Rabu, 14 September 2022

Almost There.

Almost there..
Bukunya ini lumayan enak bahasa nya gak begitu berat untuk belajar statistik. Hampir menyelesaikan 1 buku ini dalam 3 hari.. Ada 1 buku lagi yang mau dibaca tentang statistik juga sebelum sidang nanti. 

Hopefully ilmu nya berguna untuk ujian nanti. Tuhan mampukan, Tuhan lancarkan 😇. 
In the name of the God. 
May God always bless me.. 

Selasa, 13 September 2022

Tulisan Menjadi Pelampiasan Hati.

Terkadang aku merasa bersyukur, karena berkat dan kebaikan Tuhan yang tiada berkesudahan di dalam kehidupan ku. 

Salah satu berkat yang aku syukuri adalah memiliki tempat untuk aku menulis dan meluapkan perasaan, kegelisahan ataupun kekhawatiran ku di dalam blog ini. 

Terkadang, jahatnya aku adalah datang ke sini untuk menulis hanya ketika aku sedang down. Ketika aku khawatir dan takut. 

Tapi sekiranya ketika aku membacanya kembali. Menjadi perenungan untuk aku bisa berpikir dan mensyukuri bahwa aku telah melaluinya. Menjadi pengingat buat diriku bahwa ternyata aku mampu untuk melakukannya. 

Menulis adalah ungkapan paling tulus dan terdalamku ketika tidak ada tempat untuk aku meluapkan semuanya. Ketika mengungkapkannya kepada manusia, kadang kita menjadi kecewa atas respon yang diberikan. 

Tetapi ketika menulis. Semuanya meluap menyesuaikan ritme di dalam hati melalui kata-kata yang tersusun rapi. 

Doakan, semoga someday aku bisa menulis dan menerbitkan buku ku secara pribadi ya :) 

Mungkin seperti buku perenungan kehidupan pribadi seorang natasya..
Hahaha. Tapi yah, siapa tau beneran kerealisasi. Who knows.. Everything is possible with God, right? Of course, absolutely. 

With Love, 

12.24 - 13.09.2022
(( sungguh lancar ide-ide tulisan yang terangkai di hari ini! )) 

See you on another opportunity. 
Cheers. 

Penyesalan ataukah bukan?

Ini adalah tulisan keduaku di tanggal 13 September 2022.

Belakangan ini semenjak aku pergi liburan bersama keluargaku ke Bali di bulan Juli lalu membuatku banyak berpikir dan merenungkan segala sesuatunya. 

Pendaftaran PCPM BI tahun 2022 membuat aku kembali merenungkan. Apakah aku menyesali bahwa aku terlambat untuk mengerjakan revisi proposal skripsiku? Sehingga aku tidak bisa untuk mengejar wisuda Agustus 2022? 

Apakah aku menyesali untuk ikut berbagai macam kegiatan sehingga membuatku abai terhadap skripsiku? 

Atau justru, apakah kesalahanku karena tidak dapat membagi waktuku untuk lebih sayang dengan skripsiku? 

Apakah aku sudah mengecewakan orang-orang terdekatku atas keterlambatan ini? Terhadap ekspektasinya yang mungkin tinggi kepadaku. 

Hal ini membuat aku gelisah. Takut. Dan khawatir.. Bahwa aku sudah mengecewakan mereka. 

Belakangan ini banyak sekali yang bertanya, "kapan wisuda?" "Kapan lulus?" Dan beberapa pertanyaan yang ternyata ketika dihadapi itu merupakan pertanyaan yang menusuk hati dan pemikiranku. 

Iya! Sungguh aku memikirkannya. 
Sepanjang malam sebelum tidur, 
Dan sewaktu bangun tidur. 

Tapi. Hal yang membuatku lebih khawatir dan gelisah adalah, mau kemana aku setelah mendapatkan gelar sarjana ku? 

Mau ngapain?
Apakah aku bisa?
Apakah aku sanggup? 

Menjadi berkali-kali frekuensinya untuk membanding-bandingkan diriku dengan orang lain. Yang mana hal ini kadang menjadi racun dalam hati dan pikiran. Seperti iri dan dengki. 

Kadang aku tidak bisa mengendalikan perasaan itu. Terlebih bisa dalam hati menyalahkan diri sendiri atas apa yang aku kerjakan dahulu. 

Penyesalan ataukah bukan? 
Entahlah.. 

Aku menikmati nya. 
Tapi aku tidak tahu. Apakah yang aku kerjakan dahulu dapat memberikan kebermanfaatannya bagi karirku nanti? 

Menjadi sebuah pertanyaan yang besar dan berulang kali dipertanyakan. 
Dan aku hanya berdoa yang terbaik untuk masa depanku. 

At the end, 
Aku lebih menutup diriku dari sosialku. Demi kesehatan mental dan jiwaku untuk tidak membanding-bandingkan dan menyesali beberapa hal. 
Berinteraksi dengan orang lain menjadi berat, apalagi jika ditanya perihal tugas akhir. 

Teruntuk orang tua dan keluargaku. Atau dosen-dosen yang berekspektasi lebih terhadapku. Mohon maaf karena aku tidak bisa memenuhi ekspektasi kalian. 

Terkadang untuk menjadi orang yang ditaruhkan sesuatu yang besar itu adalah perihal yang berat. 

Teruntuk diriku sendiri. 
Terimakasih telah berjuang sampai di sini. 
Semoga selalu dikuatkan. 
Semoga selalu dimampukan. 
Semoga selalu diberi jalan. 
Semoga selalu memberi manfaat. 

Perjalanan kehidupan yang masih panjang. Semoga masih ada kesempatan-kesempatan lain yang bisa kita capai dan coba untuk selalu memperbaiki kehidupan diri ini. 

Tuhan selalu menyertai. 

With Love, 

12.13 PM - 13.09.2022 
Ditulis di depan IDM Palangkaraya. 

Menyelesaikannya.

Haaai! Apa kabar? I hope you're doing well. So glad to be here again to post another story. 

It's been a while. 
Pada akhirnya gue merasakan bahwa ini lah saatnya untuk melepaskan. Beberapa hal yang berat untuk dilalui dan harus dilalui sebagaimana mestinya. 

Kadangkala gue berpikir apakah ini jalan terbaik? Yaitu mengalah dengan keadaan. Entahlah. Tak ada yang tahu masa depan. 

Tapi beberapa kali untuk berpikir dan merenungkan. Sudah sepatutnya dan sewajarnya bahwa mungkin aku menjadi jembatan diantara mereka. Dan tugas gue sudah selesai. 

Meneguhkan hati dengan beberapa kekhawatiran dan kegelisahan hati serta pemikiran. Tapi, gue merasa bahwa ini lah jalan terbaik yang bisa gue berikan. Melihatnya bahagia. Gue hanya menjadi cahaya kecil yang secara konsisten untuk bersahaja di tengah kegelapan. Untuk menerangi jalan ku sendiri dan menemukan secercah cahaya lain agar cahaya bisa lebih terang-menderang. 

Wow.
Ternyata, tugasku sudah selesai. 
Terimakasih, maaf, dan cukup. 
Dicukupkan dengan segala sesuatu nya yang hanya sampai di sini. 
Aku berdoa untuk kebaikannya. 
Aku meminta yang terbaik juga untuk ku. 
Kiranya semua berbuahkan dengan kebaikan. 
Terimakasih telah singgah untuk membuka ruang perasaan yang baru. 
Kiranya waktu dan rencana Tuhan yang terbaiklah yang akan mempertemukan kita kembali dengan versiku yang lebih bercahaya dan bersahaja. 

With Love, 

11.53 - 13.09.2022
Di sebrang idm dengan segelas kopi susu dingin. 

Kamis, 19 Mei 2022

Terbuai

 Halo, Bestie! Apa kabar semuanya? Been a while sebenarnya, aku enggak update blog lagi. Lupa-lupa ingat terakhir kali entah kapan.. Hanya saja, kali ini hatiku tergerak sekali untuk update lagi. Entah, banyak sekali perasaan-perasaan yang tiba-tiba muncul sekejap. Heran, ya? Sama, akupun juga demikian.

Memang benar bahwa tidak tau kapan, bagaimana, dan kepada siapa akan kembali menjatuhkan suatu jatuh sayang? Hell. This is make me crazy! Demi Tuhan. Kenapa harus dia orangnya? Kenapa harus merasakan hal ini kembali?

Kembali merasakan jatuh sayang seperti bahagia, tapi meresahkan. Sangat-sangat meresahkan! Tapi disatu sisi lain, aku merasa bahwa Tuhan menyadarkan aku ternyata aku masih punya perasaan terhadap lelaki. Aku masih punya rasa sayang yang ternyata bisa aku jatuhkan kembali. Setelah kurang lebih 6 bulan berkutat dan mencoba memaafkan segala yang ada di masa lalu.

Tapi masalahnya...

Orang yang tiba-tiba selalu terbersit di pikiran aku itu terlalu sulit untuk digapai. Iya! Terlalu sempurna bagi aku yang tidak ada apa-apa nya ini. Yang masih belum menjadi apa-apa. Yang masih belum punya apa-apa. Aku gak paham lagi, kenapa hal ini bisa terjadi. KENAPAAA?! KOK BISA?!

Aku gak tau apakah perasaan ini akan melekat seberapa lama. Seberapa jauh. Seberapa dekat. Seberapa dalam? Tapi satu hal yang aku ketahui dan pelajari dari masa lalu adalah.. untuk jangan terlalu terburu-buru dalam mengambil suatu keputusan.

Ujung bibir ini selalu terangkat ketika melihat namanya, ketika menceritakan kisahnya, dan ketika kembali berbicara bersamanya. For the God’s sake. KOK BISA? Gak tau juga. Entah mulai kapan aku merasakan hal seperti ini ke beliau. Dan aku pun tidak mengetahui apapun terkait beliau, latar belakang, dan lain-lainnya. Aku juga gak merasa bahwa aku punya andil di dalamnya, karena posisi kita terlalu jauh dan berbeda.

Bukankah terlalu menyakitkan jika mengetahui fakta seperti yang pernah terjadi di masa lalu? Maka dari itu aku tidak mau lagi terlalu berekspetasi terlalu tinggi terhadap manusia. Karena kita tidak pernah tahu kapan manusia bisa mengecewakan. Ngeri-ngeri sedap sebenarnya ketika berbicara tentang lawan jenis. Salah-salah bisa jadi dikira pelakor. Padahal niatan bukan seperti itu.

Makanya, ketika bersama yang ini. Aku berpikir apakah aku demikian? Aku berpikir apakah aku terlalu berlebihan? Aku berpikir, apakah aku terlalu serius? Aku berpikir, apakah aku terlalu membuat ini seperti menjadi lolucon yang – sebenarnya tidak lucu?

Entahlah. Sekali lagi aku tidak tahu. Ketika waktunya tiba dan segala kebenaran terungkap. Semoga diri ini tidak pernah merasakan kepahitan terlalu dalam. Semoga diri ini tidak menjadi penganggu di dalam suatu hubungan orang lain. Semoga.. semoga.. semoga.. hal baik yang terjadi.

Diluar itu, aku hanya mencoba untuk menikmati setiap momentum kehidupan yang ada. Bersyukur bertemu dia? Ya jelas. Bahagia ketemu dia? Iya. Tapi sekedarnya.. kita terkadang hanya bisa menatap kagum dari kejauhan, berada di belakangnya untuk mendukungnya.

Tapi setidak-tidaknya, tolong jangan buat aku terbuai dengan segala kemanisanmu yang hanya untuk menenangkan jiwa dan perasaan. Karena aku sudah sering untuk mendengar hal tersebut hanya sekedar untuk bahan bercanda. Kehidupan itu sudah penuh candaan. Maafkan aku yang terlalu kepedean dan naif dengan segala hal yang telah terjadi.

Tapi terkadang sikapmu yang tidak terbaca membuat diriku berpikir bahwa, semua berbeda. Atau aku yang membuatnya menjadi berbeda? Entah bingung. Pertemuan kita yang kadang diluar dari pemikiran dan kadangkala membuat aku berpikir. Apa maksud semesta mempertemukan kita? Membuat kita hampir sedekat ini? Ketika perpisahan itu tiba, apa kabar perasaanku? Aku benci perpisahan. Mau sesiap apapun dengan perpisahan, akan tetap semenyedihkan dan semenyakitkan itu.

Semoga Tuhan selalu membuka jalan untuk segalanya.

Sebab aku percaya dan yakin sekali bahwa rencana Tuhan lebih baik dan indah dari apapun yang ada di dunia ini. Aku hanya menyerahkan segala sesuatunya kepada sang pencipta. Tuhan tahu mana yang terbaik, di waktu dan tempat yang tepat. Bersama orang yang tepat. Hati ini hanya kembali berserah, dan percaya semua akan baik-baik saja. Semua akan indah pada waktunya.

*walaupun selalu diberikan suatu kekhawatiran untuk selalu mengingat Tuhan, dan tidak mengandalkan kekuatan sendiri.

Hatiku sayang.  Semoga kamu selalu tabah dan sabar dengan segala lika-liku perasaan dan kehidupan yang ada. Dear kamu yang sekarang aku pikirin, semoga jalan yang terbaik yang terjadi.. Aku bingung ketika mau mendoakanmu seperti apa. Tapi aku selalu meminta yang terbaik terjadi atasmu. Jika emang kamu jodohku, akan ada jalan terbaik yang Tuhan bukakan untuk kita. Aduh, kita. ARGHHHH! Natasya kalo udah kayak begini, jadi begonya kumat!!!!!!

Dari aku yang beberapa kali bertemu kamu di jalan tanpa di sengaja. Entah aku bingung kembali apa maksud semesta atas hal tersebut? :) ENTAHLAH! Aku hanya mencoba untuk menikmati segala perasaan yang ada. Karena, apapun itu adalah pembelajaran hidup.

Ditulis dengan hati yang bingung,

 

Palangka Raya, 19 Mei 2022

Bertempatkan di wifi.id depan pom bensin---