Kamis, 21 September 2017

TIPS UNTUK BELAJAR UN SMA

Hai. Kali ini, saya mau berbagi tips untuk kalian semua.
Nah yang akan saya bagikan kali ini adalah.. tips untuk belajar UN alias Ujian Nasional.
Bagi siapapun kalian, entah di kelas 3 SMA, atau kelas 1 atau 2 SMA. Tidak ada salahnya untuk dibaca, dan diterapkan di kehidupan kalian.

Kalau yang namanya belajar UN, harus sedini mungkin. Karena, logikanya gini. UN itu pelajaran dari kelas 1-3 (entah untuk SMP/SMA). Jadi, kalau kalian nerapin sistem kebut semalam atau istilahnya SKS. Itu udah salah banget. Malahan, menurut saya itu nggak efektif sama sekali. Karena kalian belajarnya terburu-buru.Yang namanya belajar, itu harus berkualitas. Maksudnya di sini, walaupun belajar sebentar, tapi paham. Daripada belajar lama-lama, eh ujung-ujungnya nggak ngerti. (masuk kiri, keluar kanan). Ya...sama saja bohong dong! Makanya, untuk mendapat belajar yang berkualitas dan efektif, belajarlah sedini mungkin. Istilahnya, dicicil. Pelan-pelan tapi pasti.

Udah belajar sedini mungkin. juga perlu untuk mengulang contoh soal sebanyak mungkin. Karena, semakin kamu biasa untuk menjawab soal, semakin enak juga menjawab soalnya. Bisa karena biasa, tinggal melatih kecepatan saja. Karena untuk menjawab soal UN juga dibutuhkan waktu untuk persoalnya.

Tips dari saya sih, niatin dulu untuk belajar. Kalau nggak niat ya percuma juga dong. Untuk menambah semangat belajarmu, carilah kelompok belajar yang bisa menumbuhkan semangat belajar kalian. Intinya sih itu aja, sering-sering latih soal, belajar sedini mungkin. Kalau kalian lagi  duduk di kelas tiga, kurang-kurangin kegiatan bermain kalian. Ekskul pun, dikurangin. Lebih fokuslah untuk belajar UN atau SBMPTN.

Karena, ya seperti yang saya bilang tadi. Pelajarannya nggak mudah-mudah. Mau sepintar apapun kamu, kalau tidak telaten, ya menurut saya tetap kurang. Nanti, kalau sudah hasilnya keluar, maka jangan salahkan orang lain jika kamu gagal, dan mendapatkan hasil yang tidak memuaskan. Karena, penyesalan itu selalu datang terakhir!

Kejar, dan raihlah mimpimu setinggi mungkin! :)

Salam sukses.

[REVIEW] VIVA CLEANSER & TONER BENGKUANG

Halo! Kembali lagi ya, bersama diriku...
kalau sebelum-sebelumnya banyak ngepost berbagai macam curhatan, tugas, dll, kali ini, aku pengen buat yang namanya review suatu produk.
Terinspirasi dari pengalaman aku sendiri, untuk mencari review suatu produk di internet. Dan ya, itu lumayan membantu banget, untuk menjadi bahan pertimbangan beli atau nggak..
So... ini dia!

1. VIVA MILK CLEANSER BENGKUANG

Sumber foto: https://reviewjujurnet.blogspot.co.id/2016/07/review-viva-milk-cleanser-face-tonic-bengkuang.html

Berhubung kemasan VIVA milk cleanser punya saya sudah sobek 😂😂. Jadi, saya pakai foto dari sumber lain ya. Oke, jadi, susu pembersih dari VIVA ini punya tekstur yang cukup kental yang bewarna putih. Menurut saya, aromanya juga cukup harum.Claimnya sih, untuk membuat kulit lebih cerah.  Dari saya pribadi yang menggunakan susu pembersih ini, cukup membuat wajah menjadi lebih bersih.Dengan catatan, penggunaannya harus rutin ya!

Kalau saya, mengaplikasikannya dengan tisu atau kapas. Gunain susu pembersihnya secukupnya saja ya, kalau kebanyakan malah kebuang.. Tapi, kalau kedikitan juga, kurang sip. Dikira-kira saja. Setelah itu, tisu atau kapas yang sudah diberikan susu pembersih, diaplikasikan ke wajah. Kemudian, baru di usap perlahan. Baru setelah itu, dibilas dengan menggunakan air bersih, baru lanjutkan dengan menggunakan face wash.  Oh iya, untuk penggunaannya, saya hanya menggunakan di malam hari, sebelum tidur saja.

Jujur saja, awal-awal saya menggunakan produk ini, wajah saya kadang terasa agak panas (ketika menggunakannya). Itu hanya berangsur 1-2 minggu setelah pemakaian pertama. Tapi setelah itu, sudah tidak pernah merasakan panas. Dari yang saya tau, wajah itu menyesuaikan dengan produk yang digunakan. Jadi beri nafas dulu ya, buat wajahnya. Beri kesempatan dulu. Kalau setelah satu bulan penggunaan wajah semakin parah, itu artinya kalian memang tidak cocok dengan produk tersebut. Baru stop pemakaiannya ya.

Belinya dimana? Kosmetik merk VIVA memang sudah banyak tersebar luas. Di toko-toko kosmetik, di minimarket atau supermarket pun biasanya ada. Misalnya di Alfamart, Indomaret, atau Hypermart. Harganya: sekitar Rp 7.000

Review produk: 8,5/10
Beli lagi: mungkin iya, mungkin tidak. Karena saya masih ingin menggunakan susu pembersih dari produk yang lain.


2. VIVA FACE TONIC BENGKUANG


Perlu saya tekankan disini, (bagi yang awam), TONER bukan untuk pembersih ya. Melainkan, lebih ke penyegar. Nah, setelah menggunakan milk cleanser dan facewash, kalian bisa melanjutkan skincare kalian dengan toner. Nah, sebenarnya, apasih fungsi dari toner itu? Jadi, toner itu, fungsinya untuk menyeimbangkan pH di wajah kita. Supaya, wajah kita lebih siap untuk skincare lainnya gitu...

Untuk toner VIVA.. Menurut saya aromanya enak, wangi. Terus cukup menyegarkan wajah. Saya gunain tonernya itu 2x sehari. Pagi setelah mencuci wajah, dan di malam hari, setelah mencuci wajah juga (sebelum tidur).

Harganya juga cukup terjangkau untuk pelajar seperti saya. Waktu itu saya beli dengan harga sekitar 7rb. Barang ini, juga cukup mudah dicari..

Review Produk: 8,5/10
Beli lagi: mungkin iya.. 

Kelebihan 
-Harga terjangkau
-Mudah dicari
-Aromanya wangi
-Tidak mudah tumpah. 

Kekurangan
-Packagingnya kurang menarik (tapi ya sesuai aja sih sama harganya ya)
-masih ada metilparabennya 😭ðŸ˜Ē


Okaiii! Sekian dulu review dari saya. Semoga bermanfaat ya. Perlu diingat, setiap orang punya ciri khas kulit masing-masing ya. Jadi, yang cocok di saya belum tentu cocok di kalian semua. Tapi ya.. nggak salahnya untuk dicoba. Siapa tau cocok, hehe.

Minggu, 03 September 2017

3 Alasan Tidak Bisa Nonton Music Bank



Selamaat pagi, semangat pagi!! Hepi wiken ya!
Tumben sekali ya, ngepost dipagi menjelang siang begini.
Jadi nih, kali ini saya ingin membawa konten baruu mengenai Music Bank in Jakarta 2017!!! 

Hayoooo, siapa yang nggak nonton?? Angkat hatinyaaa! Masih ada nggak hatinya tuh? Hehe. Kalau masih ada ya syukur, kirain udah retak *ehh..
Saya yakin, pasti banyak yang nggak bisa nonton deh. Sama halnya kayak saya nih. Sedih ya… padahal jarang-jarang tuh artis korea konser di sini. Pas ada… malah nggak bisa nonton..

Nah ini nih, beberapa alasan kenapa kita nggak bisa nonton konser-konser para oppa Korea.
1.      Jauh!
Bagi kalian yang tinggal di luar kota Jakarta, mungkin bakal mikir panjang untuk nonton konser. Sudah bayar tiket konsernya, nginep, makan, dan tetek-bengeknya pun masih banyak!

2.      Nggak diijinin.
Sudah jauh, nggak dapat izin dari orang tua pula! Nasib..oh nasib. 

3.      Nggak ada duit!
Tiket konser para oppa muahaaaaal rek! Kadang paling murah bisa 1-2 juta. Itupun dibagian yang berdiri-diri tuh… kan mau juga yaaa yang agak deket ama panggungnya para oppa…. Apalagi untuk para pelajar kayak gueeeeh, yang masih minta uang sama orangtua dan banyak pengeluaran lainnya. Yah intinya, alasan yang paling utama, nomer 3 ini. Apalah arti jauh kalau ada uang. Tiket konser, tiket pesawat, makan, minum, nginep hotel, dan lightstick pun jadi!!! Izin pun mungkin sudah di tangan. Memang ya, the power of money!!! Uang bisa membutakan seseorang… Gapapa lah ya, mungkin bagi yang belum nonton belum rejekinya buat nonton :( terus kapan rejeki buat nontonnya ya? 

Apalah arti seorang fans layar kaca, yang modal kouta doang… hikshiksss…. Weeh, untung nggak ada SuJu. Mungkin kalau ada, w galau dan uring-uringan…. :”( 

Intinya gaiiisss, selalu bersyukur! Mending masih bisa nonton kan… walaupun nggak secara langsung. Hehe. Nabung juga tuh, biar kapan-kapan bisa nonton. Yah kalau saya sih.. nggak munafik. Paling ya duit tabungan habis untuk jajan.. bukan untuk konser wkwkwk. Karena saya masih menerapkan prinsip ekonomi, dengan menggunakan skala prioritas… jadi lebih mentingin yang lebih perlu dong! 

Sekian dulu deh. Selamat hari Minggu! 

Have a blessed day, everyone!
Luv, xoxo.

Sabtu, 02 September 2017

Kasar Part 2



Halo, halo hai. Apa kabar? Semoga dalam keadaan yang baik-baik saja ya! Dalam postingan kali ini saya ingin melanjutkan kisah sebelumnya tentang si pembicara produk X itu. Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa klik di sini.
Seperti yang sudah saya katakana sebelumnya. Bahwa itu hanyalah sebagian kecil dari sosialisasi yang kata 5 menit… tapi menghabiskan waktunya 25 menit! Hehe. Sok-sokan bilang 5 menit harus fokus, eh.. taunya juga memakan waktu 25 menit. Ya kalau gitu, mending pembawaannya yang santai aja dong! Santai tapi seru. Menurut saya, itu lebih berkualitas. Kayak sosialisasi-sosialisasi yang ada sebelumnya.
Nah, masuk ke dalam pembahasan saja ya. Saya penasaran banget tentang kelas-kelas lain, yang katanya ‘seru’. Jadilah, saya bertanya dengan teman saya yang di kelas sebelah. “Kalian ada sosialisasi dari produk X itu?” Temen saya jawab ada. Kemudian saya bertanya lagi, “gimana waktu orangnya masuk kemarin? Kalian ada dihina-hina gitu?” Terus temen saya jawab gini, “Iya ada. Masa aku dibilang gendut, bulet.” Kata temenku yang satu. Yang lain ngomen juga, “Aku juga ada. Aku dibilang kecil. Yang lain juga ada.” Itu kata di kelas IPA 2. Terus saya Tanya lagi, “di kelas kalian banyak ya yang bukunya?” Terus mereka jawab, “Awalnya banyak. Eh, nggak tau kenapa, pada banyak yang cancel. Jadi yang beli cuman 2 orang!”
Serupa tuh dengan di kelas saya. Di kelas saya, dari 4 orang yang ngambil itu, jadi 2 orang aja yang ngambil. Yang satu, pada saat itu tiba-tiba tidak masuk karena ada izin. Sedangkan yang satu, memang tidak jadi ngambil.
Di kelas IPA 6 pun sama. Parahnya, kelas mereka dijadikan kelas blacklist oleh si X ini. Katanya, karena pada saat itu, di kelas 12-6 ada yang sedang makan! Padahal… kata oruangnya, boleh-boleh saja, asal masih mendengarkan. Eh, taunya malah ngambek. Dan menjadikan kelas  12-6 jadi kelas yang diblacklist! Parah banget gak sih? Sampai ngeblacklist kelas? Padahal kami, yang notebene nya adalah calon konsumen alias calon pembeli harus diperlakukan sesopan mungkin. Ini malah enggak… niat jualan gak sih? Hehe.
Tugas saya yang seharusnya adalah memberikan uangnya pada saat pulang sekolah, saya alihkan kepada yang lain. Sebenarnya, saya cukup malas untuk berusuan lagi dengan si X ini. Takutnya akan membuat saya lebih sakit hati, dan lebih jengkel. Karena, teman saya ini baik, dan malah menawarkan dirinya untuk mengambil bukunya sendiri (2 orang yang beli buku), jadi ya saya oke-oke sajaa. Janjinya adalah pulang sekolah, dan ngambilnya di warung yang ada di depan sekolah. Dari sini saya sudah mulai aneh. Biasanya, lazimnya.. kalau kita beli buku, pasti dianterin tuh ke kelas. Terus dikasih bukunya, ke kelas masing-masing. Lah ini enggak. Malah di suruh ambil sendiri, ngambilnya bukan di sekolahan lagi! Agak aneh. Dan yang membuatnya lebih aneh, si X ini ngomong, “sistemnya ada uang ada barang. Jadi kalau nggak ada duitnya, nggak dikasih barangnya.” Kan, belum pulang sekolah. Masih siang tuh, sekitar jam setengah 12an. (Pulang sekolah jam 3). Eh, itu orang nyariin. Karena saya malas, dan juga sesuai janji sama temen kalau dia yang nagihin duit, ngasih duitnya, dan ngambil barangnya. Saya akhirnya mencoba untuk menghilang. Masalahnya nih, yang megang duit belum datang. Mereka berdua itu, kebetulan lagi melakukan ibadah. Jadi, ya saya panik. Kan awalnya memang saya yang disuruh buat nagihin uangnya. Eh taunya, tuh orang nagih duluan. Hadeuuuh. Ntar dikira sayanya lagi yang tidak bertanggung jawab. Padahal kan, bukan gitu juga. Akhirnya nunggu dulu tuh yang meawarkan dirinya untuk ngambil bukunya sendiri. Nggak lama, itu si X datang ke kelas, nyariin. Tapi saya minta tolong buat bilangin, bendaharanya lagi nggak ada! Akhirnya temen saya bilangin kalau sayanya nggak ada. Eh, nggak lama, yang temen saya yang nawarin ngambil bukunya sendiri itu balik. Yaudah deh, kelar. Duitnya udah dikasih ke si X. Padahal janjinya ada uang ada barang. Tuh, udah ada duitnya, barangnya kagak ada. Piyeee to…. Php kali.
Setelah dia pergi, temen-temen saya langsung banyak yang ngomen. Rata-rata sih, ngomen yang kasar semua, hehe. Karena kelas kami emang kelas frontal dan jujur. Tapi maaf, frontal dan jujurnya masih tau batas. Temen saya berdua tiba-tiba datang, terus ngomong gini, “Tau lah. Kami tadi ketemu sama yang mulutnya kasar tuh. Itu orang mau ngerjain kami.. Masa dianya bilang ‘eh Dek, uangnya jatuh’, padahal nggak ada uang yang jatuh. Kayak ada feeling kuat kalau tuh orang bohong, jadi kami berdua nggak ada melihat ke bawah. Kami gin bilang, ‘Eh maaf ya, nggak bisa dibohongin. Kasihan deh lo, gagal ngelawak. Dasar nggak lucu!”
Saya tertawa mendengarnya. Mereka berdua yang kena ‘hina’ dari si X. yang satu dikomen gara-gara kipas angin, yang satu ditanya bahasa inggrisnya kutu. Sebenarnya ada kejadian-kejadian lainnya lagi sih. Tapi, kayaknya itu cukup kami-kami saja yang tau hehe. Kami sekelas memang baru kali ini aja yang bener-bener kesal dan cukup benci sama orang. Sebelumnya, mana pernah kami sampai segini emosinya. Sama guru yang bikin kesal pun, masih bisa ditoleransi. Lah ini… kayaknya sudah nggak bisa untuk ditolelir lagi.
Ngomong-ngomong bukunya memang bener tintah biru. Tapi nggak tau tuh ya, memang beneran pecah ya kalau di fotocopy? Niatnya mau nyoba fotocopy 1 lembar dari bukunya. Membuktikan bener nggak sih, pakai kertas khusus?? Bukunya cukup tipis dan kurang lengkap untuk harga 120rb. Jadi saya pikir CUKUP MAHAL. Mending beli buku rumus-rumus matematika SMA deh. Mungkin lebih lengkap, dan lebih murah. Nggak makan hati lagi! Paling banter ya makan hati ama mbak-mbak yang ngikutin kita kalau belanja. Seakan-akan kita mau maling aja.
Intinya ya, menurut saya itu bukan masalah wataknya yang kasar dan frontal. Ini lebih ke cara masing-masing untuk mengontrol sikapnya. Sikap bagaimana mensosialisasikan ke orang. Bagaimana sikap sopan terhadap orang lain? Bagaimana bisa menjadi contoh yang baik bagi orang. Bukan malah menyombongakan dirinya. Bukan malah menghina fisik orang lain. Bukan malah nyuuh seenaknya saja. Berpikir bahwa semua orang adalah teman dekatnya, itu merupakan hal yang salah. Teman yang dekat pun, kadang bisa jengkel kalau dihina-hina fisiknya. Apalagi yang BARU PERTAMA KALI KETEMU. Atau, sementang sudah tua, jadi seenaknya aja ngehina orang? Saya rasa, ini bukan masalah umur. Malah seharusnya umur yang lebih tua, lebih terlihat dewasanya. MASA KALAH SAMA ANAK SMA YANG KATANYA OTAK KALKULATOR??????
Maaf kalau ada kata yang buat tersinggung. Saya hanya meluapkan perasaan saya. Siapa tau akan viral. Terus tersadar tuh orang yang dimaksud. Untuk lembaga yang dimaksud, saya kurang jelas apa dan dimananya. Karena, sekali lagi, orangnya berbicara SANGAT CEPAT. Namanya pun saya tidak ingat jelas. Saya dan teman-teman sempat berpikir bahwa mungkin saja kami terkena hipnotisnya, makanya kami tidak dapat melawan wkwk. Makanya, mereka dengan mudahnya mendapatkan izin masuk buat sosialisasi. Menurut kami ya, kami bukan bilang kalau kami memang benar di hipno atau tidak.
Intinya… selalu membawa hal-hal baik dengan orang lain. Setidaknya..buat kesan yang baik di mata orang lain. Jangan jadikan watak sebagai penghalang untuk sopan deh!