Bukan kah sudah sering mendengar kutipaan, "be yourself" ?
Menjadi diri sendiri adalah hal penting dan hal dasar setiap orang. Sering kali orang juga berkata, "jadilah diri sendiri, jangan jadi apa yang dimau oleh orang lain. itu sama saja membohongi diri kalian." menurut aku sendiri itu adalah hal yang benar. Berbohong mengenai pribadi kita merupakan hal yang sulit. Pasti pribadi kita adalah yang dominan.
Hari ini, aku hampir punya masalah dengan teman sekelasku. Hanya karena perbedaan pendapat. Ini adalah H-5 sebelum bazar diadakan. Sebagai mantan ketua bazar pada saat kelas 2 SMA kemarin, tentu saja aku banyak berbicara, supaya bazar tahun ini berjalan lancar. walaupun bukan aku yang memegang kendali.Sudah di tahun akhir di Sekolah Menengah Atas, dan karena sudah mencicipi menjadi ketua, aku rasa itu hal yang cukup melelahkan karena menguras otak, pikiran, dan tenaga. Tentu saja, tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang memimpin anggotanya untuk bersatu dan bekerja sama agar bisa berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.
Tapi berhubung, aku dan ketua yang baru terjadi miskomunikasi, akhirnya, kita hampir adu mulut. Jujur saja, aku juga orang yang tipe baperan. Hal itu hampir terjadi melalui via chat group. Dari membahas menu, hingga harga. Mungkin ada poin yang membuat saya salah di sini. Yaitu, aku yang seakan-akan menekan mereka untuk bekerja. Padahal, maksudku hanya bertanya. Dan pahadal juga, aku bukanlah seorang ketua lagi. Salahnya di situ.
Dan entah kenapa, bawaan diriku yang selalu mengatur orang lain dan menginginkan semua urusan cepat beres dan kelar agar bisa santai kedepannya membuat itu menjadi sifat burukku. Ku akui, tidak semuanya sepemikiran sama diriku. Hanya saja, terkadang kalau kita tidak menyiapkannya matang-matang jauh-jauh hari, takutnya akan kalang kabut sendiri.
Akhirnya, aku putuskan untuk memberikan saran sebagai mantan ketua. Karena saya sudah cukup malas untuk berkomentar lagi, membuat bentrok, dan juga mungkin, akan membuat pertemanan kami merenggang.
Kembali lagi ke topik bahasan. Menjadi diri sendiri. Di sini, aku bukan membenarkan sifat dan sikapku. Aku juga secara terbuka untuk minta maaf jika sifat dan sikap ku itu terlalu perfeksionis dan cukup mengatur yang lainnya. Tapi itu dia, kita dilahirkan dari perbedaan gen, sehingga menghasilkan perbedaan karakter dan berujung multikultural. Aku sendiri juga mengerti, mungkin ada yang jengkel dengan sikap itu. Namanya manusia, tidak pernah luput dari kesalahan, bukan? Pasti punya kelebihan dan kelemahan, entah di dalam apapun itu. Itu lah, kita harus saling menghargai dan menghormati. Termasuk pendapat orang lain.
Yah, mungkin ngomongnya gampang. Hormati dan hargai orang lain, pendapat orang lain. Penerapannya tidak semudah yang dibayangkan. Rasa egois kita kadang mendominan. Mau menang sendiri. Itu lah yang menjadi tantangan kita untuk mengontrol diri sendiri. Bagaimana mengontrol emosi, mengontrol segala sesuatunya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Karena hal itu, aku merasa sangat bersalah. Selalu ada rasa tidak enak terhadap orang-orang yang merasa tersinggung dengan sikap dan sifatku yang sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mengontrolnya agar tidak merugikan orang lain. Yah...kembali lagi ke setiap orang punya karakter yang berbeda-beda. Mungkin, ada orang yang akan menganggapnya hanya angin lalu. Dan... mungkin ada orang yang akan menganggapnya sebagai suatu masalah yang besar. Itu kembali kepada orangnya masing-masing. Maafkan atas segala kekuranganku yang tidak bisa mengontrol cara bicara, raut wajah atau apapun itu.
Mungkin aku orangnya pemarah, tapi, bukan pendendam. Aku mencoba untuk selalu memaafkan orang lain, dan meminta maaf kepada orang lain. walaupun terkadang tidak mudah. Karena, kurasa tidak ada gunanya memiliki dendam dengan orang lain.
Pesan untuk siapapun yang membaca ini, mari kita coba untuk selalu saling menghargai dan menghormati orang lain ya. Entah pendapatnya, entah sikap kita terhadap orang lain, dsb. Jangan menjadi orang yang krisis mental, yang tidak tahu aturan, tidak tahu sopan santun terhadap orang lain. Jadilah contoh yang baik untuk siapapun. Sehingga damai sejahtera kita dapatkan.
Eh.. lanjut lagi. Setelah kejadian memberi saran dan meminta maaf kepada temanku ini, aku jadi merasa sedih dan uring-uringan. Bosan dan galau melandaku. Dan aku benci itu. Ketika sudah galau dan bosan seperti itu, mood langsung down dan menjadi malas untuk ngapa-ngapain. Yah, salah satunya nonton drama. Obatnya kalau sudah gitu, harus ada teman chat alias curhat gitu lho... atau tidur. Tapi sayangnya pilihan kedua, tidak bisa diterapkan karena belum ngantuk.
Dan ketika unmood seperti itu, aku selalu kepikiran orang-orang yang pernah menjadi inspirasi dan pernah mengisi serta memberi warna di hidupku. Ya, bukan berarti sekarang hidupku nggak penuh warna.... Tapi mereka yang 'pernah ikut andil'. Aku merindukan kenangannya. Emang benar, kadang bukan orangnya yang dirindukan, tetapi kenangannya yang begitu bermakna jika kita kehilangan momen itu.:( Jadi, jangan sia-siakan orang yang hadir di hidup kalian ya. Tapi bukan berarti harus bergantung sama mereka. Jadikan aura-aura positif mereka menjadi inspirasi kamu, motivasi untuk kamu. Dan... kalian harus siap dengan kemungkinan mereka akan hilang. Karena, tidak semuanya orang-orang itu akan selalu hadir menemani kamu sampai akhir hayatmu.
Karena itu, jangan terlalu bergantung. Karena kalau sudah gitu, yang sakit kamunya. Karena hilang sandaran hidup ataupun hilang inspirasi atau motivasi kamu. Semoga kalian yang baca, nangkep apa yang aku maksud deh Heehe, aku makin random saja.... Aku tutup ya buat post-an kali ini. Sampai ketemu di post-an berikutnya! :)