangat sangat manis super duper tulusss, dan ku beri jawaban YAAA, AKU
MAU!! Mukanya yang begitu pucat berganti dengan bewarna merah, mungkin karena
malu. Jelas lah malu hahahaha.
Aku melirik arlojiku yang masih terpasang di pergelangan tangan kiriku,
menunjukkan pukul 18:00 WIB. Matahari terbenam, kemudian terlihat beberapa
garis-garis warna-warni (merah-kuning-hijau) di langit yang biru. Yap! Benar
sekali!! Pelangi!! OH PELANGI SENJA! AKU BISA MELIHAT MU BERSAMA ORANG KU
SAYANGI!! hari ini ku habiskan waktu dengan bahagia yang benar-benar bahagia.
-Greta-
Oh God! I have a
boyfriend! Aku tak menyangka sama sekali! Sungguh penuh
kejutan. Dari awal Evan mengajakku ke danau, kemudian menuliskan harapan di
batu karang. Kemudian ia nembak aku?!?! Pelangi senja sudah muncul di atas
langit, bersama dengan orang yang ku sayangi! Impianku tercapai... PELANGI
SENJA!!! This is awesome!
-Evan-
Yeah! Akhirnya aku telah mendapatkan Greta sepenuhnya! Hehehe, aku senang
sakali bisa menjadikan Greta sebagai girlfriend ku. Greta, orangnya itu baik,
kadang suka jutek (kalo moodnya hancur), kadang suka senyum-senyum sendiri,
kadang suka ngelamun sendiri, pokoknya pribadi Greta itu unik. Berbeda dari
yang lain. Aku senang, kali ini bukan senang saja, tapi SUNGGUH SENANG! CIHUYY!
Hari ini, hari yang penuh kejutan. Apalagi di saat tau harapan aku dan Greta
itu sama! Akhirnya kami melihat pelangi senja itu bersama-sama, dengan saksi
mata batu karang, pasir, awan-awan, langit-langit dan yang lainnya
memperhatikan mereka semua.
✿✿✿
Note : “Congratulations!! Longlast! Vanta! Hahaha! PJ-nya jangan lupa lho
yaaa!”
Akhirnya ini cerpen selesai juga HAHAHA! Duh kali ini gue bawain yang
bahasa baku alias pake aku kamu! Enggak biasaaa beneran, tapi akhirnya bisa!
Yeay! Ini cerpen cuman selingan di saat gue lagi ada waktu luang doang kok.
Otak gue mumet, nggak bisa mikir yang terlalu panjang. Duh ini sudah panjang ya?
Hehehe, sori deh ya. Awalnya mau pendek, tapi susah sih hehehe. Kritik &
saran sangat-sangat aku terima, kalo mau komen di kotak komen, atau enggak
lewat via twitter @natasyangelicaa . Okay, lain kali gue akan bawain cerpen
yang lainnya lagi! \(^~^)/ Sori kalo typo bersebaran, soalnya yang buat lagi
enggak ada mood. Hehehe, Tha-thaaa^^~
Terima kasih untuk inspirasinya. Salam kenal http://www.AudisiMitraPengusaha.com
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung di blog saya ^^ Salam kenal juga, :))
Hapus