Pernah dengar tentang istilah
'kalau mau dihargai, cobalah untuk menghargai oranglain terlebih dahulu.' ?
Saya kira hal itu sudah lazim untuk didengar bukan? Dan saya pikir, bahwa hal
itu benar adanya. Bukan maksud apa-apa. Bukan maksud untuk menghina dan lain-lain.
Tapi, apakah seorang pembicara untuk sosialisasi produk X yang katanya berasal
dari Jakarta, dan katanya lagi, alumnus dari IT*, dan sekarang melanjutkan
sekolahnya di U*, serta pernah menjadi peserta sekaligus pemenang dalam
olimpiade tingkat internasional di Jepan*. Apakah wajar untuk menghina fisik
seseorang?
Saya pikir itu hina. Tidak ada
sopan santunnya sama sekali! Pertama kali masuk ke kelas saya, yang memang pada
saat itu adalah jam kosong, dan kami pergunakan untuk latihan drama untuk
pelajaran Bahasa Indonesia, tiba-tiba orang ini masuk dengan sombong. Yang
paling saya ingat adalah, “Kok kayak gini kelas 12nya?” Emangnya mau gimana
kelas 12nya? Mau sok-sokan fokus belajar UN? Hellow, kami pun masih mempunyai
banyak tugas yang harus dikerjakan sebelum fokus UN. Lagipula, posisi kami saat
itu adalah geladi kotor untuk menampilkan drama dengan memanfaatkan waktu jam
kosong, yang dilanjutkan dengan istirahat.
Sesudah ketika orang itu masuk
dan memperkenalkan diri dengan bicara yang sangat cepat karena orang itu hanya
diberi waktu 5 menit. (KATANYA. Faktanya ya lebih dari 5 menit.) Dalam
memperkenalkan diri, orang itu sering sekali bilang “Perhatikan ke depan. Masukan
dan simpan segala materi pembelajaran sebelumnya.” Logikanya adalah. Waktu itu
jam istirahat. Wajar dong, ada yang makan dan ada yang minum? Lah teman saya
yang minum itu, langsung ditegur. Sudah 2 poin yang buat saya MAKIN tidak
menyukai pembawaan si pembicara.
Akhirnya, teman kami mengalah
untuk cepat-cepat meminum minumannya. Si pembicara mulai bicara lagi. Eh, ada
pergerakan lagi dari teman saya. Entah apa yang dilakukannya, sehingga si
pembicara ngomong, “Eh gentong ….,” Apakah pantas ngomong seperti itu? Yah,
walaupun teman saya ini tubuhnya memang gempal. 3 Poin.
Si pembicara ngomong lagi, terus
dijeda lagi. Teman saya yang lain kena lagi. Dia ngomong apa gitu, tapi ada
embel-embel gendutnya. Saya pikir bukan hal yang pantas untuk seorang pembicara
yang sekali masuk ke kelas untuk berbicara seperti itu. Tidak berkelas. Eh, si
pembicara ngomen lagi tentang teman saya yang lagi ngipas di depan kipas angin.
“Nggak masuk angin lu di depan kipas gitu?” Loh, suka-suka temen gue dong!
Kenapa ngurus banget?? Ada beberapa orang pembicara sosialisasi juga yang
datang ke kelas, tapi tidak sampai segitunya. Ramah tamah, kalem, enak untuk
didenger, jadi kami yang di kelas juga semangat untuk mendengarnya. LAAAH BEDA
DENGAN YANG INI. Dari awal masuk sudah bikin kesal eh makin lama malah menghina
fisik orang. Gak punya sopan santun? Bukan maksudnya membanding-bandingin orang
lain ya… tapi menurut saya memang sudah kelewat batas.
Masuk lah si pembicara ini ke
dalam hitung-hitungan matematika. Kebetulan dia ini mempromosikan produk buku +
kaset matematika, makanya pengantarnya ngasih soal matematika gitu. Temen sebangku
saya yang ditunjuknya. Majulah temen saya ini, terus kebetulan ada guru yang
mau masuk, akhirnya si pembicara itu keluar dari kelas. Hal ini dimanfaatin
temen saya yang maju untuk nanya jawaban. Dijawablah sama temen saya yang lain
pake kalkulator. Masuklah si pembicara dan bertanya, darimana jawabannya itu.
Awalnya saya diem, karena yang lain juga diem. Nah si pembicara nanya lagi. Yaudahlah,
saya keluarkan sifat nyolot saya. “Hitung pake kalkulator.” Saya jawab.
Kebetulannya saya duduk di depan. Jadi dengerlah si pembicara itu. Terus si
pembicara ini bilang, “kok saya merasa dibohongi.” Akhirnya dibahasnya lah
soalnya dengan SECEPAT KILAT. Ngerti aja kagak. Mungkin udah keburu jengkel kali
ya, jadi bawaannya emosi. Terus akhirnya dia nanya tuh dari ujung. Kan saya
duduk di depan dan posisinya itu nomer 3
dari ujung. Dia nanya, “17x18 berapa?” ga dijawab tuh. Dia nanya lagi ke
sebelahnya, “16x17 berapa?” bingung kan, namanya juga anak SMA (bukan saya
membela dari balik SMA, tapi ya namanya kami diajarkan menggunakan manual, ya
mau ga mau harus hitung manual. Tapi ini orang maunya jawab dengan secepat
kilat. Emangnya dia pikir otak kami ini otak kalkulator? Otak manusia juga
punya batasnya kali! Katakanlah dia pinter mtk, belom tentu tuh, otaknya sama
pinternya kayak dia -_-.) Dan singkat cerita, dia nanya ke saya. Dia lihat
nametag yang ada di seragam, terus dia bilang, “Natasya, 17x12 berapa?” Saya
diem. Muka saya itu sudaaah masam-masamnya. Terus dia nanya lagi, “ayo jawab.”
Seakan-akan kayak memaksa, yaudah, saya keluarin tuh kalkulator saya. Terus
saya nyolot, “Yaudah sini aku jawab. 17x12? Nah, kuhitungkan!” Saya tau, sikap
saya di sini juga salah. Secara dia lebih tua dari saya. Tapi gimana ya? Saya bukan
membenarkan. Mungkin karena dia merasa ‘diundang sama sekolah’, jadi
semena-mena gitu ya? Setidaknya lah, ramah sedikit, paling gak lah, jangan
menghina! Saya paling kesal ketika menghina kelas saya, dan membandingkannya dengan
kelas yang lain. “Kelas ini kok beda ya dengan kelas IPA 1 dan IPA 2?” terus
temen saya ada jawab, “Iya, kelas kami unik.” Terus di jawab lagi, “BUKAN UNIK,
TAPI GAK JELAS.”
Nggak lama kemudian, dia ada
bilang lagi, “Tadi nggak sesuai janji sih, saya harusnya sama Bapak F, tapi
karena Bapak F lagi berhalangan, makanya saya sendiri. Jadinya gini deh.
Mungkin akan saya laporkan kelas ini ke Bapaknya.”
Helloooow. Apanya yang
dilaporkan?!?! Terserah lah mau dilaporin ke kepsek sekalipun. Sikapnya juga
yang salah! Seandainya awal masuk sopan dan nggak menghina-hina gitu, mungkin
kami juga akan segan dan hormat. Lah, masalahnya dia yang ngundang buat gak
enak.
Saya jadi heran, alasan sekolah
ngundang kayak begituan untuk apa sih? Sarana untuk menyombongkan dirinya yang
pinter matematika itu???
Intinya sih, jadi orang tuh
kalau mau dihargai, coba menghargai orang lain dulu. Kalau orang sopan dan hormat
sama kita, nggak mungkin kitanya berlaku semena-mena. Bukan gila hormat, dan
lain-lain. Tapi dari sini nih, memang kerasa gimana kalau nggak dihormatin.
Dihina fisiknya gitu. Dikira fisiknya sudah sempurna?!
Sebenarnya, selain dari itu ada
lagi. Seperti dia bilang kalau bahasa inggris itu penting. Kami pun juga tau
kalau bahasa inggris itu penting. TAPI CARA PENYAMPAIANNYA ITU. Masa dia
bilang, “Kamu pasti gak tau deh bahasa inggrisnya kutu.” Hubungannya sama
produk & pelajaran itu apa??
Sekali lagi, saya bukan maksud
untuk menghina. Tapi ini adalah luapan hati saya yang teramat kesal. Mungkin
sifat dan watak manusia beda-beda. Tapi setidaknya… tau di mana dia berbicara.
Ya kalau dengan temannya, its okay lah. Ini masalahnya, di depan siswa SMA.
Orang biasanya ngajarin yang baik-baik. Ini malah ngajarin berbicara kasar.
Udahlah, dibahas bagaimanapun
udah terjadi. Kesan pertama yang buruk. Makanya, kalau mau kesan pertamanya
baik, jangan berperilaku yang gak baik. Memang benar, bahwa kesan pertama sangatlah
penting. Kayak gini nih. Kesan pertamanya aja udah buruk. Kedepannya jadi
males.