Rabu, 30 Januari 2019

Reunited-

Haaii! Long time no see you. Padahal baru kemarin post ya! Haha.

Akhirnya setelah galau-galauan poll kemarin. Uring-uringan gak jelas. Bimbang antara mau hapus line atau nggak. Bimbang mau menghabiskan waktu untuk apa dan gimana. Mau menghabiskan buat nonton, bukan mood nya untuk nonton. Mau menghabiskan waktu untuk baca novel, bukan moodnya buat baca novel. Mau nulis apalagi! Mikirin idenya itu loh. Susah betul.

Jadi akhirnya, aku main game. Iya, aku balik lagi ke dunia peraudian. Lucu ya, padahal sudah dua kali aku kena baper di game itu. Tetep aja kekeuh mainin itu game. Heran banget kan.

Pas mau main, banyak terjadi kendala. Dari patcher ayodance yang susah banget untuk dibuka. Terus pas udah masuk, gak bisa ready. Kalau ready pasti ujung-ujungnya patah-patah dan mengharuskan untuk di restart pc-nya.

Heu. Untungnya keinginanku untuk back audi bener-bener kepengen banget. Akhirnya, dengan segala kesabaran aku login audi terus menerus. Sampai akhirnya bener-bener bisa.

Pas online, ada beberapa temanku yang emang sudah lama fl-an. Cuman temen audi doang. Deketnya ya di game. Bukan kemana-kemana deketnya. Jadi ya udah tuh, dia ngewm. Nyapa, seperti biasa. Ya, aku bales juga. Ku sapa balik. Dan unexpectedly, itu orang ngajakin join salah satu komunitas dan plat ayodance, yaitu Reunited-.

Feel blessed, bisa diajakin join gitu. For free! Terus tanpa aku pikir panjang, kok kayaknya ini kesempatan emas buat bersosialisasi lagi? Akhirnya, aku oke-in aja untuk join ke com-nya.

Yah sejauh ini, tentunya masih fine-fine aja ya. Karena member baru, kayaknya aku memanfaatkan ini sebagai ajang buat perkenalan deh. Walau masih canggung gimana gitu. Tapi diusahain dideker-deketin. Dengan jurus sksd, haha.

Ya, tapi sksdnya gak yang keterlaluan juga. Perlahan aja dong, hehe.

Nggak tau bakal sampai sejauh mana aku bertahan dengan Rd ini, cuman berharap bakal lebih akrab dan lebih bisa mengenal arti solidaritas dan kekeluargaan sih di dalam com ini. Biar bisa jadi pribadi yang lebih dewasa aja dalam bertutur kata dan bersikap.

Jadi sih, intinya bakalan sibuk dengan komunitas ini. Yes, in game. New experience. Pengalaman baru yang kelihatannya bakal seru habis. Let's see deh ya. Semoga aja bisa keep in touch sama member-membernya.

Yaudah itu aja sih cerita hari ini. Jadi hari ini, ditutup dengan hepi dong ya. Bisa sok-sok akrab sama orang wkwk.

See u di cerita selanjutnya!

Entah, bakal cerita hepi atau cerita galau kayak kemarin. Urusan galau, kayaknya bener-bener harus di ikhlaskan perlahan. Diampuni perlahan. Biar nggak beban di hati. Biar nggak kepikiran lagi. Itu aja sih mungkin intinya. Butuh sesuatu yang bisa bikin aku sibuk dan lupa waktu buat buka hape. Jadi gak bikin kepikiran dia lagi. Intinya gitu aja. Nanti juga pertengahan bulan ini bakal sibuk ngurusin hima jurusan, jadi yah, mungkin bakal lupa sejenak. Dan it's feels good. 🙂

Tuh kan. Jadi ngebahas lagi.

Yaudah, sekian dulu buat hari ini.

30 Januari 2019
0:19, Palangkaraya

Senin, 28 Januari 2019

Lika-liku Januari 2019

Haaii! Hari ini adalah hari Senin, tanggal 28 Januari 2019. Tidak terasa ya, sudah dipenghujung akhir Januari.

Kalau di ulas balik, dibulan ini banyak banget aku mengalami yang namanya kehilangan. Which is itu kehilangan dia, yang dulunya selalu menjadi tempat aku berkeluh-kesah. Tempat menampung segala sesuatunya. Tapi sekarang, di awal Januari kemarin, kami memutuskan untuk melepas ikatan spesial itu. Walaupun memang hubunngan tanpa status. Tapi ada sesuatu spesial di dalamnya.

Dari situ aku sangat galau. Iyalah galau, dimana-mana yang namanya kehilangan orang yang kita sayangi itu nggak pernah bikin senang. Menjelang UAS, aku fokus untuk UAS, dan terjadilah kehilangan kalkulator ilmiahku. Aku pengen marah. Lebih tepatnya sudah marah. Sudah nangis. Dan semua usaha udah aku kerahin. Dari nyari di kelas, dari nanya cleaning service, nanya kakak tingkat yang pakai kelasnya dan minta tolong nanya kating satu organisasi yang kenal dengan kating yang pakai kelasnya. Tapi hasilnya nihil.

Kalkulatornya tidak balik. Rela gak rela harus direlakan. Keduanya. Kalkulator dan dia, si Gemini. Entah, aku seakan tidak punya hak lagi untuk memanggilnya pakai 'ku'. Yasudahlah..

Urusan kalkulator aku lebih marah kediri ku sendiri. Yang tidak bisa menjaga barang. Yang ceroboh dan teledor. Yang pelupa, sampai bikin kalkulator ketinggalan di kelas sehabis UAS.

Untuk yang mengambil kalkulator itu, aku hanya berharap kalkulatornya digunakan dengan baik dan bertanggungjawab. Itu kalkulator pemberian. Makanya aku sangat sedih ketika itu hilang. Walaupun aku tidak mengeluarkan uang sepesar pun. Tetap saja aku menangis ketika kalkulator itu tidak ada di tas atau meja belajarku.

Tapi mau nangis seberapa lamapun, hilang tetaplah hilang.

Sama dengan halnya kehilangan manusia. Tapi sangat bersyukur masih hanya kehilangan statusnya saja. Bukan secara fisik. Amit-amit cabang bayi. Jauhkan bala. Gini-gini, aku juga masih pengen untuk ketemu si Gemini di real life. Kalau ditanya kangen apa gak...

Mungkin udah pada tau jawabannya kali ya?

Ya jelas kangen!

Kangen everything about him! Hehe.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, lebih baik untuk dipendam. Cukup aku saja yang tahu dan merasakan. Aku sudah tidak ingin menganggu kehidupannya lagi. Biarkan dia kembali ke dunia realitanya.

Terkadang apa yang kita pikirkan dan rencanakan tidak melulu terjadi semulus pantat bayi. Pasti ada lika-likunya.

Sudah digalaukan oleh kehilangan dia. Malah ditambah kehilangan kalkulatorku. Yaampun. Sedih dan galaunya double.

Kalau bisa ngulang waktu.. Kepengen banget buat nyadar kalau kalkulatornya ketinggalan. Iya, timbul suatu penyesalan.

Seandainya, gak aku keluarin dari tas..
Seandainya, aku ingat masukin ke tas..
Seandainya, pagi itu aku nyadar kalau ketinggalan..

Seandainya, dulu aku gak suka mikir yang aneh-aneh.
Seandainya, dulu aku gak baper.
Seandainya, dulu aku biasa-biasa saja.
Seandainya, dulu nggak kenalan....

Apakah semuanya akan baik-baik saja?

Selalu pertanyaan-pertanyaan macam itu yang muncul di benak ini. Benar, terlalu pemikir. Memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Yang tidak penting. Dan sudah terjadi. Tentunya pertanyaan yang sebenarnya jawabannya gak bisa dijawab dengan pasti.

Blog ini selalu ramai kalau udah urusan galau. Kalau urusan happy, udah, lupa semua dengan blog-blogan. Disaat galau, tumpah semua jadi tulisan. Yang ketika dibaca, bakal mewek dan merasa mellow lagi. Berulang terus seperti itu.

Entahlah. Dibilang nikmati saja. Ya susah.

Dibilang pergi saja, ya susah.

Disuruh stay saja, apalagi ini. Sangat susah.

Jadi maunya apa?

Mungkin lebih baik untuk maju-mundur. Haha.

Buat yang disana juga. Terimakasih banyak atas segala kenangannya. Kenangan indah dan buruknya. Punya ruang tersendiri di hidup aku. Aku nggak pernah benci dia. Nggak pernah menyesali pertemuannya.

Tapi aku malah benci ke diri aku sendiri yang terlalu egois. Yang terlalu serakah. Kenapa aku harus jatuh hati. Padahal sudah tahu itu akan menjadi sulit..

Sedih memang. Bukan takdirnya. Bukan jalannya. Ya terus? Mau gimana lagi? Tidak bisa dipaksakan. Tidak bisa ditekan. Semua sudah ada jalannya. Semua udah ada rencana yang Tuhan berikan. Mungkin, bertemu dengannya adalah suatu rencana Tuhan menuju pribadi yang lebih baik lagi.

Everything will be alright.

Semoga secepatnya bakal kembali baik.. dan normal. Ya. Secepatnya.

28 Januari 2018
23:54, Palangkaraya

Rabu, 02 Januari 2019

Happy New Year 2019

Haloo~ selamat tahun baru 2019. So happy and excited for the first time to waiting 2019. Tapi udah lewat tanggal 1, eh sorenya malah galau. Sedih banget gak sih haha.

Apa yang ditakutkan sejak awal terjadi. Memang, mungkin dari awal semua ini adalah suatu kesalahan. Mungkin ada beberapa hal yang perlu disesali, ingin serasa di ulang. Tapi apalah, semuanya sudah terjadi. Tapi kenapa? Hal ini terjadi bertepatan dengan hari pertama di tahun 2019?

But, i believe ini bukan suatu hal yang membuat tahun 2019 menjadi buruk. Make it better than before. Mungkin ini juga bisa menjadi jawaban atas segala pertanyaanku sama Tuhan. Jadi, buat apa disesalkan? Toh semuanya sudah terjadi. Ya, begitu saja.

Kalau ditanya perasaanku gimana, i cant tell my feeling. Susah untuk dijelaskan. Hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang pernah merasakan namanya kehilangan.

tepat jam 00.00 aku mengirimkan wish super panjang untuk dia. Tapi apalah, hanya dijawab dengan seadanya. Bukan kah itu sudah menjadi tanda? Seharusnya aku sadar dari awal.

Ah, balik lagi di awal. Untuk apa disesalkan? Toh udah terjadi.

Tapi aku berterimakasih. Mungkin ini udah jalannya. Udah waktunya. Kan dari awal aku juga sudah berkata bahwa kami tidak akan bertahan lama. Pada dasarnya adalah, pertemuan adalah awal dari perpisahan.

Tidak ada perpisahan yang menyenangkan. Apalagi perpisahan dengan orang yang pernah berjasa buat kehidupan kita.
Tidak ada kata enak dalam menunggu. Kalo bertahan, kalo sabar pun juga ada batasnya.

Aku juga hanyalah perempuan biasa. Yang bisa kecewa. Sementang aku orangnya cepat lupa akan masalah, jadi seenaknya menambah masalah? Ah yasudahlah.

Emang seharusnya tidak perlu dilanjutkan dari awal. Itulah penyesalan. Selalu datang terlambat. Selalu datang belakangan. Sekali lagi, dijadikan pengalaman hidup.

Aku harus bertemu dengan yang namanya move on lagi. Setelah hampir 9 bulan kenal, akhirnya semuanya runtuh begitu saja. Tepat di awal tahun baru. Sangat sip sekali untuk dikenang.

Perpisahan kami sepertinya begitu dramatis. Masih banyak pertanyaan yang harus kutanyakan sama dia. Mungkin dalam waktu dekat ini, aku harus menanyakan habis. Aku tadinya tidak berpikir untuk menanyakan. Tapi tiba-tiba terlintas begitu saja. Akan ku habiskan pertanyaan itu sampai aku benar-benar puas. Entah jawaban jujurnya mungkin akan menyakitkan hati. Tapi itu lebih baik. Setidaknya, bisa dibuat untuk lebih dongkol kepadanya. Biar cepat moveon hehe.

Sebentar lagi bakal UAS, dan aku dihadapi oleh hal ini. Begitu baiknya Tuhan membuatku mendapatkan kesempatan yang seperti ini. But i believe everything will be okay. Not now, but eventually.

Mungkin setelah UAS aku akan kembali okay. Semoga berhasil move on kali ini! Jawaban Tuhan memang BIG NO. Itu lah my saviour. Jawaban atas segala pertanyaanku. Thanks God, i'm blessed.

Bless this year.
It'll be a blessed year.
with more happiness.
more love.
more laugh.
more grateful.
more thankful.
more beautiful.
more healthy.

✨✨✨✨

HAPPY NEW YEAR 2019 EVERYONE.
banyak semoga yang terlontarkan di tahun ini dan banyak semoga yang akan terlontar kan lagi. Semoga apa yang disemogakan dapat tercapai secepatnya 🙏❤️

2 Januari 2019
Palangkaraya, 1:26