Senin, 17 Maret 2014

Cerpen - Pelangi Senja



Pelangi Senja [cerpen]
Di sini aku menunggu untuk mendapatkan semua yang ku inginkan, semua yang ku harapkan. Tapi itu semua sangatlah sulit ku gapai. Tidak semua aku mendapatkan semua itu... karena tak semua keinginanku berada di dunia yang fana ini. Aku melangkahkan kakiku untuk yang sekian kali nya, yang ku lakukan beberapa detik yang lalu.
Tak bisa ku mengerti hidupku bagaimana sekarang. Yang ku tahu hanyalah manusia biasa yang rapuh, yang mudah di sakiti, dan mudah menyerah. Tapi... walau bagaimanapun aku sekarang hidup di dunia bukan untuk itu. Aku harus mencari kebahagiaan. Tapi aku harus mencari dimana? Dimana kebahagiaanku yang sebenarnya? Apa aku tak layak untuk mendapatkan itu semua? Apa begitu? Hhh~ mungkin hanya Tuhan yang tahu bagaimana kehidupanku yang sebenarnya.
✿✿✿
“Jika aku tidak memulai hari ini  dengan senyuman, belum terlambat. Masih ada esok hari. Never give up!!” Kata itu lah yang sering dalam benakku. Kata-kata mutiara yang singkat tapi penuh dengan arti. “Jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin!!” Ucapku yang disertai dengan senyum tipis di sudut bibir ku. Hari ini hari Minggu, aku memutuskan untuk pergi ke suatu tempat.. hanya saja aku tak tahu harus kemana. Sungguh hari yang membosankan. Setelah berpikir, aku memutuskan untuk jalan-jalan keluar saja. Ku kayuh pedal sepedaku melewati rumah-rumah warga. Dengan menggunakan sepeda aku tak harus takut kehabisan bensin atau apapun. Selain itu, sehat. Yah, pokoknya banyak keuntungannya. Setelah lama mengayuh sepeda, tempat yang ku ingin datangi telah di depan mata. Pelindung kepala yang kukenakan tadi, dengan segera kulepaskan. Huh, pemandangan yang indah. Pantai Laskar, disini lah sekarang aku berdiri. Batu karang yang besar terlihat di mana-mana. Air biru jernih mengalir dari aliran yang satu ke aliran yang lain. Banyak batu karang yang terlihat di penglihatanku. Ya, mungkin mereka mempunyai banyak teman. Tetapi... hatinya yang kesepian, sama seperti aku.. Kehidupanku susah untuk di jelaskan... aku duduk di atas batu karang yang lumayan besar, yang dapat menopangku di atasnya. Mataku, ku lihatkan ke arah matahari yang sedang memancarkan sinarnya.
“Aku salut sama matahari... matahari selalu tegar walau ia seorang diri. Ia selalu sabar  walau harus setiap hari memancarkan sinarnya. Ia kokoh. Ia kuat, ia tegar. Pokoknya yang ada di matahari enggak ada di aku..” Ucapku dengan mata yang berkaca-kaca.
“Kamu salah.. kamu adalah orang yang mirip akan matahari. Selalu memancarkan senyum walau hatimu sedang sedih atau bahkan sakit sekalipun... kamu selalu membuat orang lain tersenyum dan tertawa walau kamu sendiri sedang pura-pura tertawa. Kamu selalu tegar, selalu kuat walaupun kamu sering di perlakukan yang enggak layak... Aku salut sama kamu, kamu bisa tegar padahal kamu sendiri adalah cewek. Aku cowok, tapi hati aku nggak bisa setegar kayak kamu...”
“Hah?” Aku tersadar dari lamunanku, ketika seseorang membuyarkan lamunanku. Baru ku sadari, aku tak sadar sama sekali ada penghuni di pantai ini, selain aku. hmmm... Aku membalikkan tubuh ku ke sumber suara tersebut, baru aku mengerti semua ini. “Hey, baby boy :)” Senyum tipis muncul di sudut bibirku.
“Hai, Etaa! Kamu di sini juga? Sama siapa nih?” tanyanya, mengalihkan pembicaraan
“Sendiri... maklum aku orang kesepian. Hahaha.” Berpura-pura tertawa hanya jalan yang pas untuk memperlihatkannya pada semua orang yang berada dunia.
“Tuh kan, aku iri sama kamu Ta..”
“Hah? Tuh kan kenapa? Iri juga kenapa? Hidupku enggak ada hal menarik Van..”
“Aku iri, di saat kamu sedih.. kamu bisa untuk pura-pura ceria di depan orang lain. Bahkan, kamu yang membantu orang lain tertawa, padahal hatimu yang begitu sakit. Sungguh, aku iri padamu.”
“Kamu enggak perlu iri sama aku Van. Aku enggak ada apa-apanya. Hanya manusia biasa, sama sepertimu. Mungkin yang membedakan hanya kau laki-laki dan aku perempuan. Atau, hidupmu lebih memiliki warna kebanding aku. Anggapannya foto, kau sudah bewarna aku masih putih dan hitam mungkin abu-abu. Enggak tau kehidupan ku harus bagaimana...”mataku sudah berkaca-kaca, ingin menangis “Mungkin di luar aku memang begitu tegar, tapi di dalam diriku sendiri aku begitu cengeng. Yah, you know lah...”tambahku. Aku tak dapat menahan rasa ingin menangisku.. sekarang aku sudah menangis di depan orang yang awalnya tak ku suka. Tapi aku salah, dia orang yang sangat asik untuk di ajak berbicara. Unik.
“Enggak usah nangis Ta. Jelek muka lho muka kamu kalo nangis. Hahaha. Gak deng! Cuman kalo cemberut lebih kelihatan tembem nya hahaha.”
“Yeee, masih sempat sempatnya aja ngeguyon...”Mau tak mau aku mulai menghapus air mataku yang sudah sebagian jatuh mengenai pergelangan tanganku. Dengan memberikan senyum tipis di sudut bibirku.
“Nah gitukan cantik... Eh Greta!”
“Hehehe bisa aja. Ya?”
“Jalan terus yuk! Kita ke danau yang ada gunungnya yuk! Kamu bawa sepeda kan? Gimana kalo sekalian kita hang out aja, asik tuh. Hehehe”
“Yaudah, yukk.”tanpa basa-basi aku langsung menerima ajakan Evan
Kami menggunakan sepeda masing-masing, tak lupa juga menggunakan pelindung kepala. Karena ini daerah pegunungan aku tak berani untuk kencang-kencang. Alasan utama karena di sebelah kiri dan kananku diisi dengan jurang. Mana dalam lagi, hiii! Ngeri deh, ngeliat ke bawah aja takut. Apalagi kejadian, ih jangan sampaiii!! Ku pasang headshet yang ku bawa dari rumah, kedua headshet itu ku pasang di kedua telingaku. Alunan musik mulai terdengar, hingga aku telah sampai di tempat yang di maksud...
“Evan... ini tempat yang kamu maksud?”
“Yup!”ia mengangguk pasti “Gimana? Keren nggak?”
“Bangett!!” Aku terpesona dengan pemandaan ini, sangat sejuk, bersih dan yang pasti buat hati kita tenang juga. “Ini.. salah satu tempat yang ingin ku kunjungi..”
“Oh ya? Nah berarti sekarang terkabul dong? Hehe.”
“Iya, tapi enggak sesuai dengan yang aku mau sih. Ya enggak apa lah, mungkin belum saatnya Tuhan mengabulkan harapan itu. Aku sudah berdiri di sini, melihat pemandangan disini saja sudah senang. Hehehe. Thank you Evan!”
U’re welcome my baby;)” ku balas dengan senyuman yang super duper manis yang tulus dari hati. Ia pun membalas senyuman itu. Oh, sungguh manis senyum itu..
-Greta-
Haahh! Impianku untuk ke danau ini terkabulkan! Walau tak semuanya harapanku yang terkabulkan. Tapi enggak apa, aku sudah senang bisa ke sini. Hal yang pengen belum aku kabulkan adalah melihat PELANGI SENJA dengan orang yang aku sayangi! Siapa orang yang gue sayangi? Apa Evan? I dont know.
-Evan-
Hehehe, tadi aku enggak sengaja ketemu Eta di pantai batu karang, di sana ia sedang melamun entah melamunkan apa. tiba-tiba saja ia berkata “Aku salut sama matahari... matahari selalu tegar walau ia seorang diri. Ia selalu sabar  walau harus setiap hari memancarkan sinarnya. Ia kokoh. Ia kuat, ia tegar. Pokoknya yang ada di matahari enggak ada di aku..”Ohh God! Ia masih bisa merendahkan dirinya, sungguh iri aku padanya. Ia masih bisa sabar, masih bisa tegar untuk menghadapi segala ujian hidup yang di alaminya, bahkan dia masih bisa bersikap ceria di depan orang lain, membuat orang ketawa sekalipun, walau hatinya rapuh.. apa aku sanggup seperti Greta? Aku tak yakin.
Ahaaa!! *kalo di filem kartun muncul lampu di atas kepalanya*
✿✿✿
“Greta! Ikut aku mau nggak?”
“Kemana?”
“Ikut aja dulu, nanti pasti tau kok..”
“Yaudah yuk.”Ia menarik kedua lenganku, dan membawaku ke suatu tempat. “Ngapain di sini?”aku membuka suara ketika tempat yang sampai di tempat yang di maksud Evan. Di depan ku terdapat batu karang yang besar. Dan kami pas di samping bawah batu tersebut.
 Evan mulai memberi intruksi apa yang mau ia lakukan. “Greta, cari batu kecil yang bisa buat nulis di batu ini..” perintahnya
“Batu? Untuk nulis? Memangnya mau nulis di batu Van?”Kepo ku kumat.
“udah, cari aja. nanti bakal tau kok, hehe.”
“Nah nih. Satu buat mu satu buat aku.”Ia memberikan batu yang ia temui tadi ke Evan. “Terus di apain nih batunya?”
“Nah, tadi kan kata kamu ada harapan kamu yang belum terkabul di sini. Nah sekarang kamu catat harapanmu tadi di batu karang ini.”Jelas Evan
“Terus nanti mau di apain?”
“Yaudah tulis dulu, nanti aku kasih tau intruksi selanjutnya..”
Sesuai dengan intruksi Evan aku menuliskan harapanku yang belum tercapai di sini, yaitu ‘Melihat pelangi senja dengan orang yang ku sayangi.’ Pendek tapi sangat susah untuk di praktekan di kenyataan. Its so hard.
“Nih sudah, terus?”
“Nah sekarang aku baca harapanmu dan kamu baca harapanku yang belum tercapai di sini. Ngerti nggak?”
“Iya ngerti. Berarti, aku baca harapanmu kan?” pertanyaanku di balas dengan anggukan yang mantap. Aku membaca harapannya di bawah batu karang tersebut. Yang isinya, ‘Aku ingin melihat pelangi pada saat senja dengan orang yang ku sayangi..”
-Greta-
OH TUHAN! Harapanku dengan dia sama! Kenapa ini? bertanda apakah ini? Apa benar kalo aku memang di jodohkan Tuhan dengan dia? Hmmmm, perasaan aku aja kali ya?
-Evan-
Wow, betapa terkejutnya aku ketika membaca harapan Greta yang tertulis di bawah batu karang itu SAMA DENGAN HARAPANKU! Bertanda apakan ini Tuhan? Apa benar Greta adalah jodohku?”
✿✿✿
“Udah di baca, harapanku?”
“Sudah..” jawabku datar “Harapan mu sama kayak aku...”
“Yeah, aku juga enggak tau kenapa bisa sama..” Suasana terasa canggung. Kikuk.
Beberapa menit kemudian...
“Eta?”
“Ya?”
“Kalo misalkan aku sayang kamu gimana?”
“Iya nggak gimana-gimana.. itu kan hakmu, kamu bebas untuk sayang ke siapa. Lagian, rasa sayang enggak bisa di paksa kan? Nggak bisa di beli kan?”
“Eta.. A..k...u... ak..u.. ssss-aaa-yy-aaaa-nnn-gg  sama kamu Ta.. ku tau, aku tak begitu cakep di antara lelaki lainnya. Aku juga tau aku lelaki yang cengeng, lelaki yang sensitif. Ya begitulah aku. Tapi, aku sayang kamu... I LOVE YOU GRETA!! Kamuuuuuuuu....... ma-aaa-uuu nggak j-aaaa-dd-iiii pa-caaa-rrrrr aku?” ucap nya terbata-bata.
“Hmmmmmmmmm.......... gimana ya?”
Mukanya makin tegang bercampur ketakutan mukanya pucat, berbeda dengan ku.. Mukaku makin merah, untung saja matahari sudah mulai terbenam. Kalo enggak bisa ketahuan nih, kalo aku malu hahaha. Aku membalas dengan senyuman yang sangat sangat sangat manis super duper tulusss, dan ku beri jawaban YAAA, AKU MAU!! Mukanya yang begitu pucat berganti dengan bewarna merah, mungkin karena malu. Jelas lah malu hahahaha.
Aku melirik arlojiku yang masih terpasang di pergelangan tangan kiriku, menunjukkan pukul 18:00 WIB. Matahari terbenam, kemudian terlihat beberapa garis-garis warna-warni (merah-kuning-hijau) di langit yang biru. Yap! Benar sekali!! Pelangi!! OH PELANGI SENJA! AKU BISA MELIHAT MU BERSAMA ORANG KU SAYANGI!! hari ini ku habiskan waktu dengan bahagia yang benar-benar bahagia.
-Greta-
Oh God! I have a boyfriend! Aku tak menyangka sama sekali! Sungguh penuh kejutan. Dari awal Evan mengajakku ke danau, kemudian menuliskan harapan di batu karang. Kemudian ia nembak aku?!?! Pelangi senja sudah muncul di atas langit, bersama dengan orang yang ku sayangi! Impianku tercapai... PELANGI SENJA!!! This is awesome!
-Evan-
Yeah! Akhirnya aku telah mendapatkan Greta sepenuhnya! Hehehe, aku senang sakali bisa menjadikan Greta sebagai girlfriend ku. Greta, orangnya itu baik, kadang suka jutek (kalo moodnya hancur), kadang suka senyum-senyum sendiri, kadang suka ngelamun sendiri, pokoknya pribadi Greta itu unik. Berbeda dari yang lain. Aku senang, kali ini bukan senang saja, tapi SUNGGUH SENANG! CIHUYY! Hari ini, hari yang penuh kejutan. Apalagi di saat tau harapan aku dan Greta itu sama! Akhirnya kami melihat pelangi senja itu bersama-sama, dengan saksi mata batu karang, pasir, awan-awan, langit-langit dan yang lainnya memperhatikan mereka semua.
✿✿✿
Note : “Congratulations!! Longlast! Vanta! Hahaha! PJ-nya jangan lupa lho yaaa!”
Akhirnya ini cerpen selesai juga HAHAHA! Duh kali ini gue bawain yang bahasa baku alias pake aku kamu! Enggak biasaaa beneran, tapi akhirnya bisa! Yeay! Ini cerpen cuman selingan di saat gue lagi ada waktu luang doang kok. Otak gue mumet, nggak bisa mikir yang terlalu panjang. Duh ini sudah panjang ya? Hehehe, sori deh ya. Awalnya mau pendek, tapi susah sih hehehe. Kritik & saran sangat-sangat aku terima, kalo mau komen di kotak komen, atau enggak lewat via twitter @natasyangelicaa . Okay, lain kali gue akan bawain cerpen yang lainnya lagi! \(^~^)/ Sori kalo typo bersebaran, soalnya yang buat lagi enggak ada mood. Hehehe, Tha-thaaa^^~

2 komentar:

  1. Terima kasih untuk inspirasinya. Salam kenal http://www.AudisiMitraPengusaha.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung di blog saya ^^ Salam kenal juga, :))

      Hapus