Ini adalah tulisan keduaku di tanggal 13 September 2022.
Belakangan ini semenjak aku pergi liburan bersama keluargaku ke Bali di bulan Juli lalu membuatku banyak berpikir dan merenungkan segala sesuatunya.
Pendaftaran PCPM BI tahun 2022 membuat aku kembali merenungkan. Apakah aku menyesali bahwa aku terlambat untuk mengerjakan revisi proposal skripsiku? Sehingga aku tidak bisa untuk mengejar wisuda Agustus 2022?
Apakah aku menyesali untuk ikut berbagai macam kegiatan sehingga membuatku abai terhadap skripsiku?
Atau justru, apakah kesalahanku karena tidak dapat membagi waktuku untuk lebih sayang dengan skripsiku?
Apakah aku sudah mengecewakan orang-orang terdekatku atas keterlambatan ini? Terhadap ekspektasinya yang mungkin tinggi kepadaku.
Hal ini membuat aku gelisah. Takut. Dan khawatir.. Bahwa aku sudah mengecewakan mereka.
Belakangan ini banyak sekali yang bertanya, "kapan wisuda?" "Kapan lulus?" Dan beberapa pertanyaan yang ternyata ketika dihadapi itu merupakan pertanyaan yang menusuk hati dan pemikiranku.
Iya! Sungguh aku memikirkannya.
Sepanjang malam sebelum tidur,
Dan sewaktu bangun tidur.
Tapi. Hal yang membuatku lebih khawatir dan gelisah adalah, mau kemana aku setelah mendapatkan gelar sarjana ku?
Mau ngapain?
Apakah aku bisa?
Apakah aku sanggup?
Menjadi berkali-kali frekuensinya untuk membanding-bandingkan diriku dengan orang lain. Yang mana hal ini kadang menjadi racun dalam hati dan pikiran. Seperti iri dan dengki.
Kadang aku tidak bisa mengendalikan perasaan itu. Terlebih bisa dalam hati menyalahkan diri sendiri atas apa yang aku kerjakan dahulu.
Penyesalan ataukah bukan?
Entahlah..
Aku menikmati nya.
Tapi aku tidak tahu. Apakah yang aku kerjakan dahulu dapat memberikan kebermanfaatannya bagi karirku nanti?
Menjadi sebuah pertanyaan yang besar dan berulang kali dipertanyakan.
Dan aku hanya berdoa yang terbaik untuk masa depanku.
At the end,
Aku lebih menutup diriku dari sosialku. Demi kesehatan mental dan jiwaku untuk tidak membanding-bandingkan dan menyesali beberapa hal.
Berinteraksi dengan orang lain menjadi berat, apalagi jika ditanya perihal tugas akhir.
Teruntuk orang tua dan keluargaku. Atau dosen-dosen yang berekspektasi lebih terhadapku. Mohon maaf karena aku tidak bisa memenuhi ekspektasi kalian.
Terkadang untuk menjadi orang yang ditaruhkan sesuatu yang besar itu adalah perihal yang berat.
Teruntuk diriku sendiri.
Terimakasih telah berjuang sampai di sini.
Semoga selalu dikuatkan.
Semoga selalu dimampukan.
Semoga selalu diberi jalan.
Semoga selalu memberi manfaat.
Perjalanan kehidupan yang masih panjang. Semoga masih ada kesempatan-kesempatan lain yang bisa kita capai dan coba untuk selalu memperbaiki kehidupan diri ini.
Tuhan selalu menyertai.
With Love,
12.13 PM - 13.09.2022
Ditulis di depan IDM Palangkaraya.