Senin, 23 April 2018

Egois, Mayoritas dan Minoritas.


Don’t look back, yang berarti jangan melihat masa lalu. 

Memang benar, jangan melihat masa lalu. Tapi belajarlah dari pengalaman masa lalumu atau bahkan masa lalu orang lain. Bukan jadikan masa lalu adalah penghalang untuk maju ke depan. Setiap orang mempunyai masa lalu yang berbeda-beda, dan masa depan yang berbeda-beda. Masa depan di tangan kita masing-masing. Kita bisa mengubah masa depan menjadi terang, atau bahkan gelap sekalipun. Tergantung dengan yang kau tanam. Itu juga lah yang kau tuai. 

Hari ini, aku membaca artikel mengenai anak SMA yang belum berumur 17 tahun itu, membunuh temannya sendiri dengan pisau, hanya karena seorang perempuan. Hell, haruskah main bunuh? Hidup nggak selucu itu, teman. Hidup perlu dinikmati, bukan malah dibuang-buang sembarangan layaknya sampah. Hargailah hidupmu itu. Nggak tau mau berkomentar apa, mungkin orang yang membunuhnya itu tidak mempunyai hati nurani dan berpikiran pendek. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan. Yang terbaik saya doakan untuk korban dan keluarga yang ditinggalkan, walaupun saya tidak mengenal mereka. 

Kalau dipikir-pikir hanya karena hal sepele. Beginilah kehidupan manusia yang egois, yang mementingkan pribadinya, ingin menang sendiri, yang tidak ingin mengalah, selalu anarkis. Remaja pun sudah bisa membunuh, bagaimana dewasanya nanti? Ini lah yang perlu dijadikan renungan untuk kita semua. Mengapa kita harus hidup di dalam kasih terhadap sesama. Tanpa adanya rasis, tanpa adanya membeda-bedakan. Hidup dalam damai, hidup saling mengasihi, menghargai, dan menghormati satu sama lain. Susahkah? Susah, jika yang bergerak hanya minoritas. Mayoritasnya masih dalam keadaan yang terpecah belah. Dikit-dikit war, mudah sekali untuk dipecahbelahkan. 

Belajar dari masa lalu, bukan melupakan masa lalu. Banyak pengalaman masa lalu oranglain yang setidaknya dapat kita pelajari. Bahkan dari artikel di atas, kita setidaknya, sebagai orang terdidik dan berpendidikan, sudah seharusnya untuk berpikir panjang, berpikir dampaknya bagaimana, dan memberikan contoh pada oranglain untuk selalu menghargai dan mengalah. Jika tidak dimulai dari diri sendiri, kapan dunia bisa berubah menjadi lebih baik?

Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai. Menanam hal yang buruk, akan berdampak juga bagi masa depan kita. Masa depan ada di tangan masing-masing, kita yang mengendalikannya. Ingin maju, ataukah ingin mundur? Ingin terang, ataukah ingin gelap?
Habis gelap terbitlah terang, masalalu akan membuka jalan baru bagi kita semua, jalan baru menuju terang. Jangan menyerah, mulailah berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Palangkaraya, 5 Mei 2017
2:57 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar